Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penertiban Bangunan dan PKL Liar Dilanjutkan

Kompas.com - 15/01/2015, 15:15 WIB
JAKARTA, KOMPAS.com — Pemerintah terus menertibkan bangunan dan lapak-lapak liar yang mengokupasi ruang publik Ibu Kota dan sekitarnya. Pada Rabu (14/1/2015), sejumlah operasi penertiban dilaksanakan di Jakarta Selatan, Jakarta Timur, Jakarta Barat, dan Kota Bekasi.

Di Jakarta Selatan, 187 bangunan liar yang ditempati pedagang batu alam dan mebel di Jalan Lenteng Agung Timur, Kelurahan Lenteng Agung, Kecamatan Jagakarsa, Jakarta Selatan, mulai ditertibkan. Penertiban dilakukan untuk merealisasikan pelebaran jalan.

Camat Jagakarsa Fidiyah Rokhim, Rabu, di Jakarta, mengatakan, Jalan Lenteng Agung merupakan jalan utama yang menghubungkan Jakarta Selatan dengan Kota Depok. Pelebaran jalan dibutuhkan untuk menampung lebih banyak kendaraan bermotor di jalur yang rawan macet itu.

Menurut Fidiyah, sosialisasi penertiban dilaksanakan sejak akhir pekan lalu. ”Kami memberi waktu hingga 26 Januari pedagang harus meninggalkan lokasi itu,” kata Fidiyah.

Aparat gabungan dari Satuan Polisi Pamong Praja Kota Jaksel, TNI, dan Polri sudah menyiapkan truk pengangkut untuk memindahkan barang dagangan ke lokasi yang diinginkan pedagang.

Kemarin, terlihat sejumlah pedagang mulai mengangkut barang-barang mereka, seperti kursi, meja, dan kayu untuk membuat mebel.

Salah satu pedagang, Diah (35), mengatakan sudah belasan tahun berjualan di tempat itu. ”Kami hanya diberi waktu 10 hari untuk pindah. Sebelum barang dagangan kami dihancurkan aparat, lebih baik kami pindah dari sekarang,” kata perempuan asal Madura itu.

Menurut Wakil Wali Kota Jaksel Tri Kurdiadi, penertiban bangunan liar yang mengokupasi jalan raya, trotoar, sungai, dan saluran air akan menjadi fokus kerja Pemkot Jaksel sepanjang tahun 2015. ”Kami akan memfungsikan lokasi itu sebagai mana mestinya,” ujarnya.

Sementara di Jatinegara, Jakarta Timur, 300 lapak pedagang kaki lima (PKL) juga ditertibkan. Penertiban itu dilakukan di kawasan Kelurahan Bali Mester, yakni di area jual-beli barang bekas Jembatan Item di Jalan Jatinegara Timur dan kawasan pasar burung dan kaki lima Lapangan Jenderal Urip Sumoharjo di Jalan Raya Matraman.

Lurah Bali Mester Agustinah mengatakan, 300 lapak PKL itu ditertibkan karena mengganggu arus lalu lintas kendaraan. Para pengendara melaju lambat karena tergoda melihat barang-barang yang dijual para PKL.

Agustinah menambahkan, pihaknya akan meletakkan pot-pot bunga berukuran besar di trotoar yang diokupasi PKL itu. Dengan demikian, tidak ada lagi PKL yang berjualan di area itu.

Pemkot Jakarta Barat juga menertibkan 130 PKL di sepanjang Jalan Tubagus Angke, Grogol Petamburan. Mereka berjualan sayuran pada dini hari hingga pukul 07.00 pagi. Area berdagang mencapai 200-300 meter di tepi Kali Angke.

Kepala Seksi Operasi Satpol PP Jakbar Lamsar Nainggolan menuturkan, keberadaan PKL yang meluber hingga ke tengah jalan menghambat lalu lintas di Jalan Tubagus Angke arah Pluit, Grogol, dan Kota.

Selain itu, para pedagang juga kerap membuang sampah di Kali Angke. Sampah sayuran itu ikut menyumbat aliran air sungai.

Penertiban PKL itu dikeluhkan warga setempat. Oji (49), salah satu warga, mengatakan, sebagian besar pedagang adalah warga Kelurahan Jelambar Baru. Kehadiran pedagang di Pasar Jalur itu telah menghidupkan roda perekonomian masyarakat sekitar. Para PKL itu berharap dipindah ke lokasi lain yang layak untuk berjualan kembali.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bantu Buang Mayat, Adik Pembunuh Wanita Dalam Koper Juga Jadi Tersangka

Bantu Buang Mayat, Adik Pembunuh Wanita Dalam Koper Juga Jadi Tersangka

Megapolitan
Banjir Berbulan-bulan di Permukiman Depok, Pemkot Bakal Keruk Sampah yang Tersumbat

Banjir Berbulan-bulan di Permukiman Depok, Pemkot Bakal Keruk Sampah yang Tersumbat

Megapolitan
Motif Pembunuhan Wanita Dalam Koper Terungkap, Korban Ternyata Minta Dinikahi

Motif Pembunuhan Wanita Dalam Koper Terungkap, Korban Ternyata Minta Dinikahi

Megapolitan
Tak Cuma di Medsos, DJ East Blake Juga Sebar Video Mesum Mantan Kekasih ke Teman dan Keluarganya

Tak Cuma di Medsos, DJ East Blake Juga Sebar Video Mesum Mantan Kekasih ke Teman dan Keluarganya

Megapolitan
Heru Budi Usul Bangun 'Jogging Track' di RTH Tubagus Angke yang Diduga Jadi Tempat Prostitusi

Heru Budi Usul Bangun "Jogging Track" di RTH Tubagus Angke yang Diduga Jadi Tempat Prostitusi

Megapolitan
Ketika Ketua RW di Kalideres Dituduh Gelapkan Dana Kebersihan lalu Dinonaktifkan Pihak Kelurahan...

Ketika Ketua RW di Kalideres Dituduh Gelapkan Dana Kebersihan lalu Dinonaktifkan Pihak Kelurahan...

Megapolitan
6 Anggota Polres Metro Jaksel Dipecat, Sebagian karena Jadi Pengedar dan Pengguna Narkoba

6 Anggota Polres Metro Jaksel Dipecat, Sebagian karena Jadi Pengedar dan Pengguna Narkoba

Megapolitan
Dua Maling Gasar Motor di Tanjung Priok, Polisi Bergerak meski Korban Enggan Lapor

Dua Maling Gasar Motor di Tanjung Priok, Polisi Bergerak meski Korban Enggan Lapor

Megapolitan
Hal-hal yang Belum Terungkap di Kasus Brigadir RAT: Motif hingga Sosok Pengusaha yang Dikawal

Hal-hal yang Belum Terungkap di Kasus Brigadir RAT: Motif hingga Sosok Pengusaha yang Dikawal

Megapolitan
Rute Transjakarta 8N Kebayoran - Petamburan via Asia Afrika

Rute Transjakarta 8N Kebayoran - Petamburan via Asia Afrika

Megapolitan
Ahok Beberkan Solusi Penanganan Macet Jakarta, Berharap Direalisasikan Gubernur DKI

Ahok Beberkan Solusi Penanganan Macet Jakarta, Berharap Direalisasikan Gubernur DKI

Megapolitan
DJ East Blake Terancam 12 Tahun Penjara akibat Sebar Foto dan Video Mesum Mantan Kekasih

DJ East Blake Terancam 12 Tahun Penjara akibat Sebar Foto dan Video Mesum Mantan Kekasih

Megapolitan
Pemprov DKI Jakarta Pertimbangkan Usul DPRD DKI soal Sekolah Gratis Negeri dan Swasta

Pemprov DKI Jakarta Pertimbangkan Usul DPRD DKI soal Sekolah Gratis Negeri dan Swasta

Megapolitan
Komisi E DPRD DKI Desak Pemprov Wujudkan Sekolah Gratis Negeri dan Swasta, dari TK sampai SMA

Komisi E DPRD DKI Desak Pemprov Wujudkan Sekolah Gratis Negeri dan Swasta, dari TK sampai SMA

Megapolitan
Inikah Akhir Perjalanan Rosmini, Ibu Pengemis yang Marah-marah?

Inikah Akhir Perjalanan Rosmini, Ibu Pengemis yang Marah-marah?

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com