Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ahok: Sejak Zaman Nabi Ada Prostitusi, Saya Bingung Cara Menghilangkannya

Kompas.com - 11/05/2015, 09:31 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama mengaku tidak terkejut mengetahui terungkapnya kasus prostitusi artis seksi AA yang memiliki tarif tinggi. Sebab, Basuki melanjutkan, kegiatan prostitusi itu ada di sekeliling masyarakat. Bahkan, kegiatan tersebut sudah ada sejak lama dan sulit diberantas. 

"Prostitusi mah sudah ada dari (zaman) saya masih ngompol, Bos! Cuma kita munafik saja pura-pura enggak tahu," kata Basuki di Balai Kota, Senin (11/5/2015). 

Basuki juga mengaku tidak terkejut mengetahui banyaknya pejabat yang menggunakan jasa pekerja seks komersial (PSK). Pejabat itu banyak yang menyalahgunakan uang rakyat untuk membayar tinggi tarif PSK.

Pria yang akrab disapa Ahok itu mengaku hingga kini sulit meminimalkan ataupun memberantas banyaknya PSK yang tersebar di Jakarta.

"Banyak oknum pejabat bisa bayar mahal. Mereka pakai duit korup, bisa pakai (jasa PSK) tuh. Tolong tanya juga sama (pihak) yang melarang-larang prostitusi, kasih tahu saya bagaimana caranya karena saya dari kecil, dari zaman Nabi, sudah ada prostitusi. Saya juga bingung caranya (minimalkan prostitusi)," kata Basuki. 

Sebelumnya, Polres Metro Jakarta Selatan menangkap RA yang merupakan mucikari artis seksi AA yang diduga terlibat kasus prostitusi online, Jumat (8/5/2015) malam. AA ditangkap bersama RA di sebuah hotel bintang lima di kawasan Jakarta Selatan. RA dijerat dengan Pasal 296 jo Pasal 506 tentang Prostitusi.

RA diduga secara sengaja menyebabkan atau memudahkan perbuatan cabul oleh satu pihak dengan pihak lain. Ancamannya pidana penjara, paling lama satu tahun empat bulan atau pidana denda paling banyak Rp 15.000.

Selain Pasal 296, RA juga terancam jeratan Pasal 506 dengan ancaman pidana kurungan paling lama satu tahun. Sebab, RA diduga mengambil keuntungan dari pihak lain menggunakan modus prostitusi. RA bertugas meminta uang muka atau down payment (DP) kepada pelanggan sebesar 30 persen dari harga Rp 80 juta-Rp 200 juta.

Praktik prostitusi yang dilakukan RA tergolong sangat privat karena hanya menggunakan layanan BlackBerry Messenger (BBM) dan WhatsApp untuk menawarkan PSK.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Polisi Temukan Markas Gangster yang Bacok Remaja di Depok

Polisi Temukan Markas Gangster yang Bacok Remaja di Depok

Megapolitan
Polisi Periksa General Affair Indonesia Flying Club Terkait Pesawat Jatuh di Tangsel

Polisi Periksa General Affair Indonesia Flying Club Terkait Pesawat Jatuh di Tangsel

Megapolitan
Progres Revitalisasi Pasar Jambu Dua Mencapai 90 Persen, Bisa Difungsikan 2 Bulan Lagi

Progres Revitalisasi Pasar Jambu Dua Mencapai 90 Persen, Bisa Difungsikan 2 Bulan Lagi

Megapolitan
Pemerkosa Remaja di Tangsel Mundur dari Staf Kelurahan, Camat: Dia Kena Sanksi Sosial

Pemerkosa Remaja di Tangsel Mundur dari Staf Kelurahan, Camat: Dia Kena Sanksi Sosial

Megapolitan
Tersangka Pembacokan di Cimanggis Depok Pernah Ditahan atas Kepemilikan Sajam

Tersangka Pembacokan di Cimanggis Depok Pernah Ditahan atas Kepemilikan Sajam

Megapolitan
Kasus DBD 2024 di Tangsel Mencapai 461, Dinkes Pastikan Tak Ada Kematian

Kasus DBD 2024 di Tangsel Mencapai 461, Dinkes Pastikan Tak Ada Kematian

Megapolitan
Selebgram Zoe Levana Terobos dan Terjebak di 'Busway', Polisi Masih Selidiki

Selebgram Zoe Levana Terobos dan Terjebak di "Busway", Polisi Masih Selidiki

Megapolitan
Terobos Busway lalu Terjebak, Selebgram Zoe Levana Bakal Diperiksa

Terobos Busway lalu Terjebak, Selebgram Zoe Levana Bakal Diperiksa

Megapolitan
Sulitnya Ungkap Identitas Penusuk Noven di Bogor, Polisi: Pelaku di Bawah Umur, Belum Rekam E-KTP

Sulitnya Ungkap Identitas Penusuk Noven di Bogor, Polisi: Pelaku di Bawah Umur, Belum Rekam E-KTP

Megapolitan
Sendi Sespri Iriana Diminta Jokowi Tingkatkan Popularitas dan Elektabilitas untuk Maju Pilkada Bogor

Sendi Sespri Iriana Diminta Jokowi Tingkatkan Popularitas dan Elektabilitas untuk Maju Pilkada Bogor

Megapolitan
Terlibat Jaringan Gembong Narkoba Johan Gregor Hass, 6 WNI Ditangkap

Terlibat Jaringan Gembong Narkoba Johan Gregor Hass, 6 WNI Ditangkap

Megapolitan
Bikin Surat Perjanjian dengan Jakpro, Warga Sepakat Tinggalkan Rusun Kampung Susun Bayam

Bikin Surat Perjanjian dengan Jakpro, Warga Sepakat Tinggalkan Rusun Kampung Susun Bayam

Megapolitan
Siswi SLB Diduga Dicabuli di Sekolah hingga Hamil, Orangtua Cari Keadilan

Siswi SLB Diduga Dicabuli di Sekolah hingga Hamil, Orangtua Cari Keadilan

Megapolitan
Jadwal dan Lokasi Samsat Keliling di Jakarta 22 Mei 2024

Jadwal dan Lokasi Samsat Keliling di Jakarta 22 Mei 2024

Megapolitan
Warga Lihat Ibunda Furqon Ketua Tani Kampung Susun Bayam Hendak Dibawa Paksa Saat Penggerudukan

Warga Lihat Ibunda Furqon Ketua Tani Kampung Susun Bayam Hendak Dibawa Paksa Saat Penggerudukan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com