Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mereka yang Girang Mobilnya Boleh Masuk Jalur Transjakarta

Kompas.com - 02/02/2015, 14:19 WIB
Nur Azizah

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama mencetuskan ide membuka jalur transjakarta bagi kendaraan pribadi. Basuki mengatakan, ada orang kaya di Jakarta yang mengutarakan bahwa mereka mau membayar supaya diperbolehkan melintasi jalur transjakarta saat jalanan macet. [Baca: Ahok Buka Wacana Orang Kaya Boleh Melintas di Jalur Transjakarta]

Dari situlah kemudian Ahok, sapaan Basuki, mewacanakan orang kaya boleh masuk jalur transjakarta. Wacana tersebut menuai kontroversi. Banyak yang menolak, tetapi banyak pula yang menyambut dengan gembira.

Rima Ayu, salah satu warga yang kerap menggunakan mobil untuk pergi ke kantornya itu, menyatakan tak keberatan mengeluarkan uang supaya bisa masuk jalur transjakarta di kala macet.

"Senang sih kalau ada kebijakan kayak begitu. Kalau lagi buru-buru kan itu sangat membantu. Anggap saja bayar tol," kata Rima, 29 tahun, warga Depok yang berkantor di salah satu gedung di Jalan Thamrin, Jakarta Pusat. [Baca: Ahok: Siapa Tahu Ada Orang Gendeng Bayar Rp 1 Juta buat Lewat Jalur Transjakarta]

Wanita yang sehari-hari mengendarai mobil Honda Jazz berwarna silver ini memperkirakan, jika jalur transjakarta dibuka buat kendaraan pribadi, akan banyak yang berminat. "Pasti banyak yang setuju ya, apalagi kalau lagi macet begitu," ujarnya, Senin (2/2/2015).

Hal yang sama diungkapkan Rudi, pemilik kafe di Jakarta Selatan, itu sangat mendukung wacana mantan Bupati Belitung Timur tersebut. Jika sedang macet dan terburu-buru, Rudi rela mengeluarkan uangnya untuk membayar tarif yang sudah ditentukan.

Kendati setuju, Rudi berharap pemerintah tetap mempertimbangkan dampak yang akan ditimbulkan. "Harus benar-benar dipikirkan. Kalau perlu, buat survei juga. Baiknya seperti apa," ucap Rudi.

Beda halnya dengan Rudi dan Rima. Adam justru menolak keras wacana Ahok mengizinkan kendaraan orang kaya boleh masuk jalur transJakarta.

Pria yang bekerja sebagai karyawan swasta ini menilai rencana Ahok semakin mengacau dan memberatkan warga, terutama kelas menengah ke bawah. [Baca: Wacanakan Orang Kaya Masuk Jalur Transjakarta, Ahok Dibilang Putus Asa]

"Kebijakan Ahok makin ngaco saja. Makin enak itu orang-orang kaya. Yang orang gak berduit kayak saya makin dipinggirkan," kata Adam.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Motor dan STNK Mayat di Kali Sodong Raib, Keluarga Duga Dijebak Seseorang

Motor dan STNK Mayat di Kali Sodong Raib, Keluarga Duga Dijebak Seseorang

Megapolitan
Terganggu Pembangunan Gedung, Warga Bentrok dengan Pengawas Proyek di Mampang Prapatan

Terganggu Pembangunan Gedung, Warga Bentrok dengan Pengawas Proyek di Mampang Prapatan

Megapolitan
Ponsel Milik Mayat di Kali Sodong Hilang, Hasil Lacak Tunjukkan Posisi Masih di Jakarta

Ponsel Milik Mayat di Kali Sodong Hilang, Hasil Lacak Tunjukkan Posisi Masih di Jakarta

Megapolitan
Pakai Seragam Parkir Dishub, Jukir di Duri Kosambi Bingung Tetap Diamankan Petugas

Pakai Seragam Parkir Dishub, Jukir di Duri Kosambi Bingung Tetap Diamankan Petugas

Megapolitan
Sekolah di Tangerang Selatan Disarankan Buat Kegiatan Sosial daripada 'Study Tour' ke Luar Kota

Sekolah di Tangerang Selatan Disarankan Buat Kegiatan Sosial daripada "Study Tour" ke Luar Kota

Megapolitan
RS Bhayangkara Brimob Beri Trauma Healing untuk Korban Kecelakaan Bus SMK Lingga Kencana

RS Bhayangkara Brimob Beri Trauma Healing untuk Korban Kecelakaan Bus SMK Lingga Kencana

Megapolitan
KPU Kota Bogor Tegaskan Caleg Terpilih Harus Mundur jika Mencalonkan Diri di Pilkada 2024

KPU Kota Bogor Tegaskan Caleg Terpilih Harus Mundur jika Mencalonkan Diri di Pilkada 2024

Megapolitan
Pemilik Mobil yang Dilakban Warga gara-gara Parkir Sembarangan Mengaku Ketiduran di Rumah Saudara

Pemilik Mobil yang Dilakban Warga gara-gara Parkir Sembarangan Mengaku Ketiduran di Rumah Saudara

Megapolitan
Sebelum Ditemukan Tak Bernyawa di Kali Sodong, Efendy Pamit Beli Bensin ke Keluarga

Sebelum Ditemukan Tak Bernyawa di Kali Sodong, Efendy Pamit Beli Bensin ke Keluarga

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Prioritaskan Warga Jakarta dalam Rekrutmen PJLP dan Tenaga Ahli

Pemprov DKI Diminta Prioritaskan Warga Jakarta dalam Rekrutmen PJLP dan Tenaga Ahli

Megapolitan
Polisi Kesulitan Identifikasi Pelat Motor Begal Casis Bintara di Jakbar

Polisi Kesulitan Identifikasi Pelat Motor Begal Casis Bintara di Jakbar

Megapolitan
Parkir Sembarangan Depan Toko, Sebuah Mobil Dilakban Warga di Koja

Parkir Sembarangan Depan Toko, Sebuah Mobil Dilakban Warga di Koja

Megapolitan
Terminal Bogor Tidak Berfungsi Lagi, Lahannya Jadi Lapak Pedagang Sayur

Terminal Bogor Tidak Berfungsi Lagi, Lahannya Jadi Lapak Pedagang Sayur

Megapolitan
Duga Ada Tindak Pidana, Kuasa Hukum Keluarga Mayat di Kali Sodong Datangi Kantor Polisi

Duga Ada Tindak Pidana, Kuasa Hukum Keluarga Mayat di Kali Sodong Datangi Kantor Polisi

Megapolitan
Dijenguk Polisi, Casis Bintara yang Dibegal di Jakbar 'Video Call' Bareng Aipda Ambarita

Dijenguk Polisi, Casis Bintara yang Dibegal di Jakbar "Video Call" Bareng Aipda Ambarita

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com