Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengemudi Honda Jazz Ini Babak Belur Dipukuli Warga Berlan

Kompas.com - 18/02/2015, 20:45 WIB
Robertus Belarminus

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Warga kompleks Berlan, di RW 3, Kelurahan Kebon Manggis, Kecamatan Matraman, Jakarta Timur, geram akibat isu narkoba yang disematkan pada permukiman mereka. Buntutnya mereka pun mengincar orang-orang yang diduga sebagai para pembeli barang haram.

Tiga orang kemudian diamankan warga, satu di antaranya babak belur karena menjadi bulan-bulanan. Kejadian berlangsung Rabu (18/2/2015) sore.

Awalnya, warga mengamankan dua orang pria dan wanita yang dicurigai sebagai pembeli narkoba di daerah tersebut. Namun saat ditangkap, tidak ditemukan barang bukti.

Kedua orang itu hanya diminta untuk membuat surat perjanjian tidak akan mendatangi kompleks tersebut. Belum lama menangkap dua orang tadi, warga heboh dengan kedatangan mobil Honda Jazz B 2311 HF berwarna hitam.

Menurut warga, pengemudi Honda Jazz itu telah dikenali pelat nomor kendaraannya sebagai orang yang dicurigai pembeli narkoba. Aksi kejar-kejaran pun terjadi sampai akhirnya pengemudi Honda Jazz berinisial HF, warga Tebet, Jakarta Selatan itu terjebak saat hendak kabur.

Ketika didapat, sontak emosi warga pun tak terbendung. Mobil HF menjadi sasaran emosi warga yang marah akibat pemuda itu menolak keluar karena takut. Warga lantas merusak beberapa sisi kaca mobil, lalu memaksa pemuda tersebut untuk keluar.

Tak berdaya dengan massa, HF akhirnya keluar. Banyak pukulan mendarat di bagian tubuh HF setelah keluar mobil. Dia dibawa ke pos RW setempat. [Baca: Pria yang Tabrak Dua Orang di Matraman Ternyata Hendak Beli Sabu]

Di sana, pemuda itu mengaku mengantar teman untuk membeli narkoba. Ketua RW 3, Yati, yang dikonfirmasi membenarkan hal ini. Menurut Yati, para pelaku hendak membeli narkoba diduga jenis sabu.

Namun, Yati menyatakan, ketiga orang tersebut dilepas oleh warga karena dari tangan mereka tidak ditemukan barang bukti. "Kami sudah meminta mereka untuk membuat surat perjanjian dengan meterai, mereka tidak akan datang lagi ke sini," ujar Yati.

Yati mengakui ketiganya hendak membeli narkoba di kompleks itu. Saat ini tengah dicari tahu siapa warganya yang menjual.

"Ngaku-nya dia mau beli dari 'anak dalam', cuma saya lagi cari ini. Kita upaya kerja sama dengan RT, dan warga sini, supaya bersih nama Berlan ini tidak buruk karena narkoba," ujar Yati.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Menyusuri Jalan yang Dilalui Para Korban Tragedi 12 Mei 1998...

Menyusuri Jalan yang Dilalui Para Korban Tragedi 12 Mei 1998...

Megapolitan
Sosok Dimas Aditya Korban Kecelakaan Bus Ciater Dikenal Tak Mudah Marah

Sosok Dimas Aditya Korban Kecelakaan Bus Ciater Dikenal Tak Mudah Marah

Megapolitan
Dua Truk TNI Disebut Menerobos CFD Jakarta, Ini Klarifikasi Kapendam Jaya

Dua Truk TNI Disebut Menerobos CFD Jakarta, Ini Klarifikasi Kapendam Jaya

Megapolitan
Diiringi Isak Tangis, 6 Korban Kecelakaan Bus Ciater Dimakamkan di TPU Parung Bingung

Diiringi Isak Tangis, 6 Korban Kecelakaan Bus Ciater Dimakamkan di TPU Parung Bingung

Megapolitan
Titik Terang Kasus Mayat Terbungkus Sarung di Pamulang: Terduga Pelaku Ditangkap, Identitas Korban Diketahui

Titik Terang Kasus Mayat Terbungkus Sarung di Pamulang: Terduga Pelaku Ditangkap, Identitas Korban Diketahui

Megapolitan
3 Pelajar SMK Lingga Kencana Korban Kecelakaan Bus Dishalatkan di Musala Al Kautsar Depok

3 Pelajar SMK Lingga Kencana Korban Kecelakaan Bus Dishalatkan di Musala Al Kautsar Depok

Megapolitan
Isak Tangis Iringi Kedatangan 3 Jenazah Korban Kecelakaan Bus Ciater: Enggak Nyangka, Pulang-pulang Meninggal...

Isak Tangis Iringi Kedatangan 3 Jenazah Korban Kecelakaan Bus Ciater: Enggak Nyangka, Pulang-pulang Meninggal...

Megapolitan
Terduga Pembunuh Pria Dalam Sarung di Pamulang Ditangkap

Terduga Pembunuh Pria Dalam Sarung di Pamulang Ditangkap

Megapolitan
Pemprov DKI Lepas Ratusan Jemaah Haji Kloter Pertama Asal Jakarta

Pemprov DKI Lepas Ratusan Jemaah Haji Kloter Pertama Asal Jakarta

Megapolitan
Pesan Terakhir Guru SMK Lingga Kencana Korban Kecelakaan Bus di Ciater Subang

Pesan Terakhir Guru SMK Lingga Kencana Korban Kecelakaan Bus di Ciater Subang

Megapolitan
Gratis Untuk Anak Pejuang Kanker, Begini Syarat Menginap di 'Rumah Anyo'

Gratis Untuk Anak Pejuang Kanker, Begini Syarat Menginap di 'Rumah Anyo'

Megapolitan
Gelar 'Napak Reformasi', Komnas Perempuan Ajak Masyarakat Mengingat Tragedi 12 Mei 1998

Gelar "Napak Reformasi", Komnas Perempuan Ajak Masyarakat Mengingat Tragedi 12 Mei 1998

Megapolitan
Jatuh Bangun Pinta Mendirikan 'Rumah Anyo' Demi Selamatkan Para Anak Pejuang Kanker

Jatuh Bangun Pinta Mendirikan 'Rumah Anyo' Demi Selamatkan Para Anak Pejuang Kanker

Megapolitan
Saat Epy Kusnandar Ditangkap karena Narkoba, Diam Seribu Bahasa

Saat Epy Kusnandar Ditangkap karena Narkoba, Diam Seribu Bahasa

Megapolitan
Misteri Mayat Pria Terbungkus Sarung di Pamulang, Diduga Dibunuh Lalu Dibuang

Misteri Mayat Pria Terbungkus Sarung di Pamulang, Diduga Dibunuh Lalu Dibuang

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com