"Sedikit demi sedikit kami akan mengurangi pergerakan orang dengan kendaraan pribadi. Kalau Anda ingat, pembangunan jalur bus transjakarta ini bersamaan dengan pembangunan MRT (mass rapid transit), KRL (kereta rel listrik), dan rencana kereta ringan. Hasilnya bisa kita nikmati lima tahun lagi. Kami minta maaf jika proyek ini mengganggu kenyamanan berlalu lintas," kata Wakil Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat saat mencanangkan pengeboran di lokasi konstruksi jalur bus transjakarta layang Koridor XIII, Selasa (10/3).
Jalur bus transjakarta Koridor XIII merupakan proyek jalan layang paling panjang yang saat ini dikerjakan Pemprov DKI, yaitu 9,3 kilometer. Jalur ini membentang dari barat ke timur dari Jalan Tendean melewati Blok M hingga ke perbatasan Jakarta-Tangerang di Ciledug.
Proyek pembangunan telah dimulai pada 15 Desember 2014 dan ditargetkan selesai pada akhir tahun 2016. Djarot meminta proyek tersebut bisa diselesaikan lebih cepat sehingga tak sampai akhir tahun 2016 Koridor XIII sudah beroperasi.
Kepala Dinas Bina Marga DKI Jakarta Yusmada Faizal mengatakan, dana pembangunan jalur bus transjakarta layang mencapai Rp 2,3 triliun. Ada delapan paket pekerjaan yang dikerjakan sembilan kontraktor, yaitu paket Adam Malik sepanjang 1,2 kilometer (km) dikerjakan oleh PT Waskita Karya; paket Kostrad 1,1 km (gabungan PT Istaka Karya dan PT Agrabudi); paket Seskoal 1,4 km (PT Wijaya Karya); paket Kebayoran Lama 1,2 km (PT Pembangunan Perumahan); paket Trunojoyo 1,2 km (PT Jaya Konstruksi); paket Taman Puring 1,1 km (PT Hutama Karya); paket Santa 1 km (PT Yasa Patria Perkasa); dan paket Tendean 1,1 km (PT Adhi Karya).
"Proyek ini memiliki bentang paling panjang. Pekerjaan ini sudah berdasarkan rencana tata ruang wilayah dan pola transportasi makro. Sudah ada trasenya, juga amdalnya," ujar Yusmada.
Sejak kontrak dimulai pada 15 Desember 2014, lanjutnya, Dinas Bina Marga berkoordinasi dengan berbagai pihak untuk merumuskan pengelolaan lalu lintas karena pembangunan jalur bus transjakarta Koridor XIII itu dilakukan pada jalan yang sudah ada.
"Mulai Desember 2014 hingga November 2015 ini akan menjadi poin krusial karena proyek masih bermain pada substruktur, yaitu menancapkan paku bumi untuk menopang 211 pilar sepanjang 9,3 km. Menjadi krusial karena pekerjaan perlu ruang jalan. Saat ini tinggal dua lajur jalan yang bisa dilalui kendaraan," katanya.
Setelah November 2015, pekerjaan dilakukan pada struktur atas dengan mengangkat box girder sehingga hambatan lalu lintas bisa dikurangi. Pekerjaan juga lebih banyak dilakukan pada malam hari dan hanya menyisakan pekerjaan kecil pada siang hari.
Rekayasa
Kepala Suku Dinas Perhubungan Jakarta Selatan Priyanto mengatakan, rekayasa lalu lintas di sekitar lokasi konstruksi disesuaikan dengan pekerjaan yang berlangsung. "Saat pembangunan konstruksi atas, jalan akan ditutup pukul 24.00-06.00. Namun, untuk saat ini tidak ada pengalihan lalu lintas secara ekstrem," katanya.
Priyanto menambahkan, tidak ada jalur alternatif khusus yang disiapkan bagi pengendara. Pengendara dipersilakan menggunakan jalan alternatif yang sudah ada di kiri kanan lokasi proyek. "Di Tendean, misalnya, pengendara bisa lewat Buncit Raya, Kemang, tembus ke Wijaya. Untuk menuju Kuningan atau Pancoran bisa melalui jalan kecil. Kami pasang imbauan di 30 titik bagi pengguna jalan," ujar Priyanto. (FRO)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.