Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Keluhan Pedagang Lenggang Jakarta, Minta Jual Bakso Malah Diberi Brongkos Daging

Kompas.com - 22/05/2015, 14:50 WIB
Kahfi Dirga Cahya

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Pria hampir paruh baya itu tampak mengerutkan wajahnya. Peci hitamnya miring dengan dua kancing baju hitamnya terbuka.

Pria tersebut bernama Kurdi (40), salah seorang pedagang di Lenggang Jakarta, kawasan IRTI Monas. Ia berdagang brongkos daging di salah satu stan berwarna merah di Lenggang Jakarta.

Sudah hampir satu bulan Kurdi berdagang di tempat tersebut, tetapi hasilnya pun jauh mencukupi. Bahkan, ia harus merugi.

"Sekarang habis dagang, besok basi dan harus dibuang. Tetapi, makanan belum laku," kata Kurdi di Lenggang Jakarta, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jumat (22/5/2015).

Modal usaha per hari Rp 150.000 selalu rugi. Kondisi ini berbeda dengan menjadi pedagang kaki lima (PKL) di Monumen Nasional sebelumnya.

"Lumayan modal Rp 500.000, dapatnya Rp 600.000. Kan enak begitu," ucap pria yang sudah puluhan tahun menjadi PKL di Monas.

Kurdi juga mengkritik soal penarikan pajak kepada para pedagang. Ia sendiri lebih suka jika diganti dengan sistem sewa.

"Sekarang setiap porsi dipotong Rp 7.000. Saya malah suka sewa karena kalau kontrak habis dan enggak laku saya pilih keluar," ucapnya.

Terlebih lagi, kata Kurdi, tidak sedikit pengunjung yang menggelengkan kepala ketika mengetahui harga makanan yang dijualnya. Kurdi menjual brongkos daging dengan harga Rp 26.000 per porsi.

"Mereka bilang seram. Saya tanya kenapa, dia bilang seram harganya," ujar Kurdi.

Tidak sesuai keinginan

Kurdi mengaku awalnya meminta untuk berdagang mi ayam dan bakso. Namun, ia diberikan menu makanan brongkos daging. "Gimana ya, saya daftar buat dagang bakso malah jadi brongkos daging," kata Kurdi dengan menggelengkan kepalanya.

Saat ditanya mengenai brongkos daging, Kurdin pun menggelengkan kepalanya. Ia mengatakan tidak tahu asal muasal makanan tersebut. "Enggak tahu, saya tiba-tiba dapat ini saja," ucap Kurdi.

Kurdi masih berharap bisa berdagang sesuai keinginannya sehingga tidak merugi terus-menerus.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pelanggan Minimarket: Ada atau Enggak Ada Jukir, Tak Bisa Jamin Kendaraan Aman

Pelanggan Minimarket: Ada atau Enggak Ada Jukir, Tak Bisa Jamin Kendaraan Aman

Megapolitan
4 Bocah Laki-laki di Cengkareng Dilecehkan Seorang Pria di Area Masjid

4 Bocah Laki-laki di Cengkareng Dilecehkan Seorang Pria di Area Masjid

Megapolitan
KPU DKI Bakal 'Jemput Bola' untuk Tutupi Kekurangan Anggota PPS di Pilkada 2024

KPU DKI Bakal "Jemput Bola" untuk Tutupi Kekurangan Anggota PPS di Pilkada 2024

Megapolitan
Sudirman Said Bakal Maju Jadi Cagub Independen Pilkada DKI, Berpasangan dengan Abdullah Mansuri

Sudirman Said Bakal Maju Jadi Cagub Independen Pilkada DKI, Berpasangan dengan Abdullah Mansuri

Megapolitan
Pria yang Diduga Lecehkan 5 Bocah Laki-laki di Cengkareng Sempat Masuk ke Rumah Korban

Pria yang Diduga Lecehkan 5 Bocah Laki-laki di Cengkareng Sempat Masuk ke Rumah Korban

Megapolitan
Kondisi Terkini TKP Pengendara Motor Tewas Ditabrak Angkot, Lalu Lintas Berjalan Normal

Kondisi Terkini TKP Pengendara Motor Tewas Ditabrak Angkot, Lalu Lintas Berjalan Normal

Megapolitan
KPU DKI Jakarta Terima Konsultasi 3 Bacagub Jalur Independen, Siapa Saja?

KPU DKI Jakarta Terima Konsultasi 3 Bacagub Jalur Independen, Siapa Saja?

Megapolitan
Bakal Maju di Pilkada Depok, Imam Budi Hartono Klaim Punya Elektabilitas Besar

Bakal Maju di Pilkada Depok, Imam Budi Hartono Klaim Punya Elektabilitas Besar

Megapolitan
Seorang Pria Diduga Lecehkan 5 Bocah Laki-laki di Jakbar

Seorang Pria Diduga Lecehkan 5 Bocah Laki-laki di Jakbar

Megapolitan
74 Kelurahan di Jakarta Masih Kekurangan Anggota PPS untuk Pilkada 2024

74 Kelurahan di Jakarta Masih Kekurangan Anggota PPS untuk Pilkada 2024

Megapolitan
Denda Rp 500.000 Untuk Pembuang Sampah di TPS Lokbin Pasar Minggu Belum Diterapkan

Denda Rp 500.000 Untuk Pembuang Sampah di TPS Lokbin Pasar Minggu Belum Diterapkan

Megapolitan
Warga Boleh Buang Sampah di TPS Dekat Lokbin Pasar Minggu pada Pagi Hari, Petugas Bakal Lakukan 'OTT'

Warga Boleh Buang Sampah di TPS Dekat Lokbin Pasar Minggu pada Pagi Hari, Petugas Bakal Lakukan "OTT"

Megapolitan
Remaja yang Tusuk Seorang Ibu di Bogor Ditahan Selama 7 Hari

Remaja yang Tusuk Seorang Ibu di Bogor Ditahan Selama 7 Hari

Megapolitan
Dubes Palestina: Gaza Utara Hancur Total, Rafah Dikendalikan Israel

Dubes Palestina: Gaza Utara Hancur Total, Rafah Dikendalikan Israel

Megapolitan
Warga Luar Jadi Biang Kerok Menumpuknya Sampah di TPS Dekat Lokbin Pasar Minggu

Warga Luar Jadi Biang Kerok Menumpuknya Sampah di TPS Dekat Lokbin Pasar Minggu

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com