Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kini, Warga Pesanggrahan Minta Lahannya Dibebaskan

Kompas.com - 02/12/2014, 11:45 WIB
JAKARTA, KOMPAS.com - Penolakan dan permintaan ganti rugi disampaikan warga yang bermukim di RT 01 dan 15 RW 01 Kelurahan Pesanggrahan, Kecamatan Pesanggrahan, Jakarta Selatan. Mereka menuntut lahan segara dibebaskan lantaran di kawasan itu menjadi banjir setelah normalisasi Kali Pesanggrahan.

Warga meminta Pemerintah Kota Administrasi Jakarta Selatan membebaskan lahan walanpun tidak termasuk dalam proyek normalisasi Kali Pesanggrahan maupun proyek pembangunan jalan inspeksi sepanjang proyek normalisasi.

Pantauan Warta Kota di sana, Senin (1/12), menunjukkan rumah warga berbatasan langsung dengan jalan inspeksi, tepatnya sebelah barat TPU Tanah Kusir tersebut rawan banjir. Selain topografi yang rendah atau lebih rendah sekitar 50 cm hingga satu meter dari permukaan jalan inspeksi.

Walau kondisi pemukiman dalam keadaan kering saat ini, saluran air yang terlihat lebih rendah dibandingkan dengan tanggul sungai diperkirakan mengunci genangan air hujan atau limpasan air Kali Pesanggrahan.

Daniel (40), warga RT 01/01, meminta agar lahan milik warga yang berada di sepanjang sisi jalan inspeksi dapat dibebaskan.

"Kami minta untuk dibebaskan secepatnya. Memang kami enggak kena gusuran proyek normalisasi. Karena ada itu (tanggul) wilayah warga malah banjir. Air yang tergenang jadi terjebak karena posisi lahan lebih rendah dibandingkan tanggul," kata Daniel.

Sedangkan H Imron (49), warga RT 01/15, mengatakan, memberikan dua pilihan kepada Pemkot Jakarta Selatan, yakni membebaskan lahan atau dibuat pompa air untuk menyedot air. Warga mengaku sudah melaporkan dan menggelar pertemuan dengan kelurahan Pesanggrahan.

Dalam waktu dekat, warga akan dipertemukan dengan Pemkot Jakarta Selatan untuk bermusyawarah.

Sosialisasi

Sementara itu, Eko Suroyo, Camat Pesanggrahan, mengatakan, pihaknya sudah melakukan sosialisasi dan musyawarah dengan warga, serta siap menjadi fasilitator apa yang diminta warga.

"Pertemuan sudah dilakukan dan berjalan lancar, rencananya dalam waktu dekat akan digelar pertemuan kembali mengenai pembahasan solusi terkait permintaan warga. Mengenai musibah banjir, fokus masih pada pencegahan dengan membersihkan sampah pada saluran air di lokasi dan penanganan banjir saat air Kali Pesanggrahan naik," kata Eko.

14 pompa rusak

Sementara itu, Agus Priyono, Kepala Dinas Pekerjaan Umum (PU) DM Jakarta, mengatakan, Dinas Pekerjaan Umum telah melaporkan kerusakan pompa penyedot air kepada Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama.

Dan 555 pampa penyedot air yang rusak, kini tinggal 14 pompa penyedot air yang diperbaiki.

"Untuk awal memang kerusakan ada 141 pompa. Pertengahan November tinggal 58 pompa yang rusak. Pada akhir November datanya tinggal 14 yang rusak," kata Agus di Balai Kota DKI Jakarta.

Menurut Agus, beberapa upaya penanggulangan musibah banjir di Jakarta juga memperlebar pintu air Manggarai dan pintu air Karet. Termasuk pengerukan beberapa waduk seperti Waduk Marunda, Rorotan, Giri Kencana, Brigief, dan Pondok Rangon.

"Saat ini kami fokus untuk pembebasan tanah untuk waduk-waduk itu," kata Agus.

Sedangkan pengerukan saluran penghubung telah dilakukan, dan ada tiga organisasi khusus di bagian Tata Air Dinas Pekerjaan Umum yang mengurusi tiga aliran sungai dan kali yang ada di Jakarta.

Agus mengatakan, pengokohan dinding turap juga telah dikerjakan oleh Kementerian Pekerjaan Umum. Namun, masih ada beberapa yang bocor seperti Jati Pinggir dan Rawa Bambu.

Sementara wilayah Jakarta Utara penanganannya jangka panjang melalui National Capital Integrated Coastal Development (NCICD) atau tanggul raksasa sepanjang 8 kilometer. (dwi/bin)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pria yang Dikeroyok karena Dituduh Maling Motor di Grogol Alami Luka Lebam di Wajah

Pria yang Dikeroyok karena Dituduh Maling Motor di Grogol Alami Luka Lebam di Wajah

Megapolitan
PKS Dinilai Sulit 'Move On' dari Anies Baswedan

PKS Dinilai Sulit "Move On" dari Anies Baswedan

Megapolitan
4 Pelaku Penjarahan Konser Lentera Festival Kembalikan Pagar Barikade ke Vendor

4 Pelaku Penjarahan Konser Lentera Festival Kembalikan Pagar Barikade ke Vendor

Megapolitan
Aksi WNI di Kamboja Kendalikan Penipuan Modus 'Like-Subscribe' Youtube, Korban Rugi Rp 806 Juta

Aksi WNI di Kamboja Kendalikan Penipuan Modus "Like-Subscribe" Youtube, Korban Rugi Rp 806 Juta

Megapolitan
Data Inafis Diduga Diperjualbelikan di 'Dark Web', Kompolnas Minta Polri Proteksi Data Lebih Ketat

Data Inafis Diduga Diperjualbelikan di "Dark Web", Kompolnas Minta Polri Proteksi Data Lebih Ketat

Megapolitan
Usung Marshel Widianto pada Pilkada Tangsel 2024, Gerindra Bakal Beri Pembekalan

Usung Marshel Widianto pada Pilkada Tangsel 2024, Gerindra Bakal Beri Pembekalan

Megapolitan
Potret Kondisi Tugu Selamat Datang  Depok Senilai Rp 1,7 Miliar Kini, Dicoret-coret dan Panel Lampunya Dicuri

Potret Kondisi Tugu Selamat Datang Depok Senilai Rp 1,7 Miliar Kini, Dicoret-coret dan Panel Lampunya Dicuri

Megapolitan
Saat Staf Hasto Kristiyanto Minta Perlundungan LPSK, Merasa Terancam Usai Digeledah KPK

Saat Staf Hasto Kristiyanto Minta Perlundungan LPSK, Merasa Terancam Usai Digeledah KPK

Megapolitan
Akrabnya Gibran dan Heru Budi, Blusukan Bareng di Jakbar-Jakut hingga Bagi-bagi Susu ke Warga

Akrabnya Gibran dan Heru Budi, Blusukan Bareng di Jakbar-Jakut hingga Bagi-bagi Susu ke Warga

Megapolitan
Dua Saksi Tambahan Kasus “Vina Cirebon” Ajukan Permohonan Perlindungan ke LPSK

Dua Saksi Tambahan Kasus “Vina Cirebon” Ajukan Permohonan Perlindungan ke LPSK

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 29 Juni 2024, dan Besok : Siang Ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 29 Juni 2024, dan Besok : Siang Ini Hujan Ringan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Alasan Rombongan Tiga Mobil Tak Bayar Makan di Resto Depok | Korban Penipuan 'Like' dan 'Subscribe' Youtube Rugi Rp 800 Juta

[POPULER JABODETABEK] Alasan Rombongan Tiga Mobil Tak Bayar Makan di Resto Depok | Korban Penipuan "Like" dan "Subscribe" Youtube Rugi Rp 800 Juta

Megapolitan
Cara ke Taman Kencana Bogor dari Stasiun Bogor

Cara ke Taman Kencana Bogor dari Stasiun Bogor

Megapolitan
Rombongan Tiga Mobil yang Sempat Tak Bayar Makan di Resto Depok Menolak Buat Video Klarifikasi

Rombongan Tiga Mobil yang Sempat Tak Bayar Makan di Resto Depok Menolak Buat Video Klarifikasi

Megapolitan
Warga Tegal Alur Mengeluhkan Minimnya Lampu Penerangan

Warga Tegal Alur Mengeluhkan Minimnya Lampu Penerangan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com