Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perusahaan yang Minat Kelola GOR Kecamatan di DKI Bisa Ikut Proses Lelang

Kompas.com - 27/05/2015, 17:29 WIB
Alsadad Rudi

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah Provinsi DKI Jakarta berencana akan menyerahkan pengelolaan semua gelanggang olah raga (GOR) kecamatan ke pihak swasta. Penunjukan perusahaan yang nantinya akan menjadi pengelola GOR akan dilakukan lewat proses lelang yang saat ini tengah dipersiapkan oleh Badan Pengeloka Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD).

Kepala BPKAD Heru Budi Hartono mengatakan, perusahaan yang berminat nantinya akan dipersilahkan untuk mengikuti proses lelang.

Setelah proses lelang selesai, perusahaan pemenang lelang akan disodori sistem kontrak kerjasama multi purpose building.

Dengan sistem itu, selain mendapat kewenangan pengelolaan GOR, perusahaan yang bersangkutan juga diberikan kewenangan mengelola area yang ada di sekitar GOR.

"Sistemnya lelang. Kalau bangun GOR luasnya bisa 3.000 meter persegi, pengelolaannya 25 persen kita serahkan ke mereka. Swasta pemenang lelang juga bisa membangun properti di lahan sekitar GOR yang menjadi hak mereka setinggi 10 lantai high risk building," kata Heru di Balai Kota DKI Jakarta, Rabu (27/5/2015).

Menurut Heru, proyek percontohan dari kebijakan tersebut rencananya akan dilakukan di GOR Tebet, Jakarta Selatan.

"Satu wilayah satu dulu percontohan. Yang pertama saya minta mungkin yang di Tebet dulu," ujar dia.

Penyerahan pengelolaan GOR kecamatan kepada pihak swasta bertujuan untuk meminimalisasi biaya perawatan fasilitas umum dan agar GOR-GOR yang ada di Jakarta bisa dikelola lebih profesional.

Kata dia, selama ini Pemprov DKI mengeluarkan biaya yang cukup besar untuk perawatan GOR. Setiap tahunnya, perawatan satu buah GOR kecamatan bisa menghabiskan dana sekitar Rp 5-10 miliar.

"Jadi kalau ada lima GOR aja yang bisa diserahkan pengelolaannya ke swasta, kita bisa hemat biaya perawatan Rp 50 miliar per tahun," ujar dia.

Sebelumnya, Gubernur Basuki Tjahaja Purnama menilai kondisi kebersihan GOR di Jakarta sangat mengenaskan. Selain pengelolaan sampah yang buruk, sebagian besar toilet juga kotor.

Karena itu, ia meminta BPKAD untuk merumuskan kontrak pengelolaan fasilitas umum antara pemerintah dan swasta secara jelas.

"Intinya saya enggak mau pemerintah buang-buang dana APBD untuk perawatan yang sia-sia, biar aja swasta yang urus. Tetapi saya tetap minta swasta tetap memperbolehkan semua warga Jakarta, khususnya anak-anak, bisa berolahraga gratis," kata pria yang biasa disapa Ahok ini.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

DBD Masih Menjadi Ancaman di Jakarta, Jumlah Pasien di RSUD Tamansari Meningkat Setiap Bulan

DBD Masih Menjadi Ancaman di Jakarta, Jumlah Pasien di RSUD Tamansari Meningkat Setiap Bulan

Megapolitan
Tak Hanya Membunuh, Pria yang Buang Mayat Wanita di Dalam Koper Sempat Setubuhi Korban

Tak Hanya Membunuh, Pria yang Buang Mayat Wanita di Dalam Koper Sempat Setubuhi Korban

Megapolitan
Polisi Duga Ada Motif Persoalan Ekonomi dalam Kasus Pembunuhan Wanita di Dalam Koper

Polisi Duga Ada Motif Persoalan Ekonomi dalam Kasus Pembunuhan Wanita di Dalam Koper

Megapolitan
Pria di Pondok Aren yang Gigit Jari Rekannya hingga Putus Jadi Tersangka Penganiayaan

Pria di Pondok Aren yang Gigit Jari Rekannya hingga Putus Jadi Tersangka Penganiayaan

Megapolitan
Dituduh Gelapkan Uang Kebersihan, Ketua RW di Kalideres Dipecat

Dituduh Gelapkan Uang Kebersihan, Ketua RW di Kalideres Dipecat

Megapolitan
Pasien DBD di RSUD Tamansari Terus Meningkat sejak Awal 2024, April Capai 57 Orang

Pasien DBD di RSUD Tamansari Terus Meningkat sejak Awal 2024, April Capai 57 Orang

Megapolitan
Video Viral Keributan di Stasiun Manggarai, Diduga Suporter Sepak Bola

Video Viral Keributan di Stasiun Manggarai, Diduga Suporter Sepak Bola

Megapolitan
Terbakarnya Mobil di Tol Japek Imbas Pecah Ban lalu Ditabrak Pikap

Terbakarnya Mobil di Tol Japek Imbas Pecah Ban lalu Ditabrak Pikap

Megapolitan
Berebut Lahan Parkir, Pria di Pondok Aren Gigit Jari Rekannya hingga Putus

Berebut Lahan Parkir, Pria di Pondok Aren Gigit Jari Rekannya hingga Putus

Megapolitan
DLH DKI Angkut 83 Meter Kubik Sampah dari Pesisir Marunda Kepu

DLH DKI Angkut 83 Meter Kubik Sampah dari Pesisir Marunda Kepu

Megapolitan
Janggal, Brigadir RAT Bunuh Diri Saat Jadi Pengawal Bos Tambang, tapi Atasannya Tak Tahu

Janggal, Brigadir RAT Bunuh Diri Saat Jadi Pengawal Bos Tambang, tapi Atasannya Tak Tahu

Megapolitan
8 Pasien DBD Masih Dirawat di RSUD Tamansari, Mayoritas Anak-anak

8 Pasien DBD Masih Dirawat di RSUD Tamansari, Mayoritas Anak-anak

Megapolitan
Pengelola Imbau Warga Tak Mudah Tergiur Tawaran Jual Beli Rusunawa Muara Baru

Pengelola Imbau Warga Tak Mudah Tergiur Tawaran Jual Beli Rusunawa Muara Baru

Megapolitan
UPRS IV: Banyak Oknum yang Mengatasnamakan Pengelola dalam Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru

UPRS IV: Banyak Oknum yang Mengatasnamakan Pengelola dalam Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru

Megapolitan
9 Jam Berdarah: RM Dibunuh, Mayatnya Dimasukkan ke Koper lalu Dibuang ke Pinggir Jalan di Cikarang

9 Jam Berdarah: RM Dibunuh, Mayatnya Dimasukkan ke Koper lalu Dibuang ke Pinggir Jalan di Cikarang

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com