Kendati demikian, keluarga Amanda masih belum mau menerima iktikad baik tersebut. Eveline (30), ibunda Amanda, mengatakan, pihak STC meminta keluarga Amanda untuk menghapuskan dendam dan menerima dengan ikhlas kepergian putri sulung mereka.
"Saya pribadi sih enggak dendam. Kalau mereka mau silaturahim saya welcome, tetapi saya masih marah. Jujur, saya marah," ucap Eveline, sambil terisak, Jumat (14/11/2014).
Ia menjelaskan, pihak STC sudah dua kali berupaya mendatangi kediamannya, tetapi belum ada kata-kata minta maaf dan mengakui insiden Amanda tewas tersetrum merupakan kesalahan mereka. Eveline masih menunggu pihak STC untuk melakukan hal itu.
"Kalau perlu sampai publikasi dengan media massa, biar semua orang tahu mereka salah," kata istri teknisi lepas ini.
Sementara itu, saat disambangi Kompas.com, pihak STC belum juga memberikan pernyataan resmi terkait tewasnya bocah SD itu. "Ada apa lagi, Mbak? Sudah selesai masalah itu, sudah diselesaikan secara kekeluargaan," ujar Wakil Kepala Sekuriti STC Sukarbi.
Ia pun melarang Kompas.com untuk menemui pihak manajemen gedung. "Nanti saja ya, belum ada informasi lagi," ucap dia.
Diketahui, Amanda tersengat listrik saat memegang pagar pembatas lantai satu Gedung STC, Senin (10/11/2014) lalu. Pagar tersebut diduga dialiri listrik bertegangan tinggi. Amanda pun tewas seketika.
Tubuh Amanda membiru dan langsung kaku sepuluh menit sejak ia tersengat. Nyawanya pun tak tertolong saat dilarikan ke RS Pusat Pertamina. Hasil visum dari Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo menyatakan, Amanda tewas karena tersengat listrik.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.