Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kartu Jakarta Pintar Belum Tepat Sasaran

Kompas.com - 15/10/2014, 10:13 WIB
Jessi Carina

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Salah satu program pemerintahan Joko Widodo dan Basuki Tjahaja Purnama yaitu Kartu Jakarta Pintar sudah hampir memasuki tahun kedua. Dalam implementasinya, program KJP ternyata menyimpan banyak kendala.

Wahyono, guru kelas 4 di SDN Kenari 08 Pagi, Jakarta Pusat, mengungkapkan hal itu. Wahyono merupakan guru yang berwenang dalam mengurus usulan Kartua Jakarta Pintar dari orangtua siswa di SDN Kenari 08 Pagi. Dia mengaku, ada kendala yang terjadi selama dia mengurus program ini.

"Saya mencoba mengikuti peraturan gubernur yah. Kalau Kartu Jakarta Pintar itu harus tepat sasaran," ujar Wahyono di SDN Kenari 08 Pagi, Jakarta Pusat, Selasa (14/10/2014).

Pengusulan KJP bagi siswa membutuhkan Surat Keterangan Tidak Mampu (SKTM) dari kelurahan. Pada awal peluncurannya, kata Wahyono, pengusulan KJP dimulai dari kelurahan. Sehingga, pihak sekolah tinggal memproses usulan tersebut tanpa bisa mengkontrol apakah calon penerima KJP memang berhak.

Sebagai informasi, ada beberapa kriteria mengenai siapa yang berhak menerima KJP. Kata Wahyono, beberapa di antaranya adalah dilihat dari pekerjaan orangtua, tidak memiliki rumah, tidak boleh memiliki uang saku di atas Rp 10.000, tidak memiliki telepon genggam yang berharga di atas Rp 1 juta, dan menggunakan angkutan umum.

Saat ini, sistemnya sudah diubah. Pengusulan KJP oleh orangtua siswa ditunjuk langsung oleh sekolah bukan lagi kelurahan. Kata Wahyono, ini berarti sekolah memiliki wewenang untuk menentukan siapa yang berhak.

Pihak sekolah akan mendatangi ke rumah-rumah calon penerima KJP untuk mencari tahu apa mereka benar tidak mampu. "Jujur saja, di sekolah ini ada yang orangtuanya bawa tablet tetapi menerima KJP," ujar Wahyono.

Namun, hal ini juga menimbulkan kendala baru. Kendala baru adalah ketika sekolah memutuskan untuk memberhentikan program KJP bagi salah satu siswa yang sebenarnya mampu. Jika sudah seperti itu, pasti akan ada konflik antara guru dan orangtua. Wahyono merasa serba salah.

"Nanti kan ada anggapan 'ah setelah bapak ke rumah saya kok saya enggak dapet KJP lagi', begitu," ujar Wahyono.

Namun, kata dia, hal itu mau tak mau harus dilakukan, demi terwujudnya tujuan KJP untuk memberi bantuan pendidikan bagi siswa yang benar-benar kurang mampu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Senior yang Aniaya Taruna STIP Panik saat Korban Tumbang, Polisi: Dia Berusaha Bantu, tapi Fatal

Senior yang Aniaya Taruna STIP Panik saat Korban Tumbang, Polisi: Dia Berusaha Bantu, tapi Fatal

Megapolitan
Pengemis yang Suka Marah-marah Dijenguk Adiknya di RSJ, Disebut Tenang saat Mengobrol

Pengemis yang Suka Marah-marah Dijenguk Adiknya di RSJ, Disebut Tenang saat Mengobrol

Megapolitan
BOY STORY Bawakan Lagu 'Dekat di Hati' Milik RAN dan Joget Pargoy

BOY STORY Bawakan Lagu "Dekat di Hati" Milik RAN dan Joget Pargoy

Megapolitan
Lepas Rindu 'My Day', DAY6 Bawakan 10 Lagu di Saranghaeyo Indonesia 2024

Lepas Rindu "My Day", DAY6 Bawakan 10 Lagu di Saranghaeyo Indonesia 2024

Megapolitan
Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Megapolitan
Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Megapolitan
Mulai Hari Ini, KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Cagub Independen

Mulai Hari Ini, KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Cagub Independen

Megapolitan
Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Megapolitan
Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com