Mendengar hal ini, Basuki atau Ahok menjamin bahwa warga tidak akan terlantar. Dia mengaku telah memiliki perhitungan yang matang dan juga strategi.
"Lu jalanin aja. Saya orang tua enggak mungkin nyusahin anak, kok. Tapi saya tidak mau anak bajingan, makan orang tua," ujar Ahok di Balai Kota, Jumat (20/2/2015).
Ahok bersikeras tidak akan menunda jadwal penggusuran. Dia mengaku sudah berpengalaman soal penggusuran warga. Jika penggusuran ditunda, kata Ahok, warga akan menyewakan rumah yang akan digusur itu kepada orang lain yang memiliki KTP DKI. Padahal, orang tersebut tidak tahu bahwa rumahnya akan digusur.
"Saya punya pembantu pernah ngalamin yang sama. Dia baru beli tanah yang mau digusur. Nah orang yang pemilik kios ini kan pengembang PKL nih, saya pengalaman sekali soal gusur menggusur sekarang. Apa yang dilakukan? Ya, sudah dia jual ke orang lain, orang beli, yang beli yang sial," ujar Ahok.
Saat ini, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta bertekad langsung melakukan penggusuran begitu rusun tersedia. Begitu ada yang tidak mendapat rusun, akan segera diurus dan diperiksa. Akan tetapi jika ada warga yang menyewakan lahan pemerintah, pasti akan ketahuan. Meskipun mereka menggunakan nama sanak saudara mereka. Sebab, untuk masuk ke rusun harus memiliki KTP DKI dan ATM Bank DKI. Jika memalsukan kartu tersebut, Ahok menjanjikan sanksi yang besar.
"Kalau anda malsukan ini di Pramuka atau Senen, saya tidak menggugat anda karena memalsukan kartu rusun. Inget ya, itu penjaranya seminggu. Tapi saya akan menggugat anda memalsukan ATM Bank DKI. (Hukumannya) 12 tahun penjara," ujar Ahok.
Dengan sikapnya yang seperti ini, Ahok tidak khawatir jika tidak dipilih menjadi gubernur lagi pada periode mendatang. Penggusuran, kata Ahok, harus tetap dilakukan. "Kalau kamu enggak gusur, mau berapa pun, berapa belas gubernur pun ini engga pernah beres," ujar Ahok.
Warga yang mendengar penjelasan Ahok tidak dapat membalas banyak. Sebab, Ahok sedang terburu-buru. Ahok meninggalkan mereka tanpa ada dialog lebih lanjut.
"Kalau yang dari kelurahan itu bawasannya relokasi rusunawa yang disediakan itu tidak menampung seluruh warga," ujar salah seorang warga.
Ahok berjanji akan memeriksa kembali hal itu. Kemudian, warga pun pergi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.