Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ahok Bantah Melecehkan TNI-Polri

Kompas.com - 20/04/2015, 17:53 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) membantah telah melecehkan profesi TNI dan Polri saat mengusulkan anggaran untuk honorarium personel TNI dan Polri yang membantu menyelesaikan berbagai kegiatan di Jakarta.

"Kok melecehkan? Kami (DKI) juga selama ini kalau mengatasi pembongkaran (bangunan liar) pakai bantuan TNI-Polri enggak? Pakai kan. Nah, saya bilang PNS kalau enggak bisa mengawasi orang kerja, kenapa DKI enggak minta bantuan TNI dan Polri yang mengawasi," kata Basuki di Balai Kota, Senin (20/4/2015).

Basuki memberi contoh kegiatan yang perlu melibatkan anggota TNI dan Polri, antara lain kegiatan yang berkaitan dengan keamanan dan kebersihan di Jakarta. Menurut Basuki, PNS-PNS dan warga akan lebih disiplin jika dikomandoi langsung oleh personel TNI dan Polri. [Baca: Ahok Berniat Rekrut Anggota TNI-Polri Jadi Tenaga Honorer, Apa Alasannya?]

Pemprov DKI, lanjut Basuki, boleh menggunakan jasa TNI dan Polri. Bahkan, personel TNI dengan pangkat letnan kolonel jika dipindah ke Pemprov DKI pangkatnya sudah IV/B atau setara kepala bidang.

"Kami juga pakai operasional dan beri mereka gaji. Ada pergubnya kok kalau ingin pakai jasa TNI-Polri," kata Basuki. 

Selama ini, Satpol PP bekerja sama dengan personel TNI dan Polri jika melakukan pembongkaran kawasan kumuh, razia, ataupun menggusur pedagang kaki lima (PKL). TNI dan Polri tidak bisa langsung membongkar tanpa persetujuan atau izin sebelumnya dari Satpol PP.

Di sisi lain, Satpol PP berhak meminta bantuan TNI dan Polri. "Saya bingung tiba-tiba dibilang melecehkan TNI dan Polri. Sekarang pengawal saya siapa? Mereka juga datang dari Polri. Terus personel Polri jadi pengawal saya dianggap melecehkan? Itu sudah ada strukturnya," kata Basuki.

Sebelumnya, Ketua Komisi A DPRD DKI Jakarta Riano Ahmad menilai, Gubernur Basuki Tjahaja Purnama tak memahami tugas pokok dan fungsi dari TNI. [Baca: Wacanakan TNI Gantikan Satpol PP, Ahok Dikritik DPRD]

"Saya menegaskan bahwa TNI itu tupoksinya untuk mempertahankan dan menjaga kedaulatan negara dan Polri menjaga ketertiban dan keamanan masyarakat. Itu sudah jelas. Jadi, jangan menimbulkan hal-hal yang bertentangan," kata dia di Gedung DPRD DKI, Senin.


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Paniknya Maling Motor di Koja, Ditangkap Warga Usai Aksinya Ketahuan sampai Minta Tolong ke Ibunya

Paniknya Maling Motor di Koja, Ditangkap Warga Usai Aksinya Ketahuan sampai Minta Tolong ke Ibunya

Megapolitan
Pengelola Minimarket Diminta Juga Tanggung Jawab atas Keamanan Kendaaraan yang Parkir

Pengelola Minimarket Diminta Juga Tanggung Jawab atas Keamanan Kendaaraan yang Parkir

Megapolitan
Soal Wacana Pekerjaan Bagi Jukir Minimarket, Pengamat: Tergantung 'Political Will' Heru Budi

Soal Wacana Pekerjaan Bagi Jukir Minimarket, Pengamat: Tergantung "Political Will" Heru Budi

Megapolitan
Heru Budi Janjikan Pekerjaan ke Jukir Liar Minimarket, Pengamat: Jangan Hanya Wacana!

Heru Budi Janjikan Pekerjaan ke Jukir Liar Minimarket, Pengamat: Jangan Hanya Wacana!

Megapolitan
Babak Baru Kasus Taruna STIP Dianiaya Senior hingga Tewas, Muncul 3 Tersangka Baru yang Ikut Terlibat

Babak Baru Kasus Taruna STIP Dianiaya Senior hingga Tewas, Muncul 3 Tersangka Baru yang Ikut Terlibat

Megapolitan
Solidaritas Pelaut Indonesia Minta Senioritas ala Militer di STIP Dihapuskan

Solidaritas Pelaut Indonesia Minta Senioritas ala Militer di STIP Dihapuskan

Megapolitan
Polisi Tangkap Pemalak Sopir Truk yang Parkir di Jalan Daan Mogot

Polisi Tangkap Pemalak Sopir Truk yang Parkir di Jalan Daan Mogot

Megapolitan
Setuju Jukir Liar Minimarket Ditertibkan, Anggota DPRD DKI: Meresahkan

Setuju Jukir Liar Minimarket Ditertibkan, Anggota DPRD DKI: Meresahkan

Megapolitan
'Budaya Kekerasan di STIP Tak Ada Kaitannya dengan Dunia Kerja di Kapal'

"Budaya Kekerasan di STIP Tak Ada Kaitannya dengan Dunia Kerja di Kapal"

Megapolitan
4 Tersangka Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior Terancam 15 Tahun Penjara

4 Tersangka Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior Terancam 15 Tahun Penjara

Megapolitan
Pemerataan Air Bersih di Jakarta, Mungkinkah?

Pemerataan Air Bersih di Jakarta, Mungkinkah?

Megapolitan
Begini Peran 3 Tersangka Baru Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior

Begini Peran 3 Tersangka Baru Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior

Megapolitan
Bertambah 3, Kini Ada 4 Tersangka Kasus Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas

Bertambah 3, Kini Ada 4 Tersangka Kasus Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas

Megapolitan
Polisi Tak Ingin Gegabah dalam Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior

Polisi Tak Ingin Gegabah dalam Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior

Megapolitan
Polisi Bantah Senior Penganiaya Taruna STIP hingga Tewas adalah Anak Pejabat

Polisi Bantah Senior Penganiaya Taruna STIP hingga Tewas adalah Anak Pejabat

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com