"Inspektorat ini harus diganti besar-besaran. Karena Inspektorat ini tugasnya mencegah SKPD (satuan kerja perangkat daerah) bermasalah, (pejabat) diperiksa Kejaksaan dan mencegah adanya temuan di BPKP dan BPK," kata Basuki, di Balai Kota, Senin (5/1/2015).
Sementara, selama ini, di anggaran Pemprov DKI tiap tahunnya selalu ada temuan mencurigakan oleh Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) maupun Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP).
Temuan mencurigakan itu seperti anggaran ganda dan anggaran siluman (anggaran yang tiba-tiba muncul-padahal tidak dianggarkan). Tahun 2014 lalu, anggaran siluman ditemukan di Dinas Pekerjaan Umum dan Dinas Kesehatan.
Basuki menengarai adanya permainan oleh oknum Inspektorat DKI karena Inspektorat selalu mendampingi BPKP dalam bekerja.
"Kalau akhirnya ada temuan, berarti oknum inspektorat melakukan pembiaran dan kemudian SKPD diperas. Kalau (SKPD) tidak mau setor uang, laporkan nih (ke BPKP). Mereka (Inspektorat) ini enggak pernah peringati SKPD kalau ada anggaran mencurigakan," kata Basuki. Jumat lalu.
Basuki mengganti Franky Mangatas dengan Lasro Marbun yang sebelumnya menjabat sebagai Kepala Dinas Pendidikan DKI Jakarta. Sementara Franky dimutasi menjadi Asisten Sekda bidang Pemerintahan DKI.
Ia berharap kinerja Inspektorat DKI semakin baik di bawah kepemimpinan Lasro. Selama menjadi Kepala Dinas Pendidikan DKI, Lasro telah menyelamatkan anggaran sebesar Rp 3,3 triliun di tahun 2014.
Adapun pos yang diselamatkan adalah pos pengadaan barang dan jasa seperti pengadaan buku, peralatan kantor, dan kegiatan fisik lainnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.