Mereka bukan hendak berunjuk rasa seperti para buruh, melainkan hendak membersihkan sampah yang ditinggalkan para demonstran itu.
Pasukan berpakaian oranye itu adalah petugas dari Suku Dinas Kebersihan Jakarta Pusat. Mereka dengan tekun menyapu jalan dan memunguti sampah yang bertebaran di sekitar Bundaran HI. Berbagai jenis sampah, seperti stirofom dan kertas pembungkus nasi serta botol air mineral, bertebaran dari trotoar hingga tengah jalan.
Seorang petugas kebersihan, Ate (58), mengaku selalu kewalahan membersihkan sampah usai demonstrasi. "Waduh, bukan berkali-kali lipat lagi ini. Gaji tetap segitu, kerjaan tambahnya banyak," ungkap pria yang sudah menjadi petugas kebersihan sejak 15 tahun lalu ini.
Biasanya kata Ate, ia membersihkan lingkungan HI hanya pagi hari. Sampahnya pun sedikit dan hanya dari pinggir jalan.
"Kalau enggak ada demo, pekerjaan enggak terlalu berat gini. Sampahnya juga engak sampah ke tengah-tengah jalan. Kalau sekarang, ya bisa dilihat sendiri. Hahahaha...," kata Ate sambil memasukkan sampah ke dalam plastik hitam berukuran besar.
Ia mengaku pasrah dengan keadaan tersebut. "Ya, mau gimana lagi. Sudah kerjaannya begitu, tapi ya kalau bisa sih maunya setiap unjuk rasa jangan sampai bertebaran di mana-mana biar mempermudah pekerjaan kita juga. Hehehe," kata dia.
Menurut Ate, dia dan rekan-rekannya biasanya membersihkan sampah yang bertebaran di sepanjang Jalan MH Thamrin sampai menjelang sore. "Ya, palingan harus kerja keras sampai sore lagi kalau gini, Hehehe," jelas dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.