Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Temui Pendukung, Ahok Minta Maaf Pertontonkan Politik Memalukan

Kompas.com - 03/03/2015, 15:57 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama menemui puluhan pendukungnya dari Pijar Indonesia di pendapa Balai Kota, Selasa (3/3/2015). Pada kesempatan tersebut, pria yang akrab disapa Ahok itu meminta maaf kepada para pendukungnya. 

"Dalam kesempatan ini, saya juga mau minta maaf kepada warga DKI karena kami mempertontonkan politik memalukan seperti ini. Tapi, saya bukannya tidak bisa komunikasi sebetulnya, tetapi bagaimana komunikasi kalau disuruh untuk masukin (anggaran siluman) Rp 12,1 triliun," kata Ahok. 

Ahok mengaku kini dia dalam posisi sulit karena semua fraksi di DPRD sepakat mengajukan hak angket kepadanya. Hal ini berarti semua anggota DPRD menganggap dokumen anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD) yang diserahkan DKI kepada Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) tidak sah. DPRD juga mengirimkan dokumen APBD versi mereka yang telah diselipkan anggaran siluman sebesar Rp 12,1 triliun kepada Kemendagri.

Perseteruan ini, lanjut Ahok, karena Pemprov DKI mulai menggunakan sistem e-budgeting. "Pertempuran ini tidak mudah, terima kasih teman-teman karena mendukung (saya). Dengan menggunakan e-budgeting, mau enggak mau mereka (anggota DPRD) juga akan mengeluarkan (APBD) versi mereka, lihat enggak tahun 2014 tidak ada APBD versi mereka? Karena anggaran kemarin sudah disusupin sama anggaran siluman mereka," kata Ahok menjelaskan kepada pendukungnya.

Seperti diketahui, sejumlah anggaran siluman muncul dalam RAPBD hasil pembahasan di komisi-komisi DPRD DKI Jakarta. Anggaran-anggaran dengan jumlah besar itu antara lain pengadaan uninterruptible power system (UPS) untuk sekolah sebesar Rp 6 miliar per sekolah.

Ada lagi anggaran pengadaan UPS untuk setiap kecamatan dan kelurahan di Jakarta Barat. Masing-masing dianggarkan sebesar Rp 4,220 miliar. Selain itu, ada pengajuan pembuatan buku trilogi Ahok yang totalnya mencapai Rp 30 miliar.

Pada Jumat (27/2/2015) pekan lalu, Ahok melapor ke Komisi Pemberantasan Korupsi soal dugaan penyalahgunaan dana APBD 2012-2015.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Motor dan STNK Mayat di Kali Sodong Raib, Keluarga Duga Dijebak Seseorang

Motor dan STNK Mayat di Kali Sodong Raib, Keluarga Duga Dijebak Seseorang

Megapolitan
Terganggu Pembangunan Gedung, Warga Bentrok dengan Pengawas Proyek di Mampang Prapatan

Terganggu Pembangunan Gedung, Warga Bentrok dengan Pengawas Proyek di Mampang Prapatan

Megapolitan
Ponsel Milik Mayat di Kali Sodong Hilang, Hasil Lacak Tunjukkan Posisi Masih di Jakarta

Ponsel Milik Mayat di Kali Sodong Hilang, Hasil Lacak Tunjukkan Posisi Masih di Jakarta

Megapolitan
Pakai Seragam Parkir Dishub, Jukir di Duri Kosambi Bingung Tetap Diamankan Petugas

Pakai Seragam Parkir Dishub, Jukir di Duri Kosambi Bingung Tetap Diamankan Petugas

Megapolitan
Sekolah di Tangerang Selatan Disarankan Buat Kegiatan Sosial daripada 'Study Tour' ke Luar Kota

Sekolah di Tangerang Selatan Disarankan Buat Kegiatan Sosial daripada "Study Tour" ke Luar Kota

Megapolitan
RS Bhayangkara Brimob Beri Trauma Healing untuk Korban Kecelakaan Bus SMK Lingga Kencana

RS Bhayangkara Brimob Beri Trauma Healing untuk Korban Kecelakaan Bus SMK Lingga Kencana

Megapolitan
KPU Kota Bogor Tegaskan Caleg Terpilih Harus Mundur jika Mencalonkan Diri di Pilkada 2024

KPU Kota Bogor Tegaskan Caleg Terpilih Harus Mundur jika Mencalonkan Diri di Pilkada 2024

Megapolitan
Pemilik Mobil yang Dilakban Warga gara-gara Parkir Sembarangan Mengaku Ketiduran di Rumah Saudara

Pemilik Mobil yang Dilakban Warga gara-gara Parkir Sembarangan Mengaku Ketiduran di Rumah Saudara

Megapolitan
Sebelum Ditemukan Tak Bernyawa di Kali Sodong, Efendy Pamit Beli Bensin ke Keluarga

Sebelum Ditemukan Tak Bernyawa di Kali Sodong, Efendy Pamit Beli Bensin ke Keluarga

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Prioritaskan Warga Jakarta dalam Rekrutmen PJLP dan Tenaga Ahli

Pemprov DKI Diminta Prioritaskan Warga Jakarta dalam Rekrutmen PJLP dan Tenaga Ahli

Megapolitan
Polisi Kesulitan Identifikasi Pelat Motor Begal Casis Bintara di Jakbar

Polisi Kesulitan Identifikasi Pelat Motor Begal Casis Bintara di Jakbar

Megapolitan
Parkir Sembarangan Depan Toko, Sebuah Mobil Dilakban Warga di Koja

Parkir Sembarangan Depan Toko, Sebuah Mobil Dilakban Warga di Koja

Megapolitan
Terminal Bogor Tidak Berfungsi Lagi, Lahannya Jadi Lapak Pedagang Sayur

Terminal Bogor Tidak Berfungsi Lagi, Lahannya Jadi Lapak Pedagang Sayur

Megapolitan
Duga Ada Tindak Pidana, Kuasa Hukum Keluarga Mayat di Kali Sodong Datangi Kantor Polisi

Duga Ada Tindak Pidana, Kuasa Hukum Keluarga Mayat di Kali Sodong Datangi Kantor Polisi

Megapolitan
Dijenguk Polisi, Casis Bintara yang Dibegal di Jakbar 'Video Call' Bareng Aipda Ambarita

Dijenguk Polisi, Casis Bintara yang Dibegal di Jakbar "Video Call" Bareng Aipda Ambarita

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com