Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kapten Begal yang Ditembak Mati di Taman Sari Sudah Mencuri Ratusan Kali

Kompas.com - 24/04/2015, 16:19 WIB
Unoviana Kartika

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Kapten begal yang ditembak di Taman Sari, Jakarta Barat, SR (35), pernah beraksi lebih dari 100 kali. Ia merupakan residivis yang pernah mendekam dua kali dalam penjara.

Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya Komisaris Besar Heru Pranoto mengatakan, SR ditembak karena melawan saat akan ditangkap. Saat hendak ditangkap, pria asal Lampung Timur itu justru menembakkan peluru dari senjata api rakitan jenis revolver.

"Pelaku sempat melesatkan empat peluru kepada polisi," kata Heru, Jumat (24/4/2015) di Mapolda Metro Jaya.

Namun, semua tembakan itu meleset. Polisi pun balas menembak ke arah pria itu dan mengenai dadanya dan menewaskannya.

Heru menjelaskan, SR merekrut banyak kelompok begal. Sementara kelompok yang tertangkap bersama SR termasuk kelompok baru.

"Makanya kami masih selidiki untuk kelompok-kelompok yang direkrut sebelumnya," kata dia.

Ia menjelaskan, berawal dari informasi, polisi menyelidiki komplotan begal yang kerap beraksi di Jakarta Pusat, Jakarta Utara, dan Jakarta Barat. Selanjutnya, dilakukan penggerebekan di daerah Karawaci.

Di sana, ditangkaplah seorang begal berinisial AMH. Kemudian dilakukan pengembangan dan ditemukan sebuah lokasi di Hotel Lokasari di Taman Sari dan menangkap pelaku berinisial RAS dan FR.

Selanjutnya, AHM dan WS ditangkap di Duren Sawit. Sedangkan, SR ditangkap di sebuah rumah kontrakan di Taman Sari. "Total pelaku yang kami tangkap enam orang, satunya meninggal dunia," kata dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

NIK KTP Bakal Dijadikan Nomor SIM Mulai 2025, Korlantas Polri: Agar Jadi Satu Data dan Memudahkan

NIK KTP Bakal Dijadikan Nomor SIM Mulai 2025, Korlantas Polri: Agar Jadi Satu Data dan Memudahkan

Megapolitan
8 Tempat Makan dengan Playground di Jakarta

8 Tempat Makan dengan Playground di Jakarta

Megapolitan
Pegi Bantah Jadi Otak Pembunuhan, Kuasa Hukum Keluarga Vina: Itu Hak Dia untuk Berbicara

Pegi Bantah Jadi Otak Pembunuhan, Kuasa Hukum Keluarga Vina: Itu Hak Dia untuk Berbicara

Megapolitan
Polisi Tangkap Pria Paruh Baya Pemerkosa Anak Disabilitas di Kemayoran

Polisi Tangkap Pria Paruh Baya Pemerkosa Anak Disabilitas di Kemayoran

Megapolitan
Pengamat: Jika Ahok Diperintahkan PDI-P Maju Pilkada Sumut, Suka Tak Suka Harus Nurut

Pengamat: Jika Ahok Diperintahkan PDI-P Maju Pilkada Sumut, Suka Tak Suka Harus Nurut

Megapolitan
Pria Tanpa Identitas Ditemukan Tewas Dalam Toren Air di Pondok Aren

Pria Tanpa Identitas Ditemukan Tewas Dalam Toren Air di Pondok Aren

Megapolitan
Polisi Dalami Keterlibatan Caleg PKS yang Bisnis Sabu di Aceh dengan Fredy Pratama

Polisi Dalami Keterlibatan Caleg PKS yang Bisnis Sabu di Aceh dengan Fredy Pratama

Megapolitan
Temui Komnas HAM, Kuasa Hukum Sebut Keluarga Vina Trauma Berat

Temui Komnas HAM, Kuasa Hukum Sebut Keluarga Vina Trauma Berat

Megapolitan
NIK KTP Bakal Jadi Nomor SIM Mulai 2025

NIK KTP Bakal Jadi Nomor SIM Mulai 2025

Megapolitan
Polisi Buru Penyuplai Sabu untuk Caleg PKS di Aceh

Polisi Buru Penyuplai Sabu untuk Caleg PKS di Aceh

Megapolitan
Tiang Keropos di Cilodong Depok Sudah Bertahun-tahun, Warga Belum Melapor

Tiang Keropos di Cilodong Depok Sudah Bertahun-tahun, Warga Belum Melapor

Megapolitan
Polri Berencana Luncurkan SIM C2 Tahun Depan

Polri Berencana Luncurkan SIM C2 Tahun Depan

Megapolitan
Caleg PKS Terjerat Kasus Narkoba di Aceh, Kabur dan Tinggalkan Istri yang Hamil

Caleg PKS Terjerat Kasus Narkoba di Aceh, Kabur dan Tinggalkan Istri yang Hamil

Megapolitan
'Call Center' Posko PPDB Tak Bisa Dihubungi, Disdik DKI: Mohon Maaf, Jelek Menurut Saya

"Call Center" Posko PPDB Tak Bisa Dihubungi, Disdik DKI: Mohon Maaf, Jelek Menurut Saya

Megapolitan
Polisi: Ada Oknum Pengacara yang Pakai Pelat Palsu DPR

Polisi: Ada Oknum Pengacara yang Pakai Pelat Palsu DPR

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com