Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Anggota FPI Tersangka Kericuhan di DPRD DKI Meninggal Dunia

Kompas.com - 06/03/2015, 17:24 WIB
Unoviana Kartika

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Anggota Front Pembela Islam (FPI), Hathim Firmansyah bin Ademan, meninggal dunia pada Jumat (6/3/2015) di RS Polri Kramatjati, Jakarta. Hathim merupakan salah satu tersangka dari kasus unjuk rasa anarkistis di depan Gedung DPRD DKI Jakarta, 3 Oktober 2014 lalu.

Hathim meninggal saat masih menjalani proses hukum karena telah ditetapkan menjadi tersangka dalam kasus unjuk rasa tersebut.

Sebelum meninggal, pria berusia 55 tahun itu masih ditahan di Mapolda Metro Jaya. Sekretaris DPP FPI KH Ja’far Sidiq mengatakan, Hathim meninggal karena sakit. Namun, ia tidak merinci penyakit yang diderita salah satu dari 22 tersangka kasus unjuk rasa ricuh tersebut.

"Yang jelas saat ikut sidang pada Rabu (4/3/2015) lalu, dia sempat buang air di tempat sidang," kata Ja’far saat dihubungi, Jumat sore.

Setelah diketahui sakit, Hathim pun mendapat perawatan di RS Polri. Namun, kondisinya terus memburuk sampai akhirnya meninggal dunia dua hari kemudian.

Pagi tadi, jenazah Hathim sudah dipindahkan dari RS Polri menuju rumahnya di daerah Petamburan, Tanah Abang, Jakarta Pusat.

"Di sana, jenazah beliau dishalatkan, kemudian dibawa ke kampung halamannya," kata Ja'far.

Ia menyebutkan, kampung halaman Hathim berada di daerah Cibubur, Kuningan, Jawa Marat. Sore ini, ia dimakamkan di sana. Ja’far mengatakan, ada sekitar 150 anggota FPI yang mengantar kepulangan Hathim.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Paniknya Maling Motor di Koja, Ditangkap Warga Usai Aksinya Ketahuan sampai Minta Tolong ke Ibunya

Paniknya Maling Motor di Koja, Ditangkap Warga Usai Aksinya Ketahuan sampai Minta Tolong ke Ibunya

Megapolitan
Pengelola Minimarket Diminta Juga Tanggung Jawab atas Keamanan Kendaaraan yang Parkir

Pengelola Minimarket Diminta Juga Tanggung Jawab atas Keamanan Kendaaraan yang Parkir

Megapolitan
Soal Wacana Pekerjaan Bagi Jukir Minimarket, Pengamat: Tergantung 'Political Will' Heru Budi

Soal Wacana Pekerjaan Bagi Jukir Minimarket, Pengamat: Tergantung "Political Will" Heru Budi

Megapolitan
Heru Budi Janjikan Pekerjaan ke Jukir Liar Minimarket, Pengamat: Jangan Hanya Wacana!

Heru Budi Janjikan Pekerjaan ke Jukir Liar Minimarket, Pengamat: Jangan Hanya Wacana!

Megapolitan
Babak Baru Kasus Taruna STIP Dianiaya Senior hingga Tewas, Muncul 3 Tersangka Baru yang Ikut Terlibat

Babak Baru Kasus Taruna STIP Dianiaya Senior hingga Tewas, Muncul 3 Tersangka Baru yang Ikut Terlibat

Megapolitan
Solidaritas Pelaut Indonesia Minta Senioritas ala Militer di STIP Dihapuskan

Solidaritas Pelaut Indonesia Minta Senioritas ala Militer di STIP Dihapuskan

Megapolitan
Polisi Tangkap Pemalak Sopir Truk yang Parkir di Jalan Daan Mogot

Polisi Tangkap Pemalak Sopir Truk yang Parkir di Jalan Daan Mogot

Megapolitan
Setuju Jukir Liar Minimarket Ditertibkan, Anggota DPRD DKI: Meresahkan

Setuju Jukir Liar Minimarket Ditertibkan, Anggota DPRD DKI: Meresahkan

Megapolitan
'Budaya Kekerasan di STIP Tak Ada Kaitannya dengan Dunia Kerja di Kapal'

"Budaya Kekerasan di STIP Tak Ada Kaitannya dengan Dunia Kerja di Kapal"

Megapolitan
4 Tersangka Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior Terancam 15 Tahun Penjara

4 Tersangka Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior Terancam 15 Tahun Penjara

Megapolitan
Pemerataan Air Bersih di Jakarta, Mungkinkah?

Pemerataan Air Bersih di Jakarta, Mungkinkah?

Megapolitan
Begini Peran 3 Tersangka Baru Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior

Begini Peran 3 Tersangka Baru Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior

Megapolitan
Bertambah 3, Kini Ada 4 Tersangka Kasus Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas

Bertambah 3, Kini Ada 4 Tersangka Kasus Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas

Megapolitan
Polisi Tak Ingin Gegabah dalam Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior

Polisi Tak Ingin Gegabah dalam Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior

Megapolitan
Polisi Bantah Senior Penganiaya Taruna STIP hingga Tewas adalah Anak Pejabat

Polisi Bantah Senior Penganiaya Taruna STIP hingga Tewas adalah Anak Pejabat

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com