Atas dasar itu, Sunardi mengaku saat ini jajarannya sedang berencana melakukan penjajakan dengan perusahaan perparkiran swasta. Dengan demikian, proses perbaikan dan pemeliharaan alat parkir tidak perlu lagi menggunakan anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD).
"Ini kan masalah aset nih. Pengelolaan parkir kan sudah diserahkan ke kita, tetapi di saat kita mau upgrade sistem, ekor kita dipegang, enggak bisa jalan sendiri. Jadi saya mau yang menyelenggarakan itu bukan kita supaya enggak pakai APBD," kata Sunardi di Balai Kota, Senin (25/5/2015).
Menurut Sunardi, saat ini UPT telah melakukan kajian terhadap rencana tersebut. Dalam waktu dekat ia akan melaporkannya ke Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD).
Sunardi yakin dapat bekerja sama dengan perusahaan perparkiran swasta sehingga pengelolaan area parkir di Monas akan semakin baik dan modern.
"Jadi, begitu kendaraan masuk ke dalam, itu enggak ada petugas. Tekan tombol akan keluar kartu, mirip kayak kartu twenty one-lah kualitas kertasnya. Habis itu gate terbuka kan, pengunjung masuk jalan-jalan ke Monas segala macam. Pas mau pulang ke mesin dulu bayar, nanti akan langsung tertera di situ kenanya berapa. Nah, terus kita bayar bisa pakai kartu kredit, uang elektronik, ataupun uang cash," ucap dia.
Sebagai informasi, salah seorang petugas parkir dari UPT Perparkiran, Oman, mengatakan, kerusakan pembatas sistem otomatis di pintu keluar Lapangan Parkir IRTI diakibatkan sering ditabrak oleh kendaraan pengunjung Monas.
"Banyak delman yang nabrak saat keluar. Terus, lihat saja tuh motor pedagang yang bawa barang masuk sering nabrak," kata Oman, Selasa (12/5/2015).
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.