Mereka bahkan harus menunggu selama tiga hari untuk menukar struk pembelian ke pengelola di Lenggang Jakarta.
"Kalau pedagang yang ngepres modal dan untungnya kan susah," kata Engkus pedagang bubur Sukabumi di Lenggang Jakarta, kawasan Monas, Jakarta Pusat, Senin (25/5/2015).
Struk pembelian selama ini masih dipegang oleh penjual. Kemudian, sistem penukarannya akan dilakukan jika sudah mencapai tiga hari. [Baca: Diresmikan Ahok, Pedagang di Lenggang Jakarta Yakin Untung Rp 12 Juta Per Bulan]
"Uangnya enggak langsung ke rekening kita. Masih menunggu lagi," kata Engkus. Padahal, perjanjian awalnya uang dari pembeli bisa masuk ke kantong penjual.
Sementara itu, penjual yang tidak memiliki banyak pembeli juga terpaksa menunggu struk yang terkumpul banyak. "Mau nukerin-nya kan tanggung kalau cuma satu dua," kata Engkus.
Dengan adanya sistem seperti itu, dia harus menyiapkan modal tambahan. Mengingat uang hasil dagangan per harinya tidak bisa diambil langsung.
"Kendala juga ya. Jadi belanja menunggu tiga hari. Otomatis harus punya modal di kantong," kata Engkus.
Sebagai informasi, di Lenggang Jakarta semua kios yang ditempati para PKL dilengkapi mesin electronic data capture (EDC). Dengan demikian, transaksi pembayaran sepenuhnya menerapkan sistem non cash melalui kartu e-money.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.