Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Siapa Bisa Tandingi Ahok di Jakarta?

Kompas.com - 14/03/2015, 20:11 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Ada dua pilihan di tangan panitia angket, jika Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama dinyatakan bersalah karena mengajukan dokumen palsu Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) DKI 2015 ke Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri).

Pilihannya adalah melaporkan Basuki ke polisi atau pemakzulan dari jabatan sebagai Gubernur. Kendati demikian, pengamat politik Arbi Sanit menilai pemakzulan kepada Basuki tidak mungkin dilakukan. Terlebih tidak ada tokoh lain yang berkompeten dan dipandang mampu membenahi permasalahan Jakarta selain Basuki. 

"Siapa yang bisa menandingi Ahok (sapaan Basuki) saat ini? Kalau warga Jakarta, terutama kelas menengah ke atas, sangat senang dengan transparansi. Mereka pasti dukung Ahok," kata Arbi, saat dihubungi, Sabtu (14/3/2015). 

Lebih lanjut, Arbi pun mencoba mengidentifikasi tokoh-tokoh lain yang diprediksi mampu menandingi Ahok. Misalnya, Wakil Ketua DPRD DKI Abraham Lunggana yang memiliki basis massa yang tidak sedikit. Dia juga disegani di kalangan warga Betawi.

Meski demikian, lanjut Arbi, popularitas pria yang akrab disapa Lulung saat ini belum dapat membendung popularitas Ahok.

Selain Lulung, mitranya sesama pimpinan DPRD, Mohamad Taufik juga dipandang Arbi belum mampu menjadi Gubernur DKI. Terlebih, Taufik, kata Arbi, memiliki rekam jejak politik tidak baik. Taufik pernah menjadi narapidana kasus korupsi saat dia menjadi Ketua KPU DKI Jakarta 2004. "Apakah mereka mampu menyaingi Ahok?" kata Arbi. 

Kemudian tokoh dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P). Misalnya Ketua DPRD DKI Prasetyo Edi Marsudi, Ketua DPD PDI-P DKI Boy Sadikin, dan Wakil Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat. "Saya pernah tanya sama salah seorang PNS DKI, banyak yang meragukan kemampuan Boy dapat menjadi Gubernur seperti ayahnya, Ali Sadikin. Kalau Pras kurang (mampu jadi Gubernur). Kalau Djarot sebenarnya belum searah dengan Ahok, apalagi ngomongnya tidak tegas dan suka mengambang arahnya," kata Arbi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Motor dan STNK Mayat di Kali Sodong Raib, Keluarga Duga Dijebak Seseorang

Motor dan STNK Mayat di Kali Sodong Raib, Keluarga Duga Dijebak Seseorang

Megapolitan
Terganggu Pembangunan Gedung, Warga Bentrok dengan Pengawas Proyek di Mampang Prapatan

Terganggu Pembangunan Gedung, Warga Bentrok dengan Pengawas Proyek di Mampang Prapatan

Megapolitan
Ponsel Milik Mayat di Kali Sodong Hilang, Hasil Lacak Tunjukkan Posisi Masih di Jakarta

Ponsel Milik Mayat di Kali Sodong Hilang, Hasil Lacak Tunjukkan Posisi Masih di Jakarta

Megapolitan
Pakai Seragam Parkir Dishub, Jukir di Duri Kosambi Bingung Tetap Diamankan Petugas

Pakai Seragam Parkir Dishub, Jukir di Duri Kosambi Bingung Tetap Diamankan Petugas

Megapolitan
Sekolah di Tangerang Selatan Disarankan Buat Kegiatan Sosial daripada 'Study Tour' ke Luar Kota

Sekolah di Tangerang Selatan Disarankan Buat Kegiatan Sosial daripada "Study Tour" ke Luar Kota

Megapolitan
RS Bhayangkara Brimob Beri Trauma Healing untuk Korban Kecelakaan Bus SMK Lingga Kencana

RS Bhayangkara Brimob Beri Trauma Healing untuk Korban Kecelakaan Bus SMK Lingga Kencana

Megapolitan
KPU Kota Bogor Tegaskan Caleg Terpilih Harus Mundur jika Mencalonkan Diri di Pilkada 2024

KPU Kota Bogor Tegaskan Caleg Terpilih Harus Mundur jika Mencalonkan Diri di Pilkada 2024

Megapolitan
Pemilik Mobil yang Dilakban Warga gara-gara Parkir Sembarangan Mengaku Ketiduran di Rumah Saudara

Pemilik Mobil yang Dilakban Warga gara-gara Parkir Sembarangan Mengaku Ketiduran di Rumah Saudara

Megapolitan
Sebelum Ditemukan Tak Bernyawa di Kali Sodong, Efendy Pamit Beli Bensin ke Keluarga

Sebelum Ditemukan Tak Bernyawa di Kali Sodong, Efendy Pamit Beli Bensin ke Keluarga

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Prioritaskan Warga Jakarta dalam Rekrutmen PJLP dan Tenaga Ahli

Pemprov DKI Diminta Prioritaskan Warga Jakarta dalam Rekrutmen PJLP dan Tenaga Ahli

Megapolitan
Polisi Kesulitan Identifikasi Pelat Motor Begal Casis Bintara di Jakbar

Polisi Kesulitan Identifikasi Pelat Motor Begal Casis Bintara di Jakbar

Megapolitan
Parkir Sembarangan Depan Toko, Sebuah Mobil Dilakban Warga di Koja

Parkir Sembarangan Depan Toko, Sebuah Mobil Dilakban Warga di Koja

Megapolitan
Terminal Bogor Tidak Berfungsi Lagi, Lahannya Jadi Lapak Pedagang Sayur

Terminal Bogor Tidak Berfungsi Lagi, Lahannya Jadi Lapak Pedagang Sayur

Megapolitan
Duga Ada Tindak Pidana, Kuasa Hukum Keluarga Mayat di Kali Sodong Datangi Kantor Polisi

Duga Ada Tindak Pidana, Kuasa Hukum Keluarga Mayat di Kali Sodong Datangi Kantor Polisi

Megapolitan
Dijenguk Polisi, Casis Bintara yang Dibegal di Jakbar 'Video Call' Bareng Aipda Ambarita

Dijenguk Polisi, Casis Bintara yang Dibegal di Jakbar "Video Call" Bareng Aipda Ambarita

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com