Pakar psikologi forensik, Reza Indragiri Amriel, menganalisis bahwa saksi yang tengah diperiksa polisi tersebut bisa memberikan keterangan berubah-ubah akibat false confession atau kesaksian yang keliru darinya.
"Kesaksian yang keliru bisa diakibatkan karena sukarela, di bawah paksaan, atau internalisasi," kata Reza, saat dihubungi Kompas.com, Kamis (14/5/2015).
Reza menjelaskan, kesaksian yang benar memiliki dua hal dasar, yakni lengkap dan akurat. Kesaksian lengkap maksudnya pengakuan saksi dari "hulu ke hilir" tersedia. Artinya, saksi memberikan keterangan secara lengkap.
"Sementara itu, 'akurat' berarti 'sesuai dengan pengalaman yang betul-betul dia lalui'. Namun jika sisi akurasi dari informasi pengakuan sudah lemah, maka kemungkinan hal itu tidak sesuai pengalaman yang dia lalui," ujar Reza.
Meski menganggap kesaksian yang berubah-ubah ini menunjukkan keterangan yang lemah, Reza menyarankan agar pemeriksaan tetap dilakukan. Sejak kasus ini bergulir, Reza sudah berpendapat bahwa ini adalah kasus bunuh diri.
Hanya, hal ini menjadi sulit karena aksi bunuh diri ini dilakukan oleh seseorang yang cerdas seperti Akseyna. "Namun, ini tetap perlu investigasi polisi," ujar Reza.
Tanpa merujuk Akseyna, secara umum, Reza menyatakan bahwa sosok pribadi cerdas bisa menjadi rentan mengalami frustrasi apabila menemui kegagalan.
Misalnya akibat prestasi belajar yang menurun. Buntutnya, sosok tersebut sampai mengisolasi diri dan tidak terbuka.
"Ada riset yang menemukan, di dunia industri, orang-orang dengan tingkat kecerdasan luar biasa justru mengalami gangguan sama dengan orang yang kecerdasannya di bawah, dalam hal adaptasi," ujar Reza.
Menurut Reza, tidak hanya kecerdasan kognitif yang penting. Kematangan emosional juga diperlukan agar seimbang.
Terkait kasus ini, bila terus berlarut tanpa kepastian, polisi harus mengakui bahwa mereka mengalami kesulitan.
"Kalau sampai satu bulan lebih (berlarut), polisi harus rendah hati mengatakan bahwa mereka kesulitan karena jangan sampai ini menjatuhkan legitimasi mereka," ujar Reza.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.