Survei tersebut dilakukan oleh orang di luar komplotan mereka yang bertindak sebagai informan. "Mereka ini spesialis rampok yang melakukan survei dulu terhadap rumah incaranya. Dengan cara membayar orang lain sebagai informan," ujar Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Metro Jaya Komisaris Besar Rikwanto di Mapolda Metro Jaya, Jumat (19/12/2014).
Rikwanto mengatakan orang yang dibayar itu bertugas untuk mencari rumah yang akan menjadi target. Dia akan mencari informasi mengenai harta benda yang ada di dalam rumah tersebut. Kemudian, informasi itu akan dilaporkan pada komplotan polisi gadungan. [Baca: Ini Modus Perampokan yang Dilakukan Polisi Gadungan]
Selanjutnya, komplota itu pun langsung merencanakan aksi perampokan. Informan itu saat ini menjadi salah satu buronan polisi. Polisi menduga, informan itu saat ini ada di Bekasi.
Enam dari 10 komplotan itu ditangkap di kawasan Sumedang, Jawa Barat. Merek ditangkap saat sedang merencanakan pencurian selanjutnya. [Baca: Selain Rampok Rumah, Komplotan Polisi Gadungan Juga Edarkan Uang Palsu]
Dalam proses penangkapan, IS yang merupakan ketua komplotan ini ditembak karena mencoba melarikan diri. IS pun tewas dalam perjalanan ke rumah sakit.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.