Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bayi Terbakar dan Retorika Pemerintah

Kompas.com - 06/03/2015, 07:03 WIB
Kahfi Dirga Cahya

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Dua orang keluar dari dalam Polsek Jatinegara, Jakarta Timur. Satu adalah laki-laki dengan memakai baju warna oranye dan satu lagi perempuan dengan memakai baju warna kuning.

Sambil menutup mukanya dengan potongan kardus, kedua orang tersebut digelandang polisi untuk berdiri menghadap kaca bagian depan Polsek Jatinegara.

Diiringi rintik hujan, Kapolsek Jatinegara Komisaris Dasril mengungkapkan, kedua orang tersebut adalah sepasang suami istri, ST (46) dan R (35), terduga pelaku pembakaran bayi yang terjadi di Jatinegara.

Dari keterangan yang diperoleh, keduanya adalah orangtua dari bayi yang dibakar tersebut. Keduanya melakukan hal tersebut dengan alasan ekonomi.

Dasril mengungkapkan bahwa sang ibu, R, meninggalkan bayi yang dilahirkannya pada Jumat (28/2/2015) dalam kodisi sudah tidak bernyawa di tempat sampah.

Setelah itu, ia pergi untuk menyusul suaminya ke Pasar Kramat Jati. Keduanya kembali ke tempat tumpukan sampah pada pukul 19.00 WIB, Minggu (1/3/2015), tepat dua hari setelah peristiwa tersebut.

Kedua pasangan itu hendak istirahat di dekat tumpukan sampah karena pasangan ini tidak memiliki tempat menetap. ST mendekati tumpukan sampah sambil memegang korek untuk menyalakan api.

Hal ini biasa dilakukannya untuk membuat asap agar terhindar dari nyamuk. Dari penuturan yang didapat polisi dari pelaku, bayi tersebut sudah tidak ada di tumpukan sampah.

"Dia maksudnya bakar sampah supaya tidak ada nyamuk. Ketika itu, bayi yang diletakkan dalam kardus sudah tidak terlihat di tumpukan sampah. Jadi, dia bakar saja sampah yang ada di situ," kata Dasril, Rabu (4/3/2015).

Naas, bayi tersebut masih ada dan tertimbun oleh sampah. Bayi tersebut pun ikut terbakar. Bayi itu kemudian ditemukan oleh seorang bocah, Zidan (14), sepulang dari bermain.

Zidan mencium bau tak sedap dan melaporkan kepada petugas keamanan di salah satu pabrik dekat tempat kejadian.

Setelah dicek, ternyata ada bayi manusia yang terbakar.

Motif ekonomi

Dari pengakuan terduga pelaku, Dasril mengungkapkan, R meninggalkan bayi tersebut karena dia tidak memiliki uang untuk menguburnya. "Pada saat istrinya melahirkan, kondisi bayi dalam keadaan meninggal dunia. Dengan alasan tidak punya uang, bayi itu kemudian dimasukkan ke dalam kardus dan diletakkan di tempat sampah," kata Dasril.

Pakar psikologi forensik, Reza Indragiri, menilai, motif ini masih perlu diperdalam lagi. Sebab, jika kondisi bayi tersebut sudah meninggal dunia, tidak ada pidana yang dapat dikenakan kepada kedua terduga pelaku.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Polisi Dalami Peran Belasan Saksi Dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP yang Dianiaya Senior

Polisi Dalami Peran Belasan Saksi Dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Kepada Kapolres Jaktim, Warga Klender Keluhkan Aksi Lempar Petasan dan Tawuran

Kepada Kapolres Jaktim, Warga Klender Keluhkan Aksi Lempar Petasan dan Tawuran

Megapolitan
Belasan Taruna Jadi Saksi dalam Prarekonstruksi Kasus Tewasnya Junior STIP

Belasan Taruna Jadi Saksi dalam Prarekonstruksi Kasus Tewasnya Junior STIP

Megapolitan
Polisi Tangkap Lebih dari 1 Orang Terkait Pengeroyokan Mahasiswa di Tangsel

Polisi Tangkap Lebih dari 1 Orang Terkait Pengeroyokan Mahasiswa di Tangsel

Megapolitan
RTH Tubagus Angke Dirapikan, Pedagang Minuman Harap Bisa Tetap Mangkal

RTH Tubagus Angke Dirapikan, Pedagang Minuman Harap Bisa Tetap Mangkal

Megapolitan
Prarekonstruksi Kasus Penganiayaan Taruna STIP Digelar hingga 4 Jam

Prarekonstruksi Kasus Penganiayaan Taruna STIP Digelar hingga 4 Jam

Megapolitan
Masih Bonyok, Maling Motor di Tebet Belum Bisa Diperiksa Polisi

Masih Bonyok, Maling Motor di Tebet Belum Bisa Diperiksa Polisi

Megapolitan
Cegah Prostitusi, RTH Tubagus Angke Kini Dipasangi Lampu Sorot

Cegah Prostitusi, RTH Tubagus Angke Kini Dipasangi Lampu Sorot

Megapolitan
Balita yang Jasadnya Ditemukan di Selokan Matraman Tewas karena Terperosok dan Terbawa Arus

Balita yang Jasadnya Ditemukan di Selokan Matraman Tewas karena Terperosok dan Terbawa Arus

Megapolitan
PDI-P Buka Penjaringan Cagub dan Cawagub Jakarta hingga 20 Mei 2024

PDI-P Buka Penjaringan Cagub dan Cawagub Jakarta hingga 20 Mei 2024

Megapolitan
Kuota Haji Kota Tangsel Capai 1.242 Jemaah, Pemberangkatan Dibagi 2 Gelombang

Kuota Haji Kota Tangsel Capai 1.242 Jemaah, Pemberangkatan Dibagi 2 Gelombang

Megapolitan
Paniknya Mahasiswa di Tangsel, Kontrakan Digeruduk Warga saat Sedang Beribadah

Paniknya Mahasiswa di Tangsel, Kontrakan Digeruduk Warga saat Sedang Beribadah

Megapolitan
Jasad Balita Tersangkut di Selokan Matraman, Orangtua Sempat Lapor Kehilangan

Jasad Balita Tersangkut di Selokan Matraman, Orangtua Sempat Lapor Kehilangan

Megapolitan
Jasad Balita di Matraman Ditemukan Warga Saat Bersihkan Selokan, Ternyata Sudah 3 Hari Hilang

Jasad Balita di Matraman Ditemukan Warga Saat Bersihkan Selokan, Ternyata Sudah 3 Hari Hilang

Megapolitan
Polisi Ungkap Penyebab Mahasiswa di Tangsel Bertikai dengan Warga Saat Beribadah

Polisi Ungkap Penyebab Mahasiswa di Tangsel Bertikai dengan Warga Saat Beribadah

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com