Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sikap Hati-hati Fraksi PKS Tentukan Hak Menyatakan Pendapat terhadap Ahok

Kompas.com - 07/04/2015, 12:50 WIB
Jessi Carina

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) DPRD DKI Selamat Nurdin mengatakan fraksinya tidak akan membuat keputusan terburu-buru terkait hak menyatakan pendapat (HMP) terhadap Gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama. Sikap Fraksi PKS sangat tergantung pada perkembangan politik soal HMP di DPRD.

"Enggak bisa kita main gagah-gagahan. Kita tahu diri. Jadi sangat tergantung perkembangan analisa politik berbagai pihak," ujar Selamat kepada Kompas.com, Selasa (7/4/2015).

Selamat mengatakan kiprah Fraksi PKS di DPRD bukan lah mayoritas. Mengingat hal itu, kata Selamat, Fraksi PKS menolak menentukan sikap terlalu terburu-buru.

Fraksi PKS juga menghindari adanya anggapan perpecahan dalam tubuh dewan dengan perbedaan pandangannya.

"Kita jaga agar kompak. Jadi jangan terlalu banyak perselisihan di dewan atas suatu hal," ujar Selamat.

Berkaitan dengan HMP, Selamat mengatakan Fraksi PKS akan terlebih dahulu mengikuti proses di rapat pimpinan. Fraksi PKS akan memperhatikan argumentasi-argumentasi dari fraksi lain dalam rapat tersebut.

Menurut dia, penentuan langkah HMP juga merupakan hasil musyawarah mufakat. Bukan voting fraksi. Penentuan sikap Fraksi PKS, begitu tergantung pada proses itu.

Selain itu, kata Selamat, Fraksi PKS juga harus mendengarkan nasihat-nasihat dari DPP partai terlebih dahulu. Masukan dari DPP juga mempengaruhi sikap fraksi.

"Pasti masukan dari DPP mempengaruhi. Kita harus dengarkan rapim juga. Abis itu kita baru akan diskusi. Minta arahan teman-teman, dari pengurus," ujar Selamat. "Kita menunggu betul, karena tiap fraksi juga akan konsultasi dengan DPP-nya."

Selain itu, Selamat mengatakan Fraksi PKS ingin memastikan agenda apa yang terdapat dalam HMP tersebut. Secara pribadi, Fraksi PKS menginginkan adanya pertemuan dengan Pemerintah Provinsi DKI untuk membahas bersama seperti apa mekanisme pembahasan APBD DKI yang benar.

Juga seperti apa mekanisme perbaikan seperti apa yang harus dilakukan. Untuk mencapai hal tersebut, kata Selamat, bisa saja ditempuh melalui HMP.

"Tetapi ini kan ada jeda nih, sebelum pasti HMP terbentuk ada jeda harus rapim dulu. Sebenarnya ada dua jeda, misalnya HMP sudah terbentuk, terus mau lakukan apa? Kalau PKS ingin menjaga konsesnsus di dewan dalam hal perbaikan apa kalau pilih HMP," ujar Selamat.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Rute Transjakarta 10B Cipinang Besar Selatan-Kalimalang

Rute Transjakarta 10B Cipinang Besar Selatan-Kalimalang

Megapolitan
Adik Kelas Korban Kecelakaan Bus di Subang Datangi SMK Lingga Kencana: Mereka Teman Main Kami Juga

Adik Kelas Korban Kecelakaan Bus di Subang Datangi SMK Lingga Kencana: Mereka Teman Main Kami Juga

Megapolitan
Orangtua Korban Kecelakaan Bus di Ciater Subang Mendatangi SMK Lingga Kencana

Orangtua Korban Kecelakaan Bus di Ciater Subang Mendatangi SMK Lingga Kencana

Megapolitan
Datangi Sekolah, Keluarga Korban Kecelakaan Maut di Ciater: Saya Masih Lemas...

Datangi Sekolah, Keluarga Korban Kecelakaan Maut di Ciater: Saya Masih Lemas...

Megapolitan
Soal Peluang Usung Anies di Pilkada, PDI-P: Calon dari PKS Sebenarnya Lebih Menjual

Soal Peluang Usung Anies di Pilkada, PDI-P: Calon dari PKS Sebenarnya Lebih Menjual

Megapolitan
Polisi Depok Jemput Warganya yang Jadi Korban Kecelakaan Bus di Ciater

Polisi Depok Jemput Warganya yang Jadi Korban Kecelakaan Bus di Ciater

Megapolitan
Warga Sebut Suara Mobil di Sekitar Lokasi Penemuan Mayat Dalam Sarung Terdengar Pukul 05.00 WIB

Warga Sebut Suara Mobil di Sekitar Lokasi Penemuan Mayat Dalam Sarung Terdengar Pukul 05.00 WIB

Megapolitan
Pria Dalam Sarung di Pamulang Diduga Belum Lama Tewas Saat Ditemukan

Pria Dalam Sarung di Pamulang Diduga Belum Lama Tewas Saat Ditemukan

Megapolitan
Penampakan Lokasi Penemuan Mayat Pria dalam Sarung di Pamulang Tangsel

Penampakan Lokasi Penemuan Mayat Pria dalam Sarung di Pamulang Tangsel

Megapolitan
Warga Sebut Ada Benda Serupa Jimat pada Mayat Dalam Sarung di Pamulang

Warga Sebut Ada Benda Serupa Jimat pada Mayat Dalam Sarung di Pamulang

Megapolitan
Soal Duet Anies-Ahok di Pilkada DKI, PDI-P: Karakter Keduanya Kuat, Siapa yang Mau Jadi Wakil Gubernur?

Soal Duet Anies-Ahok di Pilkada DKI, PDI-P: Karakter Keduanya Kuat, Siapa yang Mau Jadi Wakil Gubernur?

Megapolitan
Warga Dengar Suara Mobil di Sekitar Lokasi Penemuan Mayat Pria Dalam Sarung di Pamulang

Warga Dengar Suara Mobil di Sekitar Lokasi Penemuan Mayat Pria Dalam Sarung di Pamulang

Megapolitan
Bungkamnya Epy Kusnandar Setelah Ditangkap Polisi karena Narkoba

Bungkamnya Epy Kusnandar Setelah Ditangkap Polisi karena Narkoba

Megapolitan
Polisi Cari Tahu Alasan Epy Kusnandar Konsumsi Narkoba

Polisi Cari Tahu Alasan Epy Kusnandar Konsumsi Narkoba

Megapolitan
Epy Kusnandar Terlihat Linglung Usai Tes Kesehatan, Polisi: Sudah dalam Kondisi Sehat

Epy Kusnandar Terlihat Linglung Usai Tes Kesehatan, Polisi: Sudah dalam Kondisi Sehat

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com