Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sebagian Warga Setuju Lurah Tugu Utara Dimutasi

Kompas.com - 19/09/2014, 16:08 WIB
Robertus Belarminus

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Sebagian warga di Kelurahan Tugu Utara, Kecamatan Koja, Jakarta Utara, menyatakan setuju jika lurah mereka, Mulyadi, dimutasi ke tempat lain. Sebagian warga beralasan, Mulyadi kurang merespons aspirasi warga.

"Masalah mutasi itu saya baru dengar. Ya kalau memang ada yang lebih baik, enggak masalah. Kan mungkin masyarakat butuh figur yang merespons masyarakat," kata AM, warga RT 02 RW 10, kepada Kompas.com, Jumat (19/9/2014).

Menurut AM, kinerja Mulyadi memang baik dalam hal pelayanan. Namun, kadang mantan Lurah Warakas ini kurang merespons keluhan warga.

"Masalah keluhan banjir dan raskin (beras untuk rakyat miskin) itu kurang direspons," ujar AM.

Menurut AM, sebagai wakil masyarakat, Mulyadi seharusnya dapat merespons setiap kepentingan dan kebutuhan warga.

"Visi-misi Jakarta Baru itu kan merespons kepentingan masyarakat. Buat saya, kalau memang dimutasi karena ada kepentingan yang memang buat masyarakat yang kurang dikomodasi, ya enggak apa-apa," ujar AM.

Senada dengan AM, RH (34), warga RT 08 RW 18, menyatakan, dirinya menilai Mulyadi transparan dalam penggunaan anggaran dan juga pembangunan.

"Ya kita sepakatlah. (Mulyadi) dimutasi, kita bersyukur dengan harapan akan lebih baik," ujar RH.

ZN (40), warga lain dari RT 05 RW 11, mengutarakan hal senada. Ia berpendapat, kinerja Mulyadi di kelurahan itu biasa saja. "Kalau tanggapannya, saya merespons positif Lurah Mulyadi dimutasi. Siapa pun pengganti dia, nanti kita berharap, sosok selanjutnya bisa ngayomin masyarakat, bisa menjembatani lebih baik," ujar ZN.

Menurut ZN, Mulyadi kurang membangun komunikasi yang baik dengan warga. Ia menilai, Mulyadi tidak melibatkan perwakilan warga untuk beberapa kegiatan yang seharusnya berlaku demikian.

"Menurut saya, yang terpenting bangun komunikasi dan dapat menyelesaikan masalah di Tugu Utara," ujarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Menyusuri Jalan yang Dilalui Para Korban Tragedi 12 Mei 1998...

Menyusuri Jalan yang Dilalui Para Korban Tragedi 12 Mei 1998...

Megapolitan
Sosok Dimas Aditya Korban Kecelakaan Bus Ciater Dikenal Tak Mudah Marah

Sosok Dimas Aditya Korban Kecelakaan Bus Ciater Dikenal Tak Mudah Marah

Megapolitan
Dua Truk TNI Disebut Menerobos CFD Jakarta, Ini Klarifikasi Kapendam Jaya

Dua Truk TNI Disebut Menerobos CFD Jakarta, Ini Klarifikasi Kapendam Jaya

Megapolitan
Diiringi Isak Tangis, 6 Korban Kecelakaan Bus Ciater Dimakamkan di TPU Parung Bingung

Diiringi Isak Tangis, 6 Korban Kecelakaan Bus Ciater Dimakamkan di TPU Parung Bingung

Megapolitan
Titik Terang Kasus Mayat Terbungkus Sarung di Pamulang: Terduga Pelaku Ditangkap, Identitas Korban Diketahui

Titik Terang Kasus Mayat Terbungkus Sarung di Pamulang: Terduga Pelaku Ditangkap, Identitas Korban Diketahui

Megapolitan
3 Pelajar SMK Lingga Kencana Korban Kecelakaan Bus Dishalatkan di Musala Al Kautsar Depok

3 Pelajar SMK Lingga Kencana Korban Kecelakaan Bus Dishalatkan di Musala Al Kautsar Depok

Megapolitan
Isak Tangis Iringi Kedatangan 3 Jenazah Korban Kecelakaan Bus Ciater: Enggak Nyangka, Pulang-pulang Meninggal...

Isak Tangis Iringi Kedatangan 3 Jenazah Korban Kecelakaan Bus Ciater: Enggak Nyangka, Pulang-pulang Meninggal...

Megapolitan
Terduga Pembunuh Pria Dalam Sarung di Pamulang Ditangkap

Terduga Pembunuh Pria Dalam Sarung di Pamulang Ditangkap

Megapolitan
Pemprov DKI Lepas Ratusan Jemaah Haji Kloter Pertama Asal Jakarta

Pemprov DKI Lepas Ratusan Jemaah Haji Kloter Pertama Asal Jakarta

Megapolitan
Pesan Terakhir Guru SMK Lingga Kencana Korban Kecelakaan Bus di Ciater Subang

Pesan Terakhir Guru SMK Lingga Kencana Korban Kecelakaan Bus di Ciater Subang

Megapolitan
Gratis Untuk Anak Pejuang Kanker, Begini Syarat Menginap di 'Rumah Anyo'

Gratis Untuk Anak Pejuang Kanker, Begini Syarat Menginap di 'Rumah Anyo'

Megapolitan
Gelar 'Napak Reformasi', Komnas Perempuan Ajak Masyarakat Mengingat Tragedi 12 Mei 1998

Gelar "Napak Reformasi", Komnas Perempuan Ajak Masyarakat Mengingat Tragedi 12 Mei 1998

Megapolitan
Jatuh Bangun Pinta Mendirikan 'Rumah Anyo' Demi Selamatkan Para Anak Pejuang Kanker

Jatuh Bangun Pinta Mendirikan 'Rumah Anyo' Demi Selamatkan Para Anak Pejuang Kanker

Megapolitan
Saat Epy Kusnandar Ditangkap karena Narkoba, Diam Seribu Bahasa

Saat Epy Kusnandar Ditangkap karena Narkoba, Diam Seribu Bahasa

Megapolitan
Misteri Mayat Pria Terbungkus Sarung di Pamulang, Diduga Dibunuh Lalu Dibuang

Misteri Mayat Pria Terbungkus Sarung di Pamulang, Diduga Dibunuh Lalu Dibuang

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com