Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ahok: Tukang "Bully" Biasanya Anak Orang Kaya

Kompas.com - 23/09/2014, 11:04 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama mengaku Pemprov DKI tidak punya pilihan memberhentikan 13 siswa SMA Negeri 70, Bulungan, Jakarta Selatan. Mereka terbukti mendapat poin tertinggi karena melanggar peraturan dan tata tertib sekolah. Salah satu peraturan yang dilanggar adalah larangan melakukan tindak kekerasan.

"Saya pikir ini anak-anak mampu ya yang tukang bullying ini, mending anda semua sekolah di swasta, deh. Jangan bersekolah di (sekolah) negeri," kata Basuki, di Balaikota Jakarta, Selasa (23/9/2014).

Pria yang akrab disapa Ahok itu menjelaskan, tidak seharusnya pemerintah memberi subsidi pendidikan gratis kepada siswa-siswi dari keluarga mampu, namun hanya melakukan kekerasan pada rekannya. Terlebih, sekolah negeri di Jakarta terbatas. Kursi di sekolah negeri ini, lanjut dia, lebih layak ditempati oleh anak-anak yang memang bersungguh-sungguh ingin menuntut ilmu.

"Kami (DKI) masih ada 40 persen anak usia 16-18 tahun yang tidak sekolah, sedangkan sekolah negeri kami terbatas. Sekolah negeri ini kan tidak perlu bayar, jadi tukang bully mending pindah ke sekolah swasta saja," kata Basuki.

Aksi bullying atau perpeloncoan senior terhadap junior tampaknya sudah menjadi tradisi di SMA Negeri 70, Bulungan. Tradisi yang dilakukan di luar sekolah itu dilakukan turun temurun. Selain itu tak jarang, siswa nya melakukan tawuran dengan sekolah lain yang tak jauh lokasinya, SMA Negeri 6.

Ketiga belas siswa kelas XII SMA Negeri 70 itu dikeluarkan dari sekolah karena aksi bullying terhadap juniornya hingga luka-luka. Aksi bullying itu dilakukan di kawasan Gelora Bung Karno (GBK).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Polisi Kantongi Identitas Preman Perusak Gerobak Bubur Pakai Celurit di Jatinegara

Polisi Kantongi Identitas Preman Perusak Gerobak Bubur Pakai Celurit di Jatinegara

Megapolitan
Preman Penghancur Gerobak Bubur di Jatinegara Masih Buron

Preman Penghancur Gerobak Bubur di Jatinegara Masih Buron

Megapolitan
Jambret Beraksi di Depan JIS, Salah Satu Pelaku Diduga Wanita

Jambret Beraksi di Depan JIS, Salah Satu Pelaku Diduga Wanita

Megapolitan
Kondisi Terkini TKP Brigadir RAT Bunuh Diri: Sepi dan Dijaga Polisi

Kondisi Terkini TKP Brigadir RAT Bunuh Diri: Sepi dan Dijaga Polisi

Megapolitan
Wanita Jatuh ke Celah Peron dan Gerbong KRL di Stasiun Manggarai

Wanita Jatuh ke Celah Peron dan Gerbong KRL di Stasiun Manggarai

Megapolitan
Tepergok Curi Motor di Kelapa Gading, Pelaku Tembaki Sekuriti dengan Airsoft Gun

Tepergok Curi Motor di Kelapa Gading, Pelaku Tembaki Sekuriti dengan Airsoft Gun

Megapolitan
Kompolnas Tetap Dorong Brigadir RAT Diotopsi: Untuk Memperjelas Penyebab Kematian

Kompolnas Tetap Dorong Brigadir RAT Diotopsi: Untuk Memperjelas Penyebab Kematian

Megapolitan
Bule AS Terkesan dengan KRL Jakarta: Lebih Bagus dan Bersih dari Subway New York dan Chicago

Bule AS Terkesan dengan KRL Jakarta: Lebih Bagus dan Bersih dari Subway New York dan Chicago

Megapolitan
Kompolnas Dorong Penyelidikan dan Penyidikan Kasus Bunuh Diri Brigadir RAT Secara Profesional

Kompolnas Dorong Penyelidikan dan Penyidikan Kasus Bunuh Diri Brigadir RAT Secara Profesional

Megapolitan
Tak Terkait SARA, Perusakan Gerobak Bubur di Jatinegara Murni Aksi Premanisme

Tak Terkait SARA, Perusakan Gerobak Bubur di Jatinegara Murni Aksi Premanisme

Megapolitan
Polisi Bubarkan Pemuda yang Nongkrong Hingga Larut Malam di Jakut Demi Hindari Tawuran

Polisi Bubarkan Pemuda yang Nongkrong Hingga Larut Malam di Jakut Demi Hindari Tawuran

Megapolitan
Dua Pemuda Terjerat Pinjol Pilih Merampok, Berakhir Dipenjara dengan Ancaman Hukuman 12 Tahun

Dua Pemuda Terjerat Pinjol Pilih Merampok, Berakhir Dipenjara dengan Ancaman Hukuman 12 Tahun

Megapolitan
Keluarga Tolak Otopsi Jenazah Brigadir RAT yang Bunuh Diri di Mampang

Keluarga Tolak Otopsi Jenazah Brigadir RAT yang Bunuh Diri di Mampang

Megapolitan
Pemilik Rumah Tempat Brigadir RAT Bunuh Diri Minta Publik Tak Berasumsi

Pemilik Rumah Tempat Brigadir RAT Bunuh Diri Minta Publik Tak Berasumsi

Megapolitan
Jenazah Brigadir RAT Telah Dibawa Pihak Keluarga dari RS Polri Kramat Jati

Jenazah Brigadir RAT Telah Dibawa Pihak Keluarga dari RS Polri Kramat Jati

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com