Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ahok Tak Ingin Percantik Kawasan Kumuh karena KTT Asia-Afrika

Kompas.com - 06/04/2015, 09:36 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama tidak akan menertibkan warga yang berada di lingkungan kumuh demi terselenggaranya Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Asia-Afrika 2015 pada 19-23 April 2015. Menurut dia, Pemprov DKI tidak memiliki waktu banyak untuk memindahkan warga-warga ke rusun hanya demi penyelenggaraan KAA. 

"Enggak (ditertibkan). Warga nanti dipindah ke rusun, selama rusunnya sudah siap. Enggak ada hubungannya sama KAA. Memang sudah begitu mau bilang apa," kata Basuki, di Balai Kota, Senin (6/4/2015). 

Pemprov DKI, lanjut dia, hanya mempersiapkan persiapan jangka pendeknya saja. Seperti keamanan, hotel bagi para perwakilan negara Asia-Afrika, perbaikan jalan berlubang, serta perbaikan saluran agar tidak muncul genangan.

Hal ini juga sudah disampaikan Basuki kepada Presiden Joko Widodo. "Kami siapkan jalannya termasuk pengaturan lalu lintas dan keamanan. Hotel di Jakarta yang akan dipakai sebanyak 18 hotel," kata Basuki. 

Pada kesempatan berbeda, Deputi Gubernur bidang Kebudayaan dan Pariwisata DKI Sylviana Murni, mengatakan, Pemprov DKI Jakarta telah berkomunikasi dengan kementerian terkait mengenai persiapan ini. Salah satu yang diminta adalah tidak adanya jalan berlubang sepanjang Jalan Sudirman dan Jalan MH Thamrin. Meski demikian, rencana perbaikan ini akan terkendala pembangunan mass rapid transit (MRT) yang berada di tengah kedua jalan tersebut.

"Memang (jalan) tidak bisa mulus 100 persen karena sedang ada juga pembangunan MRT. Dinas Bina Marga akan berkoordinasi dengan pihak MRT, paling tidak jangan sampai ada lubang di jalan," tegas Sylviana. 

PT MRT Jakarta juga diminta untuk mempercantik jalan dengan memasang gambar-gambar terkait KTT Asia-Afrika pada papan penutup pembangunan.

Pemprov DKI Jakarta telah mempersiapkan 18 hotel untuk menjamu tamu undangan Internasional ini. Beberapa siswa Sekolah Menengah Pertama (SMP) akan dikerahkan ke JCC saat Summit Meeting dengan membawa bendera dari negara delegasi KTT Asia-Afrika dan bendera Indonesia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pembunuh Wanita Dalam Koper Setubuhi Korban Sebelum Membunuhnya

Pembunuh Wanita Dalam Koper Setubuhi Korban Sebelum Membunuhnya

Megapolitan
Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Dikenakan Pasal Pembunuhan Berencana

Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Dikenakan Pasal Pembunuhan Berencana

Megapolitan
Tak Sadar Jarinya Digigit sampai Putus, Satpam Gereja: Ada yang Bilang 'Itu Jarinya Buntung'

Tak Sadar Jarinya Digigit sampai Putus, Satpam Gereja: Ada yang Bilang 'Itu Jarinya Buntung'

Megapolitan
Pembunuh Wanita Dalam Koper Jadi Tersangka, Dijerat Pasal Pembunuhan dan Curas

Pembunuh Wanita Dalam Koper Jadi Tersangka, Dijerat Pasal Pembunuhan dan Curas

Megapolitan
Korban Duga Pelaku yang Gigit Jarinya hingga Putus di Bawah Pengaruh Alkohol

Korban Duga Pelaku yang Gigit Jarinya hingga Putus di Bawah Pengaruh Alkohol

Megapolitan
Geng Motor Nekat Masuk 'Kandang Tentara' di Halim, Kena Gebuk Provost Lalu Diringkus Polisi

Geng Motor Nekat Masuk 'Kandang Tentara' di Halim, Kena Gebuk Provost Lalu Diringkus Polisi

Megapolitan
Banyak Kondom Bekas Berserak, Satpol PP Jaga RTH Tubagus Angke

Banyak Kondom Bekas Berserak, Satpol PP Jaga RTH Tubagus Angke

Megapolitan
Bukan Rebutan Lahan Parkir, Ini Penyebab Pria di Pondok Aren Gigit Jari Satpam Gereja hingga Putus

Bukan Rebutan Lahan Parkir, Ini Penyebab Pria di Pondok Aren Gigit Jari Satpam Gereja hingga Putus

Megapolitan
PN Jakbar Tunda Sidang Kasus Narkotika Ammar Zoni

PN Jakbar Tunda Sidang Kasus Narkotika Ammar Zoni

Megapolitan
Pelaku dan Korban Pembunuhan Wanita Dalam Koper Kerja di Perusahaan yang Sama

Pelaku dan Korban Pembunuhan Wanita Dalam Koper Kerja di Perusahaan yang Sama

Megapolitan
Pembunuh Perempuan Dalam Koper Curi Uang Rp 43 Juta Milik Perusahaan Tempat Korban Kerja

Pembunuh Perempuan Dalam Koper Curi Uang Rp 43 Juta Milik Perusahaan Tempat Korban Kerja

Megapolitan
Pengemis yang Videonya Viral karena Paksa Orang Sedekah Berkali-kali Minta Dipulangkan dari RSJ Bogor

Pengemis yang Videonya Viral karena Paksa Orang Sedekah Berkali-kali Minta Dipulangkan dari RSJ Bogor

Megapolitan
Mengaku Kerja di Minimarket, Pemuda Curi Uang Rp 43 Juta dari Brankas Toko

Mengaku Kerja di Minimarket, Pemuda Curi Uang Rp 43 Juta dari Brankas Toko

Megapolitan
Kronologi Pria di Pondok Aren Gigit Jari Rekannya hingga Putus, Kesal Teman Korban Ikut Memarkirkan Kendaraan

Kronologi Pria di Pondok Aren Gigit Jari Rekannya hingga Putus, Kesal Teman Korban Ikut Memarkirkan Kendaraan

Megapolitan
Syarat Maju Pilkada DKI Jalur Independen: KTP dan Pernyataan Dukungan Warga

Syarat Maju Pilkada DKI Jalur Independen: KTP dan Pernyataan Dukungan Warga

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com