Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Karyawan Pabrik DVD Bajakan Sempat Sembunyikan 80 Kg Keping DVD

Kompas.com - 19/05/2015, 13:03 WIB
Andri Donnal Putera

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Ucok (31), salah seorang pegawai di pabrik DVD bajakan di Pinangsia yang digerebek polisi, Senin kemarin, terlihat lemas. Penggerebekan pabrik itu membuat dia kehilangan penghasilan selama seminggu.

Ucok menceritakan kejadian saat penggerebekan terjadi. Menurut dia, saat itu karyawan pabrik itu pasrah karena tiba-tiba polisi datang.

"Datang tiba-tiba. Kita sudah enggak bisa ngapa-ngapain, pasrah saja," kata Ucok kepada Kompas.com, Selasa (19/5/2015) pagi. Ucok bersama belasan karyawan lain di tokonya langsung disuruh keluar pabrik cepat-cepat oleh polisi.

Tanpa sempat menyembunyikan atau mengamankan kepingan DVD yang ada, mereka terpaksa beranjak ke depan pabrik. Tadinya, Ucok sudah berencana menyimpan sekitar 80 kilogram kepingan DVD yang belum dibungkus untuk dijual secara kiloan. Namun, ketika Ucok kembali masuk ke pabrik, karung yang berisi 80 kilogram keping DVD itu sudah tidak ada.

"Kayaknya sudah diambil polisi, kan ada polisi yang jaga di dalam. Padahal sudah diumpetin," tutur Ucok.

Menurut Ucok, dia dan temannya sengaja mengumpulkan kepingan DVD hingga seberat itu karena saat digerebek, dia mengira sudah tidak bisa berjualan lagi. Kepingan DVD bajakan itu rencananya akan dijual Rp 3.000 per kilogramnya.

Namun, hal itu sudah tidak mungkin. Ucok harus menunggu hingga minggu depan baru bisa bekerja lagi. Bersama dengan karyawan lain, Ucok dijanjikan akan kembali bekerja pada Senin pekan depan. Hal itu disampaikan oleh perwakilan petugas keamanan yang berjaga di dalam pabrik.

Menurut Ucok, pabrik DVD bajakan yang berupa bangunan gudang dengan kios-kios di dalamnya itu sudah berdiri sejak 1998. Ucok pun sudah lima tahun lebih bekerja di sana, dengan penghasilan sehari sebesar Rp 80.000.

"Kalau orang lama, sehari bisa dapat Rp 100.000 ke atas. Itu tergantung bos mau kasih berapa," ucap dia.

Dalam satu kios, bisa ada 10 sampai 15 karyawan yang semuanya dibayar harian. Tugas mereka adalah mengemas kepingan DVD bajakan ke dalam bungkusannya. Untuk harga per keping DVD bajakan dikenakan Rp 5.000. Namun, jika membeli secara grosir, yakni minimal 100 keping, maka harga satuannya dipatok Rp 2.500, lebih murah setengah dari harga eceran.

Dalam sehari, di tokonya saja, Ucok mengaku bisa mendapatkan pembeli yang belanja DVD bajakan sampai ratusan keping. Kerjanya pun bisa dibilang santai karena tidak terikat waktu, kecuali ada pesanan DVD bajakan borongan.

Adapun DVD bajakan yang dijual di sana beragam, termasuk DVD film porno. Selain itu, ada juga film-film luar negeri dan lagu-lagu yang paling banyak peminatnya.

Pabrik DVD bajakan tersebut digerebek oleh personel Direktorat Reserse Kriminal Khusus (Direskrimsus) Polda Metro Jaya pada Senin sore. Menurut warga sekitar, pabrik tersebut hanya tempat penampungan sementara sekaligus untuk menjual DVD bajakan.

Sementara untuk pabrik tempat memproduksi DVD bajakan berada di tempat lain. Terkait hal itu, ketika ditanya lebih lanjut, Ucok dan warga lain tidak mau memberikan jawaban apa pun.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Polisi Tangkap Pembunuh Wanita Dalam Koper di Bekasi

Polisi Tangkap Pembunuh Wanita Dalam Koper di Bekasi

Megapolitan
Hadiri May Day Fiesta, Massa Buruh Mulai Bergerak Menuju GBK

Hadiri May Day Fiesta, Massa Buruh Mulai Bergerak Menuju GBK

Megapolitan
Pakai Caping Saat Aksi 'May Day', Pedemo: Buruh seperti Petani, Semua Pasti Butuh Kami...

Pakai Caping Saat Aksi "May Day", Pedemo: Buruh seperti Petani, Semua Pasti Butuh Kami...

Megapolitan
Penyebab Mobil Terbakar di Tol Japek: Pecah Ban lalu Ditabrak Pikap

Penyebab Mobil Terbakar di Tol Japek: Pecah Ban lalu Ditabrak Pikap

Megapolitan
Massa Buruh Nyalakan 'Flare' dan Kibarkan Bendera di Monas

Massa Buruh Nyalakan "Flare" dan Kibarkan Bendera di Monas

Megapolitan
Ribuan Buruh Ikut Aksi 'May Day', Jalanan Jadi 'Lautan' Oranye

Ribuan Buruh Ikut Aksi "May Day", Jalanan Jadi "Lautan" Oranye

Megapolitan
Bahas Diskriminasi di Dunia Kerja pada Hari Buruh, Aliansi Perempuan: Muka Jelek, Eh Tidak Diterima...

Bahas Diskriminasi di Dunia Kerja pada Hari Buruh, Aliansi Perempuan: Muka Jelek, Eh Tidak Diterima...

Megapolitan
Ribuan Polisi Amankan Aksi 'May Day', Kapolres: Tidak Bersenjata Api untuk Layani Buruh

Ribuan Polisi Amankan Aksi "May Day", Kapolres: Tidak Bersenjata Api untuk Layani Buruh

Megapolitan
Korban Tenggelam di Kali Ciliwung Ditemukan, Jasad Mengapung 2,5 Kilometer dari Titik Kejadian

Korban Tenggelam di Kali Ciliwung Ditemukan, Jasad Mengapung 2,5 Kilometer dari Titik Kejadian

Megapolitan
Mobil Terbakar di Tol Japek Arah Cawang, Lalin Sempat Tersendat

Mobil Terbakar di Tol Japek Arah Cawang, Lalin Sempat Tersendat

Megapolitan
Jalanan Mulai Ditutup, Ini Rekayasa Lalu Lintas di Jakarta Saat Ada Aksi 'May Day'

Jalanan Mulai Ditutup, Ini Rekayasa Lalu Lintas di Jakarta Saat Ada Aksi "May Day"

Megapolitan
Massa Aksi 'May Day' Mulai Berkumpul di Depan Patung Kuda

Massa Aksi "May Day" Mulai Berkumpul di Depan Patung Kuda

Megapolitan
Rayakan 'May Day', Puluhan Ribu Buruh Bakal Aksi di Patung Kuda lalu ke Senayan

Rayakan "May Day", Puluhan Ribu Buruh Bakal Aksi di Patung Kuda lalu ke Senayan

Megapolitan
Pakar Ungkap 'Suicide Rate' Anggota Polri Lebih Tinggi dari Warga Sipil

Pakar Ungkap "Suicide Rate" Anggota Polri Lebih Tinggi dari Warga Sipil

Megapolitan
Kapolda Metro Larang Anggotanya Bawa Senjata Api Saat Amankan Aksi 'May Day'

Kapolda Metro Larang Anggotanya Bawa Senjata Api Saat Amankan Aksi "May Day"

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com