Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Layanan Pemakaman "Online", Tak Bisa Pilih-pilih Tumpang Makam Lagi

Kompas.com - 03/10/2014, 13:39 WIB
Jessi Carina

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Sistem pemakaman tumpang yang selama ini dilakukan di taman pemakaman umum (TPU) di Jakarta, seperti TPU Karet Bivak, sudah berjalan. Namun, ternyata pihak pengelola makam memiliki kriteria tersendiri dalam memilih makam yang akan ditumpang.

"Tapi, kalau lewat sistem pemakaman online, tidak bisa pilih-pilih lagi," ujar Sugiharto di TPU Karet Bivak, Jumat (3/10/2014).

Sugiharto mengatakan, pihak pengelola biasanya menggunakan makam yang sudah kedaluwarsa untuk ditumpang dengan makam lain. Makam kedaluwarsa adalah makam yang sudah tidak diurus secara administratif oleh keluarga selama satu periode atau tiga tahun.

Selain itu, bisa juga pihak pengelola melakukan sistem tumpang dengan makam yang masih memiliki hubungan keluarga dengan jenazah baru.

Yang menjadi kendala adalah apabila yang makam kedaluwarsa itu adalah makam orang penting atau keluarga orang penting. Beberapa kali pernah terjadi, pihak pengelola melakukan sistem tumpang terhadap makam salah satu orang penting.

Sugiharto tidak menjelaskan lebih lanjut mengenai identitas jenazah dalam makam itu. Namun, dia mencontohkan bisa saja itu seperti makam pahlawan atau tokoh-tokoh di Indonesia. Ketika makam orang itu ditumpangi dengan jenazah baru, barulah pihak keluarga merasa marah.

Sugiharto, sebagai Kepala TPU, tak jarang disalahkan oleh pemimpinnya dan beberapa orang penting yang makam keluarganya ditumpang. "Makanya, sekali lagi yang tahu soal teknis seperti itu ya orang di lapangan," ujar Sugiharto.

Dengan sistem layanan online, makam kedaluwarsa akan terdeteksi tanpa memperhatikan identitas jenazah di makam tersebut sehingga menumpangi makam milik orang penting bisa terjadi. "Tak masalah jika seperti itu, tapi ya kita tidak bisa disalahkan lagi," ujar Sugiharto.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kekerasan Seksual terhadap Anak Naik 60 Persen, KPAI Ungkap Penyebabnya

Kekerasan Seksual terhadap Anak Naik 60 Persen, KPAI Ungkap Penyebabnya

Megapolitan
Gerindra Kantongi 7 Nama Kader Internal untuk Pilkada Tangsel, Tak Ada Komika Marshel Widianto

Gerindra Kantongi 7 Nama Kader Internal untuk Pilkada Tangsel, Tak Ada Komika Marshel Widianto

Megapolitan
Kaesang Dinilai Tak Cocok Jadi Cawalkot Bekasi karena Tak Lahir dan Besar di Bekasi

Kaesang Dinilai Tak Cocok Jadi Cawalkot Bekasi karena Tak Lahir dan Besar di Bekasi

Megapolitan
Gerindra Pastikan Bakal Usung Kader Internal pada Pilkada Tangsel 2024

Gerindra Pastikan Bakal Usung Kader Internal pada Pilkada Tangsel 2024

Megapolitan
Diisukan Maju Cawalkot Bekasi, Kaesang Disebut Butuh Panggung Politik buat Dongkrak Popularitas

Diisukan Maju Cawalkot Bekasi, Kaesang Disebut Butuh Panggung Politik buat Dongkrak Popularitas

Megapolitan
Zoe Levana Terjebak 4 Jam di Jalur Transjakarta, Bisa Keluar Setelah Bus Penuh Penumpang lalu Jalan

Zoe Levana Terjebak 4 Jam di Jalur Transjakarta, Bisa Keluar Setelah Bus Penuh Penumpang lalu Jalan

Megapolitan
Cibubur Garden Eat & Play: Harga Tiket Masuk, Wahana dan Jam Operasional Terbaru

Cibubur Garden Eat & Play: Harga Tiket Masuk, Wahana dan Jam Operasional Terbaru

Megapolitan
Fakta-fakta Komplotan Begal Casis Polri di Jakbar: Punya Peran Berbeda, Ada yang Bolak-balik Dipenjara

Fakta-fakta Komplotan Begal Casis Polri di Jakbar: Punya Peran Berbeda, Ada yang Bolak-balik Dipenjara

Megapolitan
Kecelakaan Beruntun di 'Flyover' Summarecon Bekasi, Polisi Pastikan Tak Ada Korban Jiwa

Kecelakaan Beruntun di "Flyover" Summarecon Bekasi, Polisi Pastikan Tak Ada Korban Jiwa

Megapolitan
Kekerasan Seksual yang Terulang di Keluarga dan Bayang-bayang Intimidasi

Kekerasan Seksual yang Terulang di Keluarga dan Bayang-bayang Intimidasi

Megapolitan
Kapolres Tangsel Ingatkan Warga Jaga Keamanan, Singgung Maraknya Curanmor dan Tawuran

Kapolres Tangsel Ingatkan Warga Jaga Keamanan, Singgung Maraknya Curanmor dan Tawuran

Megapolitan
Komika Marshel Widianto Jadi Kandidat Gerindra untuk Pilkada Tangsel 2024

Komika Marshel Widianto Jadi Kandidat Gerindra untuk Pilkada Tangsel 2024

Megapolitan
Babak Baru Konflik Kampung Bayam: Ketua Tani Dibebaskan, Warga Angkat Kaki dari Rusun

Babak Baru Konflik Kampung Bayam: Ketua Tani Dibebaskan, Warga Angkat Kaki dari Rusun

Megapolitan
Pengakuan Zoe Levana soal Video 'Tersangkut' di Jalur Transjakarta, Berujung Denda Rp 500.000

Pengakuan Zoe Levana soal Video "Tersangkut" di Jalur Transjakarta, Berujung Denda Rp 500.000

Megapolitan
Libur Panjang Waisak, Ganjil Genap di Jakarta Ditiadakan 23-24 Mei 2024

Libur Panjang Waisak, Ganjil Genap di Jakarta Ditiadakan 23-24 Mei 2024

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com