Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Banjir di Jakarta dan Kepedulian Kita

Kompas.com - 09/12/2014, 22:15 WIB
Oleh:

Pemerintah Provinsi DKI Jakarta melakukan normalisasi sungai dan pengerukan waduk sebagai salah satu upaya mengantisipasi banjir di Ibu Kota.

Selain itu, Komando Pasukan Khusus mempersiapkan personel dan peralatan, juga melatih anggota Pramuka, untuk membantu warga Jakarta jika banjir datang. Berbagai langkah ini untuk menghadapi puncak musim hujan yang biasanya terjadi pada Januari dan Februari.

Dalam hal normalisasi sungai, pemerintah mulai menertibkan 375 bangunan sepanjang dua kilometer di sisi selatan Kali Sunter, Pulogadung, Jakarta Timur (Kompas, Selasa, 9 Desember 2014). Pada umumnya, penertiban berjalan lancar karena warga sudah membongkar sendiri bangunan yang didirikan di tepi kali itu. Penertiban bangunan di tepi sungai ini terus dilakukan di sejumlah lokasi.

Normalisasi 13 sungai yang mengalir di wilayah Jakarta ini sangat mendesak dilakukan sebagai upaya pengendalian banjir. Lebar sungai-sungai di Jakarta sudah makin menyempit akibat okupasi bangunan liar tak berizin. Kedalaman sungai-sungai di Jakarta juga makin berkurang akibat masuknya berbagai jenis sampah.

Selain menertibkan bangunan yang berada di tepi kali, Pemprov DKI Jakarta juga berupaya mengeruk sejumlah waduk, salah satunya Waduk Pluit. Pengerukan besar-besaran dijadwalkan dimulai Januari 2015.

Ketika menjabat Gubernur DKI Jakarta, Joko Widodo sangat peduli pada upaya normalisasi 13 sungai. Dia mewujudkannya dengan mengerahkan ratusan ekskavator untuk mengeruk sungai serta menjalin hubungan dengan sejumlah pemerintah daerah di Bodetabek. Intinya, dibutuhkan komunikasi intensif antar-pemerintah daerah untuk mengendalikan banjir. Setelah menjabat Presiden, Joko Widodo diharapkan lebih mudah meminta para kepala daerah di Jabodetabek berkoordinasi menghadapi banjir.

Banjir yang merendam Ibu Kota sudah berulang kali terjadi. Bahkan, dalam sejarahnya ketika masih bernama Batavia, Jakarta sudah dilanda banjir pada 1621, 1654, 1873, dan 1918. Dalam tiga dekade terakhir ini, banjir besar yang melanda Jakarta terjadi pada 1979, 1996, 1999, 2002, 2007, dan 2013.

Banjir di Jakarta terus berulang karena secara topografi, 40 persen wilayah Jakarta terletak di dataran rendah. Ketinggian permukaan tanahnya bahkan lebih rendah dari elevasi pasang laut. Selain itu, banyak permukiman di Jakarta pada awalnya tempat penampungan air sementara. Pembangunan yang pesat di Jakarta dalam tiga dekade terakhir ini menyebabkan berkurangnya daerah resapan air. Daerah yang sebelumnya hutan kota dan penampung air kini berganti menjadi hutan beton dan permukiman padat.

Melihat kenyataan ini, sulit untuk menghilangkan banjir di Jakarta. Banyak upaya mengendalikan banjir. Pemerintah sudah membangun kanal banjir timur yang melindungi wilayah Jakarta Timur dan Jakarta Utara seluas 207 km persegi dari banjir besar akibat luapan sungai-sungai. Pemerintah juga membangun sodetan Sungai Ciliwung-kanal banjir timur yang mengalirkan sebagian air Sungai Ciliwung yang meluap saat mendapat air dari hulu pada musim hujan. Kanal sepanjang 1,27 km ini direncanakan selesai 2015.

Warga Jakarta juga perlu memiliki kesadaran tinggi untuk tidak membuang sampah di sungai supaya tidak menyumbat drainase. Mari bersama peduli menjaga Ibu Kota!

robert.adhiksp@kompas.com

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

[POPULER JABODETABEK] Kronologi Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas | Senior yang Aniaya Taruna STIP Panik saat Korban Tumbang

[POPULER JABODETABEK] Kronologi Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas | Senior yang Aniaya Taruna STIP Panik saat Korban Tumbang

Megapolitan
Suasana Berbeda di RTH Tubagus Angke yang Dulunya Tempat Prostitusi, Terang Setelah Pohon Dipangkas

Suasana Berbeda di RTH Tubagus Angke yang Dulunya Tempat Prostitusi, Terang Setelah Pohon Dipangkas

Megapolitan
Dedie Rachim Daftar Penjaringan Cawalkot ke Partai Lain, Bentuk Bujuk Rayu PAN Cari Koalisi di Pilkada

Dedie Rachim Daftar Penjaringan Cawalkot ke Partai Lain, Bentuk Bujuk Rayu PAN Cari Koalisi di Pilkada

Megapolitan
Kemenhub Tambah CCTV di STIP usai Kasus Pemukulan Siswa Taruna hingga Tewas

Kemenhub Tambah CCTV di STIP usai Kasus Pemukulan Siswa Taruna hingga Tewas

Megapolitan
Kasus Kecelakaan HR-V Tabrak Bus Kuning UI Diselesaikan Secara Kekeluargaan

Kasus Kecelakaan HR-V Tabrak Bus Kuning UI Diselesaikan Secara Kekeluargaan

Megapolitan
Taruna STIP Dipukul Senior hingga Tewas, Kemenhub Bentuk Tim Investigasi

Taruna STIP Dipukul Senior hingga Tewas, Kemenhub Bentuk Tim Investigasi

Megapolitan
Dedie Rachim Ikut Penjaringan Cawalkot Bogor ke Beberapa Partai, PAN: Agar Tidak Terkesan Sombong

Dedie Rachim Ikut Penjaringan Cawalkot Bogor ke Beberapa Partai, PAN: Agar Tidak Terkesan Sombong

Megapolitan
Kebakaran Landa Ruko Tiga Lantai di Kebon Jeruk, Petugas Masih Padamkan Api

Kebakaran Landa Ruko Tiga Lantai di Kebon Jeruk, Petugas Masih Padamkan Api

Megapolitan
Kronologi Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas, Pukulan Fatal oleh Senior dan Pertolongan yang Keliru

Kronologi Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas, Pukulan Fatal oleh Senior dan Pertolongan yang Keliru

Megapolitan
Dijenguk Adik di RSJ Bogor, Pengemis Rosmini Disebut Tenang dan Tak Banyak Bicara

Dijenguk Adik di RSJ Bogor, Pengemis Rosmini Disebut Tenang dan Tak Banyak Bicara

Megapolitan
Senior yang Aniaya Taruna STIP Panik saat Korban Tumbang, Polisi: Dia Berusaha Bantu, tapi Fatal

Senior yang Aniaya Taruna STIP Panik saat Korban Tumbang, Polisi: Dia Berusaha Bantu, tapi Fatal

Megapolitan
Pengemis yang Suka Marah-marah Dijenguk Adiknya di RSJ, Disebut Tenang saat Mengobrol

Pengemis yang Suka Marah-marah Dijenguk Adiknya di RSJ, Disebut Tenang saat Mengobrol

Megapolitan
BOY STORY Bawakan Lagu 'Dekat di Hati' Milik RAN dan Joget Pargoy

BOY STORY Bawakan Lagu "Dekat di Hati" Milik RAN dan Joget Pargoy

Megapolitan
Lepas Rindu 'My Day', DAY6 Bawakan 10 Lagu di Saranghaeyo Indonesia 2024

Lepas Rindu "My Day", DAY6 Bawakan 10 Lagu di Saranghaeyo Indonesia 2024

Megapolitan
Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com