Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

UKP4: Belum Pernah Ada Kajian Terintegrasi untuk "Giant Sea Wall"!

Kompas.com - 10/10/2014, 19:08 WIB
Sabrina Asril

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Proyek Giant Sea Wall di tepi Teluk Jakarta yang peletakan batu pertamanya dilakukan pada Kamis (9/10/2014), langsung mendatangkan tanya. Proyek itu disebut tidak melewati studi terintegrasi.

"Saya berpendapat berdasar informasi yang saya peroleh bahwa saya belum pernah melihat suatu studi yang terintegrasi dari Giant Sea Wall," ujar Kepala Unit Kerja Presiden Bidang Pengawasan dan Pengendalian Pembangunan (UKP4) Kuntoro Mangkusubroto, di Kantor UKP4, Jakarta, Jumat (10/10/2014).

"Kita perlu menunggu terlebih dulu (studi terintegrasi) itu semuanya, sebelum ini diputuskan," lanjut Kuntoro. Meski sudah ada peletakan batu pertama (ground breaking), Kuntoro mengingatkan tetap harus ada kajian mendalam atas megaproyek itu.

Mantan Menteri Eneergi dan Sumber Daya Mineral pada era Presiden BJ Habibie itu memaparkan kajian yang harus dipenuhi terkait dengan subduksi atau penuruunan tanah di DKI Jakarta dan kenaikan air laut.

"Ciliwung dan Cisadane itu efeknya apa sih pada aliran sungai? Kalau kita belum bisa menjawab pertanyaan-pertanyaan ini, apakah giant sea wall itu bisa menjawab persoalan utama," papar Kuntoro.

"Saya kira hal-hal sederhana ini, sederhana dalam artian pertanyaanya, atau menjawabnya. Saya kira harus ada dulu (kajian menyeluruh) sebelum kita mengambil langkah yang tepat ini," imbuh Kuntoro.

Meski demikian, Kuntoro mengakui UKP4 tak bisa menegur proyek yang sudah dimulai tanpa ada kajian mendalam tersebut. Terlebih lagi, ujar dia, masa kerja UKP4 akan segera berakhir pada 20 Oktober 2014, seiring berakhirnya periode pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.

"UKP4 kan tinggal seminggu lagi umurnya. Saya kira ya kami tahu diri lah untuk tidak bertanya aneh-aneh lagi. Itu juga sudah di-grounbreaked ya kami serahkan pada pemerintahan yang akan datang," kata Kuntoro.

Pembangunan tanggul raksasa alias Giant Sea Wall di Tepi Teluk Jakarta, sudah dimulai dengan peletakan batu pertama, Kamis (9/10/2014). Tanggul ini digarap dengan berbagi antara Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, Pemerintah Pusat, dan swasta. Untuk pembangunan tahap pertama fase A, akan dibangun tanggul dulu sepanjang 32 kilometer.

Pembangunan tanggul ini dijadwalkan rampung dalam tiga tahun, yaitu mulai 2015 hingga 2017. Pemerintah Pusat dan Pemerintah Provinsi DKI akan mengerjakan bersama 8 kilometer tanggul ini. Adapun 24 kilometer tanggul selebihnya, dikerjakan oleh perusahaan pengembang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Megapolitan
Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Megapolitan
Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Megapolitan
Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Megapolitan
Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Megapolitan
Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com