Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Puluhan Tahun JPO Pasar Ular Dijajah Pengendara Motor

Kompas.com - 05/09/2014, 15:51 WIB
Robertus Belarminus

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Di jembatan penyeberangan orang (JPO) depan Pasar Ular, Kelurahan Rawa Badak Selatan, Kecamatan Koja, Jakarta Utara, pejalan kaki harus berbagi ruang dengan pengendara motor. Selama puluhan tahun, jembatan ini dibiarkan diserobot oleh pengendara motor yang merampas hak pengguna jembatan.

Ketika menyeberang di JPO yang menghubungkan Jalan Sindang dan Jalan Pasar Ular, pejalan kaki harus berhati-hati jika tak mau disenggol setang pengendara motor. Pejalan kaki juga harus berlari-lari kecil atau terburu-buru karena sepeda motor sudah mengantre di belakang mereka.

Kejadian ini dialami oleh Mar (52), warga RW 05, Kelurahan Rawa Badak Selatan. Kadang-kadang, sebagai salah satu pengguna jembatan tersebut, Mar merasa terganggu dengan penyerobotan oleh pengendara sepeda motor.

"Merasa terganggu karena takut kesenggol motor. Setiap kali mau lewat sini, banyak pengendara motor yang nyeberang," kata Mar kepada wartawan, di muka jembatan tersebut, Jumat (5/9/2014).

Sesekali, Mar kerap menyeberang menggunakan jembatan itu untuk beraktivitas. Misalnya, saat pulang berbelanja dari Pasar Tanah Abang atau Pasar Jatinegara untuk membeli barang dagangan. Ia selalu memanggul barang belanjaan di atas kepala.

"Bawa belanjaan, takutnya jatuh kalau kesenggol," ujar Mar.

Arni (37), pemilik sebuah rumah makan sekitar lokasi, mengungkapkan hal senada. Setiap pagi, mulai pukul 06.00 sampai sekitar pukul 07.30, jembatan tersebut dipadati oleh pesepeda motor.

"Sore hari juga. Pas jam-jam orang berangkat kerja atau pulang kerja, itu penuh. Kadang kalau kita disenggol, yang marah yang bawa motor," ujar Arni.

Baik Mar maupun Arni mengatakan, jembatan itu sudah puluhan tahun "dijajah" pengendara sepeda motor. Selama sepuluh tahun tinggal di Rawa Badak Selatan, mereka melihat bahwa pengendara sepeda motor sudah melintasi jembatan tersebut. Kedua warga ini berharap, pada masa mendatang, jalur tersebut dapat steril dari pengendara motor.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Megapolitan
Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Megapolitan
Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Megapolitan
Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Megapolitan
Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Megapolitan
Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com