Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ahok Klaim Pintar Cari "Gratisan"

Kompas.com - 11/12/2014, 08:56 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama menampik anggapan bahwa dia tidak mampu memberi inspirasi kepada jajaran di bawahnya untuk bekerja lebih baik dan menyerap anggaran tinggi. Basuki tak mempermasalahkan rendahnya serapan anggaran DKI tahun 2014 ini. Sebagai informasi, hingga November 2014, serapan anggaran baru mencapai 36,07 persen dari total APBD Rp 72,9 triliun.

"Banyak pejabat itu kalau serapan anggarannya rendah, malu karena tidak bisa serap anggaran. Aku sih enggak malu, cuek aja," kata Basuki, di Balaikota, Rabu (10/12/2014).

Basuki pun membandingkan pembangunan infrastruktur di Jakarta selama pemerintahannya dua tahun ini dibandingkan dengan pembangunan infrstruktur sepuluh tahun lalu. Menurut dia, pemerintah dapat dikatakan pintar apabila mampu menghemat anggaran, tetapi pembangunan terus berjalan.

Pemerintah, lanjut dia, harus mampu mencari bantuan dari pihak swasta dan menghemat anggaran, seperti yang ia lakukan. Misalnya, mencari pengusaha yang mau memberikan bus tingkat gratis, bus transjakarta, truk sampah, dan alat berat.

"Kalau kamu bisa pembangunan lebih banyak dan keluar uangnya lebih sedikit, kamu pintar dong. Kenapa mesti menghabiskan uang sih standarnya (kinerja baik)? Kalau bagi saya, kalau semua butuh HP, yang penting semuanya dapat HP kan, tanpa kami keluar uang, yang penting semuanya bisa dapat HP, lo harus pintar dong. Sekarang saya butuh ratusan truk sampah, tapi saya bisa kumpulkan truk itu banyak sumbangan tanpa harus keluar uang, berarti saya hemat APBD dong," klaim Basuki.

Pria yang akrab disapa Ahok itu beralasan, rendahnya serapan anggaran DKI dikarenakan masih banyak satuan kerja perangkat daerah (SKPD) DKI yang menolak menerapkan sistem e-budgeting. Selain itu, lanjut dia, masih banyak SKPD yang sudah melakukan pengadaan barang dan jasa di e-katalog LKPP, tetapi masih melakukan lelang tender di ULP DKI.

Seharusnya, menurut Basuki, jika barang sudah tersedia di e-katalog, SKPD tidak perlu lagi lelang tender barang di ULP DKI. Kebiasaan SKPD itu yang mau diubah oleh Basuki. Ia menargetkan, pada tahun 2015, Pemprov DKI dengan sempurna menerapkan sistem e-budgeting.

Dengan penerapan e-budgeting ini, Basuki mengharapkan tidak ada lagi kasus hilangnya anggaran maupun anggaran ganda serta siluman di APBD. Ia juga dapat mengunci program-program yang tidak perlu.

"Biarin saja serapan rendah, kenapa saya harus ikuti permainan Anda? Toh setahun Anda sudah kerjain saya, tahun depan sistem ini harus sudah beres," kata Basuki geram.

Tiga bulan kinerja buruk, langsung pecat

Ke depannya, agar anggaran terserap dengan baik, Basuki berjanji bakal lebih tegas terhadap PNS DKI. Apabila dalam waktu tiga bulan pejabat DKI berkinerja buruk, Basuki tak segan langsung memecat pejabat tersebut.

Rencananya, akhir Desember ini, Basuki bakal merombak ribuan pejabat DKI. Ia pun tidak berencana untuk "merangkul" PNS agar menyerap anggaran dengan baik. Dari total 72.000 PNS DKI, 6.000 di antaranya merupakan pejabat struktural.

"Enggak bisa saya asumsikan semua pejabat itu kinerjanya jelek. Tinggal distafkan saja mereka yang masih tidak mau ikuti cara baru ini. Paling pejabat strukturalnya kurang dari 3.000 yang kinerjanya buruk, tapi sisanya 69.000 PNS-nya oke-oke semua kok," ujar dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Epy Kusnandar Terlihat Linglung Usai Tes Kesehatan, Polisi: Sudah dalam Kondisi Sehat

Epy Kusnandar Terlihat Linglung Usai Tes Kesehatan, Polisi: Sudah dalam Kondisi Sehat

Megapolitan
Usai Tes Kesehatan, Epy Kusnandar Bungkam Saat Dicecar Pertanyaan Awak Media

Usai Tes Kesehatan, Epy Kusnandar Bungkam Saat Dicecar Pertanyaan Awak Media

Megapolitan
Polisi Selidiki Penemuan Mayat Pria Terbungkus Kain di Tangsel

Polisi Selidiki Penemuan Mayat Pria Terbungkus Kain di Tangsel

Megapolitan
Polisi Tes Kesehatan Epy Kusnandar Usai Ditangkap Terkait Kasus Narkoba

Polisi Tes Kesehatan Epy Kusnandar Usai Ditangkap Terkait Kasus Narkoba

Megapolitan
Tersangkut Kasus Narkoba, Epy Kusnandar dan Yogi Gamblez Ditangkap Dalam Kondisi Sadar

Tersangkut Kasus Narkoba, Epy Kusnandar dan Yogi Gamblez Ditangkap Dalam Kondisi Sadar

Megapolitan
Mayat yang Ditemukan Dalam Sarung di Pamulang Berjenis Kelamin Pria dan Berusia Sekitar 40 Tahun

Mayat yang Ditemukan Dalam Sarung di Pamulang Berjenis Kelamin Pria dan Berusia Sekitar 40 Tahun

Megapolitan
Polisi Otopsi Mayat Pria Terbungkus Kain yang Ditemukan di Tangsel

Polisi Otopsi Mayat Pria Terbungkus Kain yang Ditemukan di Tangsel

Megapolitan
Polisi Temukan Luka di Leher dan Tangan pada Jasad Pria Dalam Sarung di Pamulang

Polisi Temukan Luka di Leher dan Tangan pada Jasad Pria Dalam Sarung di Pamulang

Megapolitan
Angkot di Ciracas Tabrak Motor dan Mobil akibat 'Ngebut'

Angkot di Ciracas Tabrak Motor dan Mobil akibat "Ngebut"

Megapolitan
 Mayat Terbungkus Kain Ditemukan di Pamulang, Tangsel

Mayat Terbungkus Kain Ditemukan di Pamulang, Tangsel

Megapolitan
Polresta Bogor Tangkap 6 Pelaku Tawuran, Dua Orang Positif Narkoba

Polresta Bogor Tangkap 6 Pelaku Tawuran, Dua Orang Positif Narkoba

Megapolitan
Dilempar Batu oleh Pria Diduga ODGJ, Korban Dapat 10 Jahitan di Kepala

Dilempar Batu oleh Pria Diduga ODGJ, Korban Dapat 10 Jahitan di Kepala

Megapolitan
Terbentur Aturan, Wacana Duet Anies-Ahok pada Pilkada DKI 2024 Sirna

Terbentur Aturan, Wacana Duet Anies-Ahok pada Pilkada DKI 2024 Sirna

Megapolitan
Pria Diduga ODGJ Lempar Batu ke Kepala Ibu-ibu, Korban Jatuh Tersungkur

Pria Diduga ODGJ Lempar Batu ke Kepala Ibu-ibu, Korban Jatuh Tersungkur

Megapolitan
Epy Kusnandar dan Yogi Gamblez Positif Narkoba

Epy Kusnandar dan Yogi Gamblez Positif Narkoba

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com