Zaenal mengatakan, pada proses penghitungan ulang, patokan ukuran yang digunakan adalah yang telah sesuai dengan yang ditentukan dalam e-budgeting. Ia memastikan ukurannya tidak akan melebihi ketentuan yang telah diatur dalam e-budgeting.
"Setiap ukuran per meter, kita pakai patokan per meternya di bawah standar per meter yang ditetapkan dalam e-budgeting. Jangan sampai di atas e-budgeting. Jadi misal e-budgeting Rp 5,6 juta per meter, kita di bawahnya," ujar Zaenal.
Sebelumnya, Gubernur Basuki "Ahok" Tjahaja Purnama menyoroti proyek rehab GOR Pancoran yang anggarannya mencapai Rp 48 miliar. Padahal, kata dia, GOR itu akan dibangun di atas lahan seluas 3.000 meter persegi.
Ia pun menyesalkan Dinas Olahraga dan Pemuda yang menyerahkan semua urusan rancang bangun kepada konsultan. Apalagi konsultan juga telah dibayar penuh, walaupun proyek belum rampung. Padahal tindakan tersebut berpotensi jadi temuan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK).
"Saya tanya ke konsultan asing, bikin GOR persis di Amerika Serikat dengan standar internasional, dihitung-hitung maksimalnya Rp 46 miliar saja. Sebenarnya, DKI kalau pakai uangnya benar, seluruh fasilitas di Jakarta bisa berskala internasional dan jatuh harganya lebih murah," kata dia, Selasa (12/5/2015).