Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pintu M1 Ditutup, Pengalihan Lalu Lintas Hanya Sementara

Kompas.com - 08/10/2014, 16:48 WIB

TANGERANG, KOMPAS.com — Pengalihan arus lalu lintas terkait penutupan Pintu M1 Bandara Internasional Soekarno-Hatta-jalan belakang dari Kota Tangerang, Selasa (7/10) pagi hingga sore, berjalan lancar. Namun, dengan penutupan akses pintu belakang tersebut, jarak tempuh warga ke bandara yang tadinya hanya sekitar 6 kilometer menjadi 14 kilometer.

Senior General Manager PT Angkasa Pura II Cabang Utama Bandara Soekarno-Hatta, Bram Bharoto Tjiptadi, Selasa (7/10), menyatakan, uji coba pengalihan arus lalu lintas dalam rangka pembangunan stasiun kereta api bandara itu hanya bersifat sementara.

”Pembangunan stasiun kereta api sudah mendesak sehingga harus segera dilakukan penutupan sementara Pintu M1. Namun, jika pembangunan Tol Kunciran-Cengkareng dan Jembatan Rawa Bokor terbangun, akses jalan alternatif ini akan ditutup. Akses ini akan dikembalikan sebagai kawasan tertutup seperti semula,” katanya.

Pintu M1 secara resmi ditutup, pukul 10.00. Setelah pintu ditutup, Bram bersama Kepala Polres Bandara Soekarno-Hatta Komisaris Besar CH Patoppoi dan Kepala Dinas Perhubungan Kota Tangerang Herman Suwarman melintas pada jalur searah di Perimeter Selatan menuju Karantina hingga Jalan Pembangunan 1.

Setelah melihat arus lalu lintas yang agak padat pada titik pertemuan dari jalur Perimeter Selatan-Jalan Pembangunan 1 (dari arah Tol Sedyatmo), rombongan melintas ke jalur Perimeter Utara (dari arah bandara menuju Kota Tangerang).

Kompas yang ikut melintas jalur itu mencatat, butuh waktu hampir 15 menit untuk sampai ke Terminal 1A dengan laju kendaraan 60 km per jam dan jalan dalam kondisi lengang. Jalur Perimeter Selatan sepanjang 9 kilometer dari Jalan Surya Darma hingga Jalan Pembangunan 1.

Berdasarkan data, dalam sehari 4.000 kendaraan melewati Pintu M1. Dari jumlah itu, 60 persen di antaranya adalah kendaraan yang hanya melintas bandara. Hanya 40 persen kendaraan yang benar-benar dengan tujuan bandara.

Kepala Dinas Perhubungan Kota Tangerang Herman Suwarman mengatakan, uji coba masih akan terus berlangsung hingga waktu yang belum ditetapkan.

”Uji coba akan dilakukan pada pagi dan sore hari dengan kondisi lalu lintas yang berbeda. Perkembangan uji coba ini akan terus dipantau dan tidak mungkin hanya dilihat dalam waktu singkat. Akan dievaluasi terus,” katanya.

Menurut Herman, jalur pengalihan arus tersebut tidak ideal karena terlalu memutar. ”Kekurangan yang ada akan diperbaiki secara bertahap,” kata Herman.

Butuh jalan penghubung

Herman mengatakan, pihaknya mengusulkan agar PT Angkasa Pura II selaku pengelola bandara dapat membangun jalan penghubung antara Jalan Pembangunan 3 dan jalur Perimeter Selatan sepanjang 270 meter. Kehadiran jalan ini untuk memperpendek jarak tempuh yang dilalui warga sehingga tidak perlu melalui Jalan Surya Dharma dan selanjutnya memutar di depan M1 menuju Perimeter Selatan.

Patoppoi mengatakan, pihaknya menyiagakan 500 personel gabungan untuk membantu kelancaran lalu lintas terkait penutupan Pintu M1 tersebut. Personel gabungan tersebut terdiri dari Polres Bandara Soekarno-Hatta dan Polres Tangerang Kota, serta Dinas Perhubungan Kota Tangerang.

Sementara itu, sejumlah warga menilai pengalihan arus lalu lintas tersebut terlalu panjang dan berliku. ”Tidak praktis. Waktu tempuhnya lama karena harus berputar mengelilingi pinggiran bandara menuju terminal,” ujar Mulyadi (30), warga Serpong, saat tiba di Jalan Pembangunan 1. (PIN)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Menyusuri Jalan yang Dilalui Para Korban Tragedi 12 Mei 1998...

Menyusuri Jalan yang Dilalui Para Korban Tragedi 12 Mei 1998...

Megapolitan
Sosok Dimas Aditya Korban Kecelakaan Bus Ciater Dikenal Tak Mudah Marah

Sosok Dimas Aditya Korban Kecelakaan Bus Ciater Dikenal Tak Mudah Marah

Megapolitan
Dua Truk TNI Disebut Menerobos CFD Jakarta, Ini Klarifikasi Kapendam Jaya

Dua Truk TNI Disebut Menerobos CFD Jakarta, Ini Klarifikasi Kapendam Jaya

Megapolitan
Diiringi Isak Tangis, 6 Korban Kecelakaan Bus Ciater Dimakamkan di TPU Parung Bingung

Diiringi Isak Tangis, 6 Korban Kecelakaan Bus Ciater Dimakamkan di TPU Parung Bingung

Megapolitan
Titik Terang Kasus Mayat Terbungkus Sarung di Pamulang: Terduga Pelaku Ditangkap, Identitas Korban Diketahui

Titik Terang Kasus Mayat Terbungkus Sarung di Pamulang: Terduga Pelaku Ditangkap, Identitas Korban Diketahui

Megapolitan
3 Pelajar SMK Lingga Kencana Korban Kecelakaan Bus Dishalatkan di Musala Al Kautsar Depok

3 Pelajar SMK Lingga Kencana Korban Kecelakaan Bus Dishalatkan di Musala Al Kautsar Depok

Megapolitan
Isak Tangis Iringi Kedatangan 3 Jenazah Korban Kecelakaan Bus Ciater: Enggak Nyangka, Pulang-pulang Meninggal...

Isak Tangis Iringi Kedatangan 3 Jenazah Korban Kecelakaan Bus Ciater: Enggak Nyangka, Pulang-pulang Meninggal...

Megapolitan
Terduga Pembunuh Pria Dalam Sarung di Pamulang Ditangkap

Terduga Pembunuh Pria Dalam Sarung di Pamulang Ditangkap

Megapolitan
Pemprov DKI Lepas Ratusan Jemaah Haji Kloter Pertama Asal Jakarta

Pemprov DKI Lepas Ratusan Jemaah Haji Kloter Pertama Asal Jakarta

Megapolitan
Pesan Terakhir Guru SMK Lingga Kencana Korban Kecelakaan Bus di Ciater Subang

Pesan Terakhir Guru SMK Lingga Kencana Korban Kecelakaan Bus di Ciater Subang

Megapolitan
Gratis Untuk Anak Pejuang Kanker, Begini Syarat Menginap di 'Rumah Anyo'

Gratis Untuk Anak Pejuang Kanker, Begini Syarat Menginap di 'Rumah Anyo'

Megapolitan
Gelar 'Napak Reformasi', Komnas Perempuan Ajak Masyarakat Mengingat Tragedi 12 Mei 1998

Gelar "Napak Reformasi", Komnas Perempuan Ajak Masyarakat Mengingat Tragedi 12 Mei 1998

Megapolitan
Jatuh Bangun Pinta Mendirikan 'Rumah Anyo' Demi Selamatkan Para Anak Pejuang Kanker

Jatuh Bangun Pinta Mendirikan 'Rumah Anyo' Demi Selamatkan Para Anak Pejuang Kanker

Megapolitan
Saat Epy Kusnandar Ditangkap karena Narkoba, Diam Seribu Bahasa

Saat Epy Kusnandar Ditangkap karena Narkoba, Diam Seribu Bahasa

Megapolitan
Misteri Mayat Pria Terbungkus Sarung di Pamulang, Diduga Dibunuh Lalu Dibuang

Misteri Mayat Pria Terbungkus Sarung di Pamulang, Diduga Dibunuh Lalu Dibuang

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com