Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ahok: Toilet di Markas Kopassus Lebih Wangi daripada di Balai Kota

Kompas.com - 05/05/2015, 09:19 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta meluncurkan kelompok kerja (pokja) untuk merealisasikan program 5T (lima tertib) bersama Kementerian Koordinator Politik Hukum dan HAM (Kemenko Polhukam), Polda Metro Jaya, Kodam Jaya, Garnisun, dan PT KAI, Senin (4/5/2015) kemarin. Melalui program itu, Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama menjelaskan, Pemprov DKI tidak bisa mewujudkan ketertiban tanpa bantuan TNI dan Polri.

"Jakarta itu yang dibutuhkan adalah ketertiban. Bicara disiplin itu enggak bisa lepas dari TNI dan Polri. Sebagai contohnya, saya minta tolong bagian Biro Umum untuk belajar dari TNI belajar membersihkan toilet, toilet di Markas Kopassus jauh lebih wangi daripada toilet di Balai Kota. Ini membuktikan TNI disiplin dan melakukan kerja dengan baik," kata Basuki. 

Nantinya, setelah program 5T ini terealisasi, wali kota yang akan menjadi pimpinan atau penanggung jawab wilayah. Adapun 5T itu seperti tertib hunian, tertib sampah, tertib pedagang kaki lima (PKL), tertib berlalu lintas, dan tertib berdemo.

Realisasi program ini seperti tercantum dalam Surat Keputusan Nomor 224 Tahun 2015 tentang Pembentukan Kelompok Kerja (Pokja) Percepatan 5 Tertib di Jakarta. Untuk tertib hunian, kata Basuki, Pemprov DKI sudah mulai banyak membangun rumah susun sederhana sewa (rusunawa) bagi warga yang mendirikan bangunan liar di bantaran kali.

Ia juga menegaskan mulai menggugat "preman" penyewa lahan negara. Kemudian, untuk tertib membuang sampah, Basuki menegaskan agar peraturan semakin ditegakkan. Ia tidak akan memberi hukuman sosial bagi warga yang ketahuan membuang sampah sembarangan.

"Bisa-bisa kalau mereka disuruh push up, kami digugat. Lebih baik kami operasi tangkap tangan saja, serahkan dendanya ke hakim," kata Basuki. 

Sementara untuk tertib PKL, Basuki berencana untuk merevisi Peraturan Daerah (Perda) Nomor 8 Tahun 2007 tentang Ketertiban Umum. Menurut dia, PKL mencari keuntungan dengan menghampiri lokasi yang didatangi banyak warga, seperti trotoar ataupun di pinggir jalan. Hal itu yang membuat ia akan mengizinkan PKL tetap berdagang di trotoar, dengan syarat tidak membuat jalanan macet, menjaga kebersihan, serta para pedagang terdaftar di Dinas Koperasi Usaha Mikro Kecil Menengah Perdagangan (KUMKMP).

Sementara untuk tertib berlalu lintas dan berdemo, Basuki lebih menyerahkan hal itu kepada Polda Metro Jaya. "Ini seluruhnya jadi tugas dan tanggung jawab wali kota ya di wilayah. Kalau masih ada laporan wilayahnya tidak bersih dan tidak tertib, wali kota yang salah. Tugas suku dinas adalah sebagai konsultan dan kontraktor bapak-bapak (wali kota). Saya harap 2016 Jakarta bisa lebih tertata rapi dan tertib," kata Basuki.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Gerebek Pabrik Narkoba di Bogor, Polisi Sita 1,2 Juta Butir Pil PCC

Gerebek Pabrik Narkoba di Bogor, Polisi Sita 1,2 Juta Butir Pil PCC

Megapolitan
Perundungan Pelajar SMP di Citayam, Pelaku Jambak dan Pukul Korban Pakai Tangan Kosong

Perundungan Pelajar SMP di Citayam, Pelaku Jambak dan Pukul Korban Pakai Tangan Kosong

Megapolitan
Kemenhub Sesalkan Kasus Dugaan KDRT yang Dilakukan Pegawainya

Kemenhub Sesalkan Kasus Dugaan KDRT yang Dilakukan Pegawainya

Megapolitan
Dijebak Bertemu Perundungnya, Siswi SMP di Bogor Awalnya Diajak 'Ngopi' Bareng

Dijebak Bertemu Perundungnya, Siswi SMP di Bogor Awalnya Diajak "Ngopi" Bareng

Megapolitan
Tingkah Oknum Pejabat Kemenhub: Ucap Sumpah Sambil Injak Kitab Suci Usai Ketahuan Selingkuh, lalu Lakukan KDRT

Tingkah Oknum Pejabat Kemenhub: Ucap Sumpah Sambil Injak Kitab Suci Usai Ketahuan Selingkuh, lalu Lakukan KDRT

Megapolitan
2 Perundung Siswi SMP di Bogor Terancam Dikeluarkan dari Sekolah

2 Perundung Siswi SMP di Bogor Terancam Dikeluarkan dari Sekolah

Megapolitan
Polisi Bongkar “Home Industry” Narkoba di Bogor

Polisi Bongkar “Home Industry” Narkoba di Bogor

Megapolitan
Polisi Amankan Dua Pelaku Perundungan Siswi SMP di Citayam

Polisi Amankan Dua Pelaku Perundungan Siswi SMP di Citayam

Megapolitan
Dirundung karena Rebutan Cowok, Siswi SMP di Bogor Dijebak untuk Bertemu

Dirundung karena Rebutan Cowok, Siswi SMP di Bogor Dijebak untuk Bertemu

Megapolitan
Dewan Pertimbangan Jagokan Ahmed Zaki Jadi Bacagub Jakarta dari Golkar

Dewan Pertimbangan Jagokan Ahmed Zaki Jadi Bacagub Jakarta dari Golkar

Megapolitan
Aksi Pejabat Kemenhub Injak Kitab Suci demi Buktikan Tak Selingkuh, Berujung Terjerat Penistaan Agama

Aksi Pejabat Kemenhub Injak Kitab Suci demi Buktikan Tak Selingkuh, Berujung Terjerat Penistaan Agama

Megapolitan
Polisi Periksa Pelajar SMP yang Jadi Korban dan Pelaku Perundungan di Bogor

Polisi Periksa Pelajar SMP yang Jadi Korban dan Pelaku Perundungan di Bogor

Megapolitan
Tangis Haru dan Sujud Syukur Casis Bintara yang Dibegal Usai Diterima Kapolri Jadi Polisi...

Tangis Haru dan Sujud Syukur Casis Bintara yang Dibegal Usai Diterima Kapolri Jadi Polisi...

Megapolitan
Hadiah Sehabis Musibah bagi Satrio, Diterima Jadi Polisi meski Gagal Ujian akibat Dibegal

Hadiah Sehabis Musibah bagi Satrio, Diterima Jadi Polisi meski Gagal Ujian akibat Dibegal

Megapolitan
Nasib Nahas Efendy yang Tewas di Kali Sodong, Diburu Mata Elang dan Dipukuli hingga Tak Berdaya

Nasib Nahas Efendy yang Tewas di Kali Sodong, Diburu Mata Elang dan Dipukuli hingga Tak Berdaya

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com