JAKARTA, KOMPAS.com - Gubernur DKI Jakarta Basuki "Ahok" Tjahaja Purnama mengkritik kerja pemerintahan Indonesia yang tidak mampu mengontrol tukar nilai rupiah. Ahok menilai hal ini merupakan cerminan kinerja para pejabat negara tak optimal. Menurutnya, perekonomian nasional telah jauh tertinggal dibanding Malaysia dan Singapura.
"Memang sulit memperjuangkan yang benar. Kalau negeri ini bener, enggak ada tuh yang namanya 1 dollar sama dengan Rp 13.000. Itu bukti ketinggalan negara kita. Yang kaya raya cuma oknum pejabat aja, rakyat tetap aja susah," sebut Ahok pada Selasa (17/3/2015) lalu saat sesi wawancara eksklusif bersama Kompas TV.
Pada kesempatan itu, pria kelahiran Belitung Timur itu juga mengkritik lemahnya pengawasan terhadap kekayaan pejabat publik di Indonesia. Ahok menekankan perlu adanya penelusuran dalam pendataan kekayaan pejabat publik karena hal itu berpotensi menjadi celah untuk penyelewengan uang.
"Pernah enggak KPK nanya pada pejabat publik asal tanah, mobil, rumah yang dipunya pejabat tersebut? KPK hanya mencocokkan data yang mereka terima dengan jumlah yang dilaporkan pejabat tersebut. Kalau ditanya asalnya, kebanyakan pejabat bilang itu hibah dari orang tua mereka. Kalau orang tua miskin hibah dari mana? Periksa makanya," pungkas Ahok.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.