Ketika menyeberang di JPO yang menghubungkan Jalan Sindang dan Jalan Pasar Ular, pejalan kaki harus berhati-hati jika tak mau disenggol setang pengendara motor. Pejalan kaki juga harus berlari-lari kecil atau terburu-buru karena sepeda motor sudah mengantre di belakang mereka.
Kejadian ini dialami oleh Mar (52), warga RW 05, Kelurahan Rawa Badak Selatan. Kadang-kadang, sebagai salah satu pengguna jembatan tersebut, Mar merasa terganggu dengan penyerobotan oleh pengendara sepeda motor.
"Merasa terganggu karena takut kesenggol motor. Setiap kali mau lewat sini, banyak pengendara motor yang nyeberang," kata Mar kepada wartawan, di muka jembatan tersebut, Jumat (5/9/2014).
Sesekali, Mar kerap menyeberang menggunakan jembatan itu untuk beraktivitas. Misalnya, saat pulang berbelanja dari Pasar Tanah Abang atau Pasar Jatinegara untuk membeli barang dagangan. Ia selalu memanggul barang belanjaan di atas kepala.
"Bawa belanjaan, takutnya jatuh kalau kesenggol," ujar Mar.
Arni (37), pemilik sebuah rumah makan sekitar lokasi, mengungkapkan hal senada. Setiap pagi, mulai pukul 06.00 sampai sekitar pukul 07.30, jembatan tersebut dipadati oleh pesepeda motor.
"Sore hari juga. Pas jam-jam orang berangkat kerja atau pulang kerja, itu penuh. Kadang kalau kita disenggol, yang marah yang bawa motor," ujar Arni.
Baik Mar maupun Arni mengatakan, jembatan itu sudah puluhan tahun "dijajah" pengendara sepeda motor. Selama sepuluh tahun tinggal di Rawa Badak Selatan, mereka melihat bahwa pengendara sepeda motor sudah melintasi jembatan tersebut. Kedua warga ini berharap, pada masa mendatang, jalur tersebut dapat steril dari pengendara motor.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.