Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sepeda Motor Jadi Fokus Operasi

Kompas.com - 11/12/2014, 14:34 WIB
JAKARTA, KOMPAS.com — Sebagai tindak lanjut hasil Operasi Zebra, Polantas akan fokus menertibkan pengemudi sepeda motor, terutama terhadap para pengendara yang suka melawan arus dan tidak memiliki SIM. Hasil Operasi Zebra di seluruh Indonesia menunjukkan, sebagian besar pelanggar sekaligus korban adalah pengemudi sepeda motor.

Demikian disampaikan Wakil Kepala Korps Lalu Lintas (Waka Korlantas) Polri Brigadir Jenderal (Pol) Sambudi Gusdian, Rabu (10/12), di Jakarta. Menurut dia, Operasi Zebra di seluruh Indonesia kali ini kembali mencatat, jumlah pengemudi sepeda motor masih yang terbanyak melanggar dibandingkan dengan pengemudi kendaraan bermotor lainnya. Ironisnya, mereka jualah yang terbanyak menjadi korban kecelakaan lalu lintas.

Sambudi mengatakan, mulai tahun depan operasi rutin akan lebih fokus pada para pengemudi sepeda motor. Operasi pun bersifat kategorial. ”Saat operasi bisa hanya menertibkan pelawan arus saja atau operasi SIM saja atau operasi kelengkapan sepeda motor dan seterusnya,” ujarnya.

Dengan cara itu, lanjut Sambudi, petugas pun akan lebih fokus bekerja sementara efek jera yang ditimbulkan bakal lebih kuat. Saat ditanya berapa kali operasi kategorial yang sama akan dilakukan dan selama berapa hari? Sambudi menjawab, ”Masih kita siapkan”.

Meski demikian, Sambudi memastikan, operasi kategorial pertama terhadap para pengemudi sepeda motor adalah operasi melawan arus. Berikutnya adalah operasi penertiban SIM.

Pada bagian lain, ia menjelaskan perbandingan hasil Operasi Zebra tahun sebelumnya dengan hasil Operasi Zebra tanggal 26 November-9 Desember lalu. Tahun 2013, jumlah yang diberi tilang 326.344 pengemudi, sedangkan tahun ini 531.664 pengemudi.

Tidak mempan

Ancaman penindakan, denda maksimal, hingga risiko kecelakaan ternyata belum cukup membuat pengendara takut melakukan pelanggaran. Dari pantauan di sejumlah ruas jalan, pengendara motor tetap nekat melanggar dengan melawan arus.

Contohnya adalah di Jalan Ciputat Raya, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan. Perilaku rombongan pengendara sepeda motor tampak cuek melawan arus meski itu sangat berbahaya. Pengendara dari arah Pondok Pinang ataupun Tanah Kusir harus berhati-hati karena para pengendara sepeda motor itu tak takut ngebut meski melawan arus.

Pelanggaran melawan arus ini merata di sejumlah wilayah Jakarta dan sekitarnya. Berdasarkan data hasil Operasi Zebra Jaya di wilayah Polda Metro Jaya selama 14 hari, penindakan terbanyak dilakukan terhadap pelanggaran melawan arus, yakni mencapai 19.964 pengendara. Pelanggaran lain yang menonjol adalah angkutan umum yang menaikkan dan menurunkan penumpang sembarangan sebanyak 9.839 pengendara.

Wakil Direktur Lalu Lintas Polda Metro Jaya Ajun Komisaris Besar Bakharuddin mengatakan, salah satu tindakan untuk mengatasi pelanggar lalu lintas yang melawan arus adalah dengan menambah personel polisi di sejumlah jalan yang kerap didapati pelanggaran.

Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya Komisaris Besar Rikwanto mengatakan, para pengemudi kendaraan bermotor saat ini masih banyak yang tidak peduli dengan keselamatan dirinya dan pengguna jalan yang lain.

”Yang dipikirkannya hanya cepat sampai di tujuan, bukan mengatur manajemen waktu tempuh. Akibatnya mengabaikan keselamatan diri sendiri, yang bisa berakibat fatal bagi keselamatan orang lain,” katanya.

Kondisi jalan saat ini tidak imbang dengan volume kendaraan. Efeknya arus lalu lintas tersendat atau macet. Itu harus disiasati dengan mempertimbangkan waktu tempuh dengan memperhitungkan waktu macet.

Sementara itu, di Bogor, kurun Januari-November 2014 terjadi 556 kecelakaan di Kabupaten Bogor yang mengakibatkan 314 orang tewas, 344 orang luka berat, dan 266 orang luka ringan.

”Dari analisis kami, kecelakaan terjadi akibat kelalaian dan pelanggaran aturan oleh pengendara,” kata Kepala Satuan Lalu Lintas Kepolisian Resor Bogor Ajun Komisaris Bramasetyo Priaji. Kecelakaan yang disebabkan faktor pengendara kira-kira 80 persen, adapun faktor prasarana kira-kira 20 persen. (BRO/WIN/RTS/RAY/ILO)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Megapolitan
Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Megapolitan
Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Megapolitan
Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Megapolitan
Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Megapolitan
Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com