Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengelola Monas Minta Foto "Before-After" Area "Syukuran Rakyat"

Kompas.com - 17/10/2014, 15:59 WIB
Adysta Pravitra Restu

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Unit pengelola kawasan Monumen Nasional (Monas), Gambir, Jakarta Pusat, meminta panitia "Syukuran Rakyat" mengambil foto area lokasi acara. Permintaan ini untuk memastikan bahwa panitia acara dapat mempertanggungjawabkan penggunaan tempat untuk acara yang berlangsung pada 20 Oktober 2014 itu.

"Saya sudah minta. Ayo, kita foto bersama area, ada before dan after sehingga ada aset rusak dapat dikembalikan seperti semula," kata Kepala UP kawasan Monas Rini Hariyani di kantornya, Jumat (17/10/2014).

Ia mengatakan, hal itu dimintanya untuk mengantisipasi kerusakan di kawasan Monas. Pasalnya, jumlah massa yang dikatakan mencapai 150.000 orang itu akan berada dalam peringatan syukuran rakyat di Monas.

Perihal foto sebelum dan sesudah acara itu, kata dia, telah disampaikan secara langsung kepada panitia termasuk ketua Syukuran Rakyat, yakni Abdee Negara.

"Bukan maksud apa-apa. Monas kan menampung massa mereka. Kita khawatirkan kerusakan terjadi kalau tidak ada bukti itu kan susah juga. Kami tak terima uang, kami terima perbaikan. Kalau terjadi, ya kita tuntut perbaikan seperti semula," ujar Rini.

Rini berharap, panitia dapat membantu penjagaan di kawasan Monas. Meski pihak panitia telah mengklaim persiapan dan jalannya acara telah tercantum dalam standar operasional prosedur (SOP) mereka, perlakuan relawan atau Slankers di lokasi Syukuran Rakyat masih memerlukan pantauan khusus.

Oleh karena itu, kata dia, UP Monas meminta panitia menjalankan prosedur perizinan sesuai dengan birokrasi DKI Jakarta. Surat dari Sekretaris Daerah itu dikeluarkan untuk perizinan ke Polda Metro Jaya. Namun, hingga kini panitia belum kembali ke UP Monas untuk menyerahkan surat izin keramaian.

"Ini baru ada surat loading barang. Surat ini keluar dari Polda dan bisa saja panitia memperisapkan dengan taruh barang di kawasan. Tapi kalau hingga hari H belum ada surat izin keramaian, panitia bisa diminta membongkar kembali barang yang ada di kawasan," tutur Rini.

Selain itu, terkait sampah, Rini mengungkapkan, tidak hanya berpangku pada tim pemulung atau juru semut dari relawan Jokowi. UP Monas juga mengerahkan tim sapu jagat Monas untuk ikut andil dalam pembersihan kawasan itu. Hal ini mengingat sudah pahamnya petugas lapangan Monas terhadap kegiatan-kegiatan semacam itu.

"Petugas tahu dan sudah paham SOP untuk bersihkan kawasan Monas. Yang penting itu acara rakyat itu selesai tidak terlalu malam. Maunya, selesai Jokowi jamming, jam 21.00-22.00 Monas sudah dapat dibersihkan. Itu kan pagi dari jam 05.00 mau dipakai orang buat olahraga," kata dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Polisi Harap Rekonstruksi Kasus Penganiayaan Taruna STIP Digelar Langsung di TKP

Polisi Harap Rekonstruksi Kasus Penganiayaan Taruna STIP Digelar Langsung di TKP

Megapolitan
Oknum Pejabat Kemenhub Ucap Sumpah Sambil Injak Kitab Suci untuk Buktikan Tak Selingkuh

Oknum Pejabat Kemenhub Ucap Sumpah Sambil Injak Kitab Suci untuk Buktikan Tak Selingkuh

Megapolitan
Kumpulkan 840.640 KTP, Dharma Pongrekun Juga Unggah Surat Dukungan untuk Perkuat Syarat Cagub Independen

Kumpulkan 840.640 KTP, Dharma Pongrekun Juga Unggah Surat Dukungan untuk Perkuat Syarat Cagub Independen

Megapolitan
Kronologi Tabrak Lari di Gambir yang Bikin Ibu Hamil Keguguran, Pelat Mobil Pelaku Tertinggal di TKP

Kronologi Tabrak Lari di Gambir yang Bikin Ibu Hamil Keguguran, Pelat Mobil Pelaku Tertinggal di TKP

Megapolitan
Ulah Nekat Pria di Jakut, Curi Ban Beserta Peleknya dari Mobil yang Terparkir gara-gara Terlilit Utang

Ulah Nekat Pria di Jakut, Curi Ban Beserta Peleknya dari Mobil yang Terparkir gara-gara Terlilit Utang

Megapolitan
Dharma Pongrekun Unggah 840.640 Dukungan Warga DKI ke Silon, KPU: Syarat Minimal Terpenuhi

Dharma Pongrekun Unggah 840.640 Dukungan Warga DKI ke Silon, KPU: Syarat Minimal Terpenuhi

Megapolitan
Istri Oknum Pejabat Kemenhub Akui Suaminya Ucap Sumpah Sambil Injak Kitab Suci

Istri Oknum Pejabat Kemenhub Akui Suaminya Ucap Sumpah Sambil Injak Kitab Suci

Megapolitan
Polisi Tangkap Pelaku Tabrak Lari di Gambir yang Sebabkan Ibu Hamil Keguguran

Polisi Tangkap Pelaku Tabrak Lari di Gambir yang Sebabkan Ibu Hamil Keguguran

Megapolitan
Polisi Akan Datangi Rumah Pemilik Fortuner yang Halangi Perjalanan Ambulans di Depok

Polisi Akan Datangi Rumah Pemilik Fortuner yang Halangi Perjalanan Ambulans di Depok

Megapolitan
Polisi Selidiki Kasus Penistaan Agama yang Diduga Dilakukan Oknum Pejabat Kemenhub

Polisi Selidiki Kasus Penistaan Agama yang Diduga Dilakukan Oknum Pejabat Kemenhub

Megapolitan
Viral Video Perundungan Pelajar di Citayam, Korban Telepon Orangtua Minta Dijemput

Viral Video Perundungan Pelajar di Citayam, Korban Telepon Orangtua Minta Dijemput

Megapolitan
Curhat Warga Rawajati: Kalau Ada Air Kiriman dari Bogor, Banjirnya kayak Lautan

Curhat Warga Rawajati: Kalau Ada Air Kiriman dari Bogor, Banjirnya kayak Lautan

Megapolitan
Heru Budi Bakal Lanjutkan Pelebaran Sungai Ciliwung, Warga Terdampak Akan Didata

Heru Budi Bakal Lanjutkan Pelebaran Sungai Ciliwung, Warga Terdampak Akan Didata

Megapolitan
Ibu Hamil Jadi Korban Tabrak Lari di Gambir, Kandungannya Keguguran

Ibu Hamil Jadi Korban Tabrak Lari di Gambir, Kandungannya Keguguran

Megapolitan
Jawab Kritikan Ahok Soal Penonaktifan NIK KTP, Heru Budi: Pemprov DKI Hanya Menegakkan Aturan

Jawab Kritikan Ahok Soal Penonaktifan NIK KTP, Heru Budi: Pemprov DKI Hanya Menegakkan Aturan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com