Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ahok: Jadi Gubernur Enggak Bisa Cuma Modal Pencitraan

Kompas.com - 08/05/2015, 17:54 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama mengatakan, untuk menjadi pemimpin atau gubernur tidak bisa hanya bermodal pencitraan. Sebab, lanjut dia, masyarakat Jakarta kini kian pintar serta kritis dalam memilih calon pemimpinnya.

Hal ini diungkapkan Basuki mengomentari survei publik yang dilakukan Cyrus Network tentang peluang Wali Kota Bandung Ridwan Kamil dan Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini di pemilihan kepala daerah (Pilkada) DKI 2017. 

"Ini kan sudah zaman teknologi, ya. Kita untuk jadi gubernur enggak cuma bisa pencitraan. Kamu bisa tuh nge-tweet habis lakukan sesuatu, nanti orang bisa cek berita beneran apa bohong habis kita ngetweet," kata Basuki, di Balai Kota, Jumat (8/5/2015). 

Saat ini, lanjut dia, calon kepala daerah sudah tidak bisa lagi berbohong kepada warga. Sebab, warga Jakarta kini kerap mengingat serta mencatat seluruh janji calon kepala daerah. Seluruh rekam jejak pun akan terus diingat warga. Nantinya, lawan politik juga akan menyebarkan berbagai sikap serta perkataan Basuki yang bisa menurunkan elektabilitasnya.

"Kalau saya mau maju lagi, pasti dicatat tuh bahasa saya yang kasar. Ngingetin lagi saya yang pernah ngomong mau bangun prostitusi, padahal prostitusi ada di sekitar kita," kata Basuki. 

Meski demikian, Basuki memastikan akan mencalonkan diri sebagai Gubernur DKI di Pilkada 2017. Namun, ia tak bisa berandai-andai perihal kemungkinannya menang di Pilkada DKI 2017. Masa jabatannya hingga 2017 akan dipergunakan untuk merealisasikan program-program unggulan ibu kota. Sehingga warga Jakarta akan menilai bagaimana kinerja yang dihasilkan Basuki selama menjadi Gubernur DKI.

"Saya katakan bus terintegrasi di tahun 2016, betul atau enggak, nanti warga menilai. Jalan-jalan mulai di-hotmix, Transjakarta koridor satu kami bikin mulus enggak bumping lagi, dikerjain terus tiap malem supaya mulus jalannya," kata Basuki. 

Ada pun dari survei yang dilakukan CN, Ahok, sapaan Basuki, mendapatkan 42,8 persen pemilih, sedangkan Risma mendapatkan 37,2 persen. Sisanya, 14,3 persen ragu-ragu dan 5,7 persen tidak menjawab. Survei itu memperlihatkan peluang ketiganya jika maju pada Pilkada DKI 2017 nanti.

Survei tersebut diselenggarakan pada 23 April-27 April 2015. Metode yang dilakukan adalah multistage random sampling. Responden tersebar secara proporsional di seluruh wilayah kelurahan DKI Jakarta dengan umur minimal 17 tahun.

Responden yang terpilih diwawancarai lewat tatap muka. Jumlah responden sebanyak 1.000 orang dengan tingkat kepercayaan 95 persen dan margin of error kurang lebih 3,1 persen.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Komisi E DPRD DKI Desak Pemprov Wujudkan Sekolah Gratis Negeri dan Swasta, dari TK sampai SMA

Komisi E DPRD DKI Desak Pemprov Wujudkan Sekolah Gratis Negeri dan Swasta, dari TK sampai SMA

Megapolitan
Inikah Akhir Perjalanan Rosmini, Ibu Pengemis yang Marah-marah?

Inikah Akhir Perjalanan Rosmini, Ibu Pengemis yang Marah-marah?

Megapolitan
DJ East Blake Serahkan Diri ke Polisi Usai Sebar Video dan Foto Mesum Mantan Kekasih

DJ East Blake Serahkan Diri ke Polisi Usai Sebar Video dan Foto Mesum Mantan Kekasih

Megapolitan
Maju Mundurnya Ridwan Kamil untuk Pilkada DKI Jakarta...

Maju Mundurnya Ridwan Kamil untuk Pilkada DKI Jakarta...

Megapolitan
Misteri Mayat Wanita Dalam Koper Mulai Terkuak: Pelaku Rekan Kerja, Motif Ekonomi Jadi Alasan

Misteri Mayat Wanita Dalam Koper Mulai Terkuak: Pelaku Rekan Kerja, Motif Ekonomi Jadi Alasan

Megapolitan
DJ East Blake Ambil Foto dan Video Mesum Mantan Kekasih Diam-diam karena Sakit Hati Diputuskan

DJ East Blake Ambil Foto dan Video Mesum Mantan Kekasih Diam-diam karena Sakit Hati Diputuskan

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Jumat 3 Mei 2024, dan Besok: Tengah Malam Ini Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Jumat 3 Mei 2024, dan Besok: Tengah Malam Ini Berawan

Megapolitan
Saat Satpam Gereja di Pondok Aren Digigit Jarinya hingga Putus oleh Juru Parkir Liar…

Saat Satpam Gereja di Pondok Aren Digigit Jarinya hingga Putus oleh Juru Parkir Liar…

Megapolitan
Teka-teki yang Belum Terungkap dari Pembunuhan Wanita Dalam Koper di Cikarang

Teka-teki yang Belum Terungkap dari Pembunuhan Wanita Dalam Koper di Cikarang

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] RM Dibunuh, Mayatnya Dimasukkan ke Koper | Brigadir RAT Bunuh Diri Saat Jadi Pengawal Bos Tambang, tapi Atasannya Tak Tahu

[POPULER JABODETABEK] RM Dibunuh, Mayatnya Dimasukkan ke Koper | Brigadir RAT Bunuh Diri Saat Jadi Pengawal Bos Tambang, tapi Atasannya Tak Tahu

Megapolitan
Rute KA Argo Cheribon, Tarif dan Jadwalnya 2024

Rute KA Argo Cheribon, Tarif dan Jadwalnya 2024

Megapolitan
Polisi Gerebek Laboratorium Narkoba di Perumahan Elite Wilayah Sentul Bogor

Polisi Gerebek Laboratorium Narkoba di Perumahan Elite Wilayah Sentul Bogor

Megapolitan
Bau Sampah Terasa Menyengat di Lokbin Pasar Minggu

Bau Sampah Terasa Menyengat di Lokbin Pasar Minggu

Megapolitan
Ini Tujuan Benyamin Ikut Penjaringan Bakal Cawalkot Tangsel di Tiga Partai Rival

Ini Tujuan Benyamin Ikut Penjaringan Bakal Cawalkot Tangsel di Tiga Partai Rival

Megapolitan
Usaha Dinsos Bogor Akhiri Perjalanan Mengemis Rosmini dengan Telusuri Keberadaan Keluarga

Usaha Dinsos Bogor Akhiri Perjalanan Mengemis Rosmini dengan Telusuri Keberadaan Keluarga

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com