Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lihat Sampah Berserakan di Taman Hayam Wuruk, Ahok Marahi Kadis Pertamanan

Kompas.com - 25/05/2015, 15:54 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama merasa kecewa berat serta marah besar kepada Kepala Dinas Pertamanan dan Pemakaman DKI Jakarta Nandar Sunandar. Sebab, Basuki melihat sampah berserakan di taman di depan Hayam Wuruk Plaza dan tak kunjung dibersihkan.

Lokasi itu setiap hari dilintasi Basuki dari rumahnya di Pantai Mutiara menuju kantornya di Balai Kota dan sebaliknya.

"Saya kalau berangkat dari rumah pukul 07.15 dan agak macet, saya lihat taman Hayam Wuruk penuh sampah, bungkus rokok, plastik tercecer di taman," kata Basuki dengan nada tinggi, saat membuka forum Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) 2016, di Balai Agung, Balai Kota, Senin (25/5/2015). 

Melihat hal itu, Basuki mengirim foto taman itu melalui BlackBerry Messenger (BBM) kepada Kepala Dinas Pertamanan dan Pemakaman DKI Nandar Sunandar.

Tak lama kemudian, Nandar membalas BBM Basuki. Hanya saja, jawabannya tak memuaskan hati Basuki.

Sambil menirukan pernyataan Nandar, Basuki mengatakan bahwa sampah yang berserakan di atas taman Hayam Wuruk tersebut merupakan tugas pokok dan fungsi (tupoksi) Dinas Kebersihan.

Sampah itu, kata Nandar, merupakan sampah yang ditinggalkan Dinas Kebersihan setelah membersihkan sungai. "Saya balas lagi BBM-nya, 'Boleh enggak petugas Dinas Pertamanan memungut, menyapu sampah itu'," tanya Ahok, sapaan Basuki, lagi.

Namun sayangnya, balasannya kembali tak menyenangkan. Nandar menjawab bahwa sampah di taman tidak bisa diambil oleh petugasnya karena bukan tupoksi Dinas Pertamanan dan Pemakaman DKI.

Pagi tadi, Basuki kembali melintasi taman tersebut. Masih di lokasi yang sama, sampah serupa seperti bungkus rokok dan plastik masih terlihat berceceran di sana.

"Saya BBM lagi Pak Nandar. Tadinya saya mau BBM sangat jahat gini, 'Tukang taman kamu buta apa enggak bisa lihat bersihkan sampah'. Tetapi, nanti bilang Ahok kasar lagi, makanya saya ngomong halus begini, 'Tolong deh sampahnya belum diangkut dari minggu lalu. Ini taman persis di depan Hayam Wuruk Plaza'. Masa hal yang paling kecil mesti saya urusin," kata Basuki mengeluh kinerja Dinas Pertamanan.

Tak hanya itu, Basuki juga mengeluhkan sulitnya lahan pemakaman di DKI Jakarta. Sebab, warga masih dikenakan "uang pelicin" agar mendapat lahan pemakaman yang baik.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Perjuangkan Peningkatan Upah Buruh, Lia dan Teman-temannya Rela ke Jakarta dari Cimahi

Perjuangkan Peningkatan Upah Buruh, Lia dan Teman-temannya Rela ke Jakarta dari Cimahi

Megapolitan
Cerita Suratno, Buruh yang Khawatir Uang Pensiunnya Berkurang karena UU Cipta Kerja

Cerita Suratno, Buruh yang Khawatir Uang Pensiunnya Berkurang karena UU Cipta Kerja

Megapolitan
Pembunuh Perempuan Dalam Koper Tak Melawan Saat Ditangkap Polisi di Palembang

Pembunuh Perempuan Dalam Koper Tak Melawan Saat Ditangkap Polisi di Palembang

Megapolitan
Said Iqbal Minta Prabowo Hapus UU Cipta Kerja Klaster Ketenagakerjaan

Said Iqbal Minta Prabowo Hapus UU Cipta Kerja Klaster Ketenagakerjaan

Megapolitan
Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Ajak Korban Masuk ke Kamar Hotel di Bandung

Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Ajak Korban Masuk ke Kamar Hotel di Bandung

Megapolitan
Said Iqbal: Upah Buruh di Jakarta yang Ideal Rp 7 Juta Per Bulan

Said Iqbal: Upah Buruh di Jakarta yang Ideal Rp 7 Juta Per Bulan

Megapolitan
Ikut Demo May Day 2024, Buruh Wanita Rela Panas-panasan demi Memperjuangkan Upah yang Layak

Ikut Demo May Day 2024, Buruh Wanita Rela Panas-panasan demi Memperjuangkan Upah yang Layak

Megapolitan
Dua Orang Terluka Imbas Kecelakaan di Tol Jakarta-Cikampek

Dua Orang Terluka Imbas Kecelakaan di Tol Jakarta-Cikampek

Megapolitan
Korban Kedua yang Tenggelam di Sungai Ciliwung Ditemukan Tewas 1,2 Kilometer dari Lokasi Kejadian

Korban Kedua yang Tenggelam di Sungai Ciliwung Ditemukan Tewas 1,2 Kilometer dari Lokasi Kejadian

Megapolitan
Rayakan 'May Day Fiesta', Massa Buruh Mulai Padati Stadion Madya GBK

Rayakan "May Day Fiesta", Massa Buruh Mulai Padati Stadion Madya GBK

Megapolitan
Fahira Idris: Gerakan Buruh Terdepan dalam Perjuangkan Isu Lintas Sektoral

Fahira Idris: Gerakan Buruh Terdepan dalam Perjuangkan Isu Lintas Sektoral

Megapolitan
Polisi Tangkap Pembunuh Wanita Dalam Koper di Bekasi

Polisi Tangkap Pembunuh Wanita Dalam Koper di Bekasi

Megapolitan
Hadiri 'May Day Fiesta', Massa Buruh Mulai Bergerak Menuju GBK

Hadiri "May Day Fiesta", Massa Buruh Mulai Bergerak Menuju GBK

Megapolitan
Pakai Caping Saat Aksi 'May Day', Pedemo: Buruh seperti Petani, Semua Pasti Butuh Kami...

Pakai Caping Saat Aksi "May Day", Pedemo: Buruh seperti Petani, Semua Pasti Butuh Kami...

Megapolitan
Penyebab Mobil Terbakar di Tol Japek: Pecah Ban lalu Ditabrak Pikap

Penyebab Mobil Terbakar di Tol Japek: Pecah Ban lalu Ditabrak Pikap

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads

Copyright 2008 - 2023 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com