Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ahok: Kalau Kita Makan di Restoran, Pajaknya Disetor Enggak?

Kompas.com - 30/04/2015, 12:46 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta mengintegrasikan aplikasi smart city dengan wajib pajak (WP) untuk mencegah kebocoran kas daerah dari sektor pendapatan pajak. Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama mengatakan, melalui sistem tersebut, warga dapat langsung mengawasi pendapatan pajak di DKI dan melaporkan petugas pajak yang bermain dengan wajib pajak.

"Kan kami sudah berusaha mencegah pengeluaran uang yang boros dari pokir dan segala macam. Sekarang kami mau cegah yang soal pemasukan pajak yang bocor, saya mau coba dengan sistem langsung diawasi masyarakat lewat smart city," kata Basuki, di Balai Kota, Kamis (30/4/2015).

Basuki mengaku sudah mengetahui penyebab tak tercapainya realisasi pendapatan pajak DKI setiap tahunnya. Hal tersebut, kata dia, karena masih adanya petugas pajak yang bermain dengan wajib pajak seperti pengusaha restoran.

Basuki mengaku tak segan menjadikan staf pejabat Dinas Pelayanan Pajak itu, bahkan memindahkannya dari SKPD terkait. Orang nomor satu di Ibu Kota itu juga mengancam akan memidanakan wajib pajak dari pengusaha restoran yang tidak membayar pajak dan "bermain" dengan okum petugas pajak di lapangan.

"Kalau kita makan di restoran, kamu bayar pajak enggak? Bayar pasti. Kamu tahu disetor apa enggak sama restoran tempat kamu makan? Enggak tahu. Enak aja uang pajak itu dicuri, lebih baik ditangkap saja (restoran) yang kayak begitu," kata Basuki.

Dengan aplikasi smart city ini pula, warga Ibu Kota di tingkat RT/RW hingga kota dilibatkan mengawasi pendapatan pajak daerah. Mereka nantinya akan diberi insentif yang diperoleh dari upah pungut pajak sebesar 3 persen dari total besaran pajak. Ia optimistis, melalui cara ini, pendapatan daerah dari sektor pajak dapat lebih optimal dan mendorong seluruh masyarakat menjadi taat pajak.

"Insentif 3 persen itu kami bagi ke masyarakat yang membantu kita mengawasi pajak. Mereka, kami kasih hadiah," kata Basuki.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pihak Keluarga Bakal Temui Ibu Pengemis Viral yang Paksa Orang Sedekah

Pihak Keluarga Bakal Temui Ibu Pengemis Viral yang Paksa Orang Sedekah

Megapolitan
Pembunuh Wanita Dalam Koper Setubuhi Korban Sebelum Membunuhnya

Pembunuh Wanita Dalam Koper Setubuhi Korban Sebelum Membunuhnya

Megapolitan
Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Dikenakan Pasal Pembunuhan Berencana

Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Dikenakan Pasal Pembunuhan Berencana

Megapolitan
Tak Sadar Jarinya Digigit sampai Putus, Satpam Gereja: Ada yang Bilang 'Itu Jarinya Buntung'

Tak Sadar Jarinya Digigit sampai Putus, Satpam Gereja: Ada yang Bilang 'Itu Jarinya Buntung'

Megapolitan
Pembunuh Wanita Dalam Koper Jadi Tersangka, Dijerat Pasal Pembunuhan dan Curas

Pembunuh Wanita Dalam Koper Jadi Tersangka, Dijerat Pasal Pembunuhan dan Curas

Megapolitan
Korban Duga Pelaku yang Gigit Jarinya hingga Putus di Bawah Pengaruh Alkohol

Korban Duga Pelaku yang Gigit Jarinya hingga Putus di Bawah Pengaruh Alkohol

Megapolitan
Geng Motor Nekat Masuk 'Kandang Tentara' di Halim, Kena Gebuk Provost Lalu Diringkus Polisi

Geng Motor Nekat Masuk 'Kandang Tentara' di Halim, Kena Gebuk Provost Lalu Diringkus Polisi

Megapolitan
Banyak Kondom Bekas Berserak, Satpol PP Jaga RTH Tubagus Angke

Banyak Kondom Bekas Berserak, Satpol PP Jaga RTH Tubagus Angke

Megapolitan
Bukan Rebutan Lahan Parkir, Ini Penyebab Pria di Pondok Aren Gigit Jari Satpam Gereja hingga Putus

Bukan Rebutan Lahan Parkir, Ini Penyebab Pria di Pondok Aren Gigit Jari Satpam Gereja hingga Putus

Megapolitan
PN Jakbar Tunda Sidang Kasus Narkotika Ammar Zoni

PN Jakbar Tunda Sidang Kasus Narkotika Ammar Zoni

Megapolitan
Pelaku dan Korban Pembunuhan Wanita Dalam Koper Kerja di Perusahaan yang Sama

Pelaku dan Korban Pembunuhan Wanita Dalam Koper Kerja di Perusahaan yang Sama

Megapolitan
Pembunuh Perempuan Dalam Koper Curi Uang Rp 43 Juta Milik Perusahaan Tempat Korban Kerja

Pembunuh Perempuan Dalam Koper Curi Uang Rp 43 Juta Milik Perusahaan Tempat Korban Kerja

Megapolitan
Pengemis yang Videonya Viral karena Paksa Orang Sedekah Berkali-kali Minta Dipulangkan dari RSJ Bogor

Pengemis yang Videonya Viral karena Paksa Orang Sedekah Berkali-kali Minta Dipulangkan dari RSJ Bogor

Megapolitan
Mengaku Kerja di Minimarket, Pemuda Curi Uang Rp 43 Juta dari Brankas Toko

Mengaku Kerja di Minimarket, Pemuda Curi Uang Rp 43 Juta dari Brankas Toko

Megapolitan
Kronologi Pria di Pondok Aren Gigit Jari Rekannya hingga Putus, Kesal Teman Korban Ikut Memarkirkan Kendaraan

Kronologi Pria di Pondok Aren Gigit Jari Rekannya hingga Putus, Kesal Teman Korban Ikut Memarkirkan Kendaraan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com