Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Anggota DPRD: Wong Saya Baru Dua Hari, Belum Bisa Maling Apa-apa di Sini

Kompas.com - 10/03/2015, 20:47 WIB
Jessi Carina

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Ketua Fraksi Partai Nasional Demokrat Bestari Barus mengatakan, Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama memiliki tanggung jawab besar jika terjadi tindak korupsi di jajarannya.

Sayangnya, kata dia, Basuki atau yang akrab disapa Ahok justru terlalu menyalahkan anggota DPRD DKI dengan menyebut anggota Dewan sebagai maling.

"Sekarang itu dikaitkan dengan Dewan yang disebut maling. Wong saya baru dua hari, belum bisa maling apa-apa di sini. Mau maling AC?" ujar Bestari di DPRD DKI, Selasa (10/3/2015).

Hal yang dimaksud oleh Bestari adalah soal anggaran siluman yang ditemukan oleh Ahok. Menurut Bestari, Ahok terlalu menyalahkan bawahannya mengenai anggaran siluman ini. Hal ini merujuk pada sikap Ahok yang membentak Wali Kota Jakarta Barat Anas Effendi ketika mediasi di Kementerian Dalam Negeri.

Padahal, jika terbukti ada bawahannya yang korupsi, kata Bestari, Ahok turut bertanggung jawab karena tidak melakukan pengawasan terhadap bawahannya. Bestari menyarankan, sebaiknya Ahok memperkuat inspektoratnya.

Menurut dia, sebagai Gubernur sebenarnya Ahok memiliki wewenang besar. Jika Ahok menemukan indikasi anggaran siluman, Ahok dapat menandai saja anggaran itu.

Bestari mengibaratkan hal ini bagai acara perayaan 17 Agustus di kampung-kampung. Ahok bagaikan ketua panitia dan pejabat satuan kerja perangkat daerah (SKPD) sebagai ketua RT.

Dia menerangkan, "Pak RT", dalam hal ini SKPD bertanggung jawab membuat program. DPRD yang dapat diibaratkan seksi keamanan menginginkan pengamanan Kopassus dalam perayaan 17 Agustus itu. Akan tetapi, ketua panitia, dalam hal ini Gubernur, boleh menolak usulan itu jika dianggap berlebihan.

Bestari mengatakan, memang ada potensi dampak serapan yang menjadi rendah dengan adanya penandaan anggaran ini. Akan tetapi, kata Bestari, Ahok tidak perlu ragu. Hal itu sepadan asal uang masyarakat tidak dicuri. Fraksi Nasdem, kata dia, siap membela.

"Kalau nanti akibat pembintangan ini berdampak serapan rendah saat laporan pertanggungjawaban, Nasdem akan paling depan membela dia. 'Ya betul, itu kita sarankan untuk dibintang (ditandai) supaya uang masyarakat tidak dikorupsi'. Selesai. Secara politik kita dukung," ujar Bestari. "Tetapi, kalau sekarang kayak begini nih, kita juga bingung mau bela," ujarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Polisi Tangkap Pembunuh Pedagang Perabot di Duren Sawit, Ternyata Anak Kandung Sendiri

Polisi Tangkap Pembunuh Pedagang Perabot di Duren Sawit, Ternyata Anak Kandung Sendiri

Megapolitan
Diduga Korsleting, Bengkel Motor Sekaligus Rumah Tinggal di Cibubur Terbakar

Diduga Korsleting, Bengkel Motor Sekaligus Rumah Tinggal di Cibubur Terbakar

Megapolitan
Kardinal Suharyo Tegaskan Gereja Katolik Tak Sama dengan Ormas Keagamaan

Kardinal Suharyo Tegaskan Gereja Katolik Tak Sama dengan Ormas Keagamaan

Megapolitan
Ditawari Izin Tambang, Kardinal Suharyo: Itu Bukan Wilayah Kami

Ditawari Izin Tambang, Kardinal Suharyo: Itu Bukan Wilayah Kami

Megapolitan
Pemuda yang Sekap dan Aniaya Kekasihnya di Pondok Aren Ditangkap Polisi

Pemuda yang Sekap dan Aniaya Kekasihnya di Pondok Aren Ditangkap Polisi

Megapolitan
Pengelola Rusunawa Marunda Lapor Polisi soal Penjarahan Sejak 2023

Pengelola Rusunawa Marunda Lapor Polisi soal Penjarahan Sejak 2023

Megapolitan
Paus Fransiskus Kunjungi Indonesia: Waktu Singkat dan Enggan Naik Mobil Antipeluru

Paus Fransiskus Kunjungi Indonesia: Waktu Singkat dan Enggan Naik Mobil Antipeluru

Megapolitan
Pedagang Perabot di Duren Sawit Tewas dengan Luka Tusuk

Pedagang Perabot di Duren Sawit Tewas dengan Luka Tusuk

Megapolitan
Tak Disangka, Grafiti Bikin Fermul Belajar Mengontrol Emosi

Tak Disangka, Grafiti Bikin Fermul Belajar Mengontrol Emosi

Megapolitan
Sambut Positif jika Anies Ingin Bertemu Prabowo, PAN: Konsep 'Winner Takes All' Tidak Dikenal

Sambut Positif jika Anies Ingin Bertemu Prabowo, PAN: Konsep "Winner Takes All" Tidak Dikenal

Megapolitan
Seniman Grafiti Ingin Buat Tembok Jakarta Lebih Berwarna meski Aksinya Dicap Vandalisme

Seniman Grafiti Ingin Buat Tembok Jakarta Lebih Berwarna meski Aksinya Dicap Vandalisme

Megapolitan
Kunjungan Paus ke Indonesia Jadi yang Kali Ketiga Sepanjang Sejarah

Kunjungan Paus ke Indonesia Jadi yang Kali Ketiga Sepanjang Sejarah

Megapolitan
Kardinal Suharyo: Kunjungan Paus Penting, tapi Lebih Penting Mengikuti Teladannya

Kardinal Suharyo: Kunjungan Paus Penting, tapi Lebih Penting Mengikuti Teladannya

Megapolitan
Paus Fransiskus Akan Berkunjung ke Indonesia, Diagendakan Mampir ke Istiqlal hingga GBK

Paus Fransiskus Akan Berkunjung ke Indonesia, Diagendakan Mampir ke Istiqlal hingga GBK

Megapolitan
Warga Langsung Padati CFD Thamrin-Bundaran HI Usai Jakarta Marathon

Warga Langsung Padati CFD Thamrin-Bundaran HI Usai Jakarta Marathon

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com