Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ahok: Jokowi dan Mendagri Tak Kompromi Penerapan "E-budgeting"

Kompas.com - 04/03/2015, 14:16 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama menjelaskan bahwa Presiden Joko Widodo dan Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tjahjo Kumolo mendukungnya untuk mempertahankan sistem e-budgeting dalam menyusun anggaran.

Menurut dia, penerapan sistem e-budgeting itu dapat mengantisipasi dugaan anggaran siluman dan dapat menghemat uang negara. 

"Artinya, Pak Presiden dan Pak Mendagri itu untuk tetap mempertahankan e-budgeting dan melakukan penghematan, itu dasarnya. Soal perselisihan dan penolakan (sistem e-budgeting) dengan DPRD, besok kami kembali akan membahas di sini, karena Pak Mendagri sudah punya konsep dan solusinya," kata Basuki, di kantor Kementerian Dalam Negeri, Rabu (4/3/2015). 

Ia pun merasa senang mendapat dukungan memberantas serta menolak upaya penyelipan anggaran siluman.

Sekadar informasi, Basuki menolak usulan anggaran siluman DPRD DKI sebesar Rp 12,1 triliun di dalam APBD DKI 2015 yang totalnya Rp 73,08 triliun.

Basuki mengaku mendapat saran dari pemerintah pusat untuk menjalankan program unggulan sesuai dengan Rancangan Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) DKI 2013-2017.

"Mendagri dan Presiden meminta kami untuk tetap melaksanakan e-budgeting. Semua anggaran harus sesuai dengan RPJMD, sesuai dengan KUAPPAS (kebijakan umum anggaran plafon prioritas anggaran sementara) sesuai untuk pembangunan DKI," kata pria yang biasa disapa Ahok itu. 

Mantan Politisi Gerindra dan Golkar ini mengharapakan sistem e-budgeting dapat diterapkan secara nasional.

Sehingga, tidak ada lagi proyek titipan pada pembahasan APBD di seluruh Indonesia, bahkan dapat dierapkan dalam pembahasan APBN.

Namun, tentunya rencana ini memerlukan persetujuan Presiden Joko Widodo. "Dengan cara seperti ini kami bisa teliti, kalau Pak Presiden bisa bantu lebih baik lagi, ini bukan soal Ahok. Tetapi mau enggak kami ini mulai tahun ini. Ini jadi titik tolak semua APBD e-budgeting dan jika APBN bisa di e-budgeting, semua orang bisa melihat siapa saaja yang main masukin data dan kurangi data," ujar Basuki.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Polisi Selidiki Kasus Penistaan Agama yang Diduga Dilakukan Oknum Pejabat Kemenhub

Polisi Selidiki Kasus Penistaan Agama yang Diduga Dilakukan Oknum Pejabat Kemenhub

Megapolitan
Viral Video Perundungan Pelajar di Citayam, Korban Telepon Orangtua Minta Dijemput

Viral Video Perundungan Pelajar di Citayam, Korban Telepon Orangtua Minta Dijemput

Megapolitan
Curhat Warga Rawajati: Kalau Ada Air Kiriman dari Bogor, Banjirnya kayak Lautan

Curhat Warga Rawajati: Kalau Ada Air Kiriman dari Bogor, Banjirnya kayak Lautan

Megapolitan
Heru Budi Bakal Lanjutkan Pelebaran Sungai Ciliwung, Warga Terdampak Akan Didata

Heru Budi Bakal Lanjutkan Pelebaran Sungai Ciliwung, Warga Terdampak Akan Didata

Megapolitan
Ibu Hamil Jadi Korban Tabrak Lari di Gambir, Kandungannya Keguguran

Ibu Hamil Jadi Korban Tabrak Lari di Gambir, Kandungannya Keguguran

Megapolitan
Jawab Kritikan Ahok Soal Penonaktifan NIK KTP, Heru Budi: Pemprov DKI Hanya Menegakkan Aturan

Jawab Kritikan Ahok Soal Penonaktifan NIK KTP, Heru Budi: Pemprov DKI Hanya Menegakkan Aturan

Megapolitan
Paus Fransiskus ke Indonesia September 2024, KWI: Bawa Pesan Persaudaraan Umat Manusia

Paus Fransiskus ke Indonesia September 2024, KWI: Bawa Pesan Persaudaraan Umat Manusia

Megapolitan
Diterima Jadi Polisi, Casis Bintara Korban Begal: Awalnya Berpikir Saya Gagal

Diterima Jadi Polisi, Casis Bintara Korban Begal: Awalnya Berpikir Saya Gagal

Megapolitan
Polisi Kantongi Identitas Pengemudi Fortuner yang Halangi Laju Ambulans di Depok

Polisi Kantongi Identitas Pengemudi Fortuner yang Halangi Laju Ambulans di Depok

Megapolitan
Dapat Ganti Untung Normalisasi Ciliwung, Warga Rawajati Langsung Beli Rumah Baru

Dapat Ganti Untung Normalisasi Ciliwung, Warga Rawajati Langsung Beli Rumah Baru

Megapolitan
Tak Gentarnya Jukir Liar di Minimarket, Masih Nekat Beroperasi meski Baru Ditertibkan

Tak Gentarnya Jukir Liar di Minimarket, Masih Nekat Beroperasi meski Baru Ditertibkan

Megapolitan
Kilas Balik Kasus Pembunuhan Vina Cirebon, Kronologi hingga Rekayasa Kematian

Kilas Balik Kasus Pembunuhan Vina Cirebon, Kronologi hingga Rekayasa Kematian

Megapolitan
Dikritik Ahok soal Penonaktifan NIK KTP Warga Jakarta, Heru Budi Buka Suara

Dikritik Ahok soal Penonaktifan NIK KTP Warga Jakarta, Heru Budi Buka Suara

Megapolitan
Walkot Depok Terbitkan Aturan Soal 'Study Tour', Minta Kegiatan Dilaksanakan di Dalam Kota

Walkot Depok Terbitkan Aturan Soal "Study Tour", Minta Kegiatan Dilaksanakan di Dalam Kota

Megapolitan
Rumahnya Digusur Imbas Normalisasi Kali Ciliwung, Warga: Kita Ikut Aturan Pemerintah Saja

Rumahnya Digusur Imbas Normalisasi Kali Ciliwung, Warga: Kita Ikut Aturan Pemerintah Saja

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com