Di unit tersebut terpasang penghalang di tangga menuju lantai atas. Penghalang tersebut terdiri dari beberapa papan triplek dan kayu yang menutupi hampir sebagian besar tangga. Sementara itu di unit A9 lebih parah lagi. Tidak ada penghalang yang dipasang di tangga. Sehingga warga bisa keluar masuk lantai atas di rumah susun.
Bagian dalam bangunan tersebut juga tidak terawat. Pembatas tiap unit baru dalam bentuk sekat dan batuannya masih terlihat. Di setiap lantai bertebaran kartu remi dan domino. Sampah-sampah bertebaran di tiap sudut bangunan.
Seorang warga yang enggan namanya disebut mengatakan, bangunan itu sering disambangi beberapa orang. Ia mengaku tidak mengetahui aktivitas mereka.
"Kadang-kadang jadi tempat nongkrong. Gak tau ya apaan. Cuma itu kan tangganya gak ditutup," kata pria setengah baya tersebut.
Petugas keamanan Blok A9, Medi, menyebutkan kondisi tak terurus tersebut sudah berlangsung lama. Ia pun tidak tahu alasan berhentinya proyek tersebut. "Enggak tahu kalau alasannya berhenti. Cuma kita jaga aja biar enggak disalahgunain," kata Medi, Jakarta, Junat (29/5/2015).
Sementara itu, Kepala Unit Pelaksana Teknis (UPT) Rusun Marunda Abdul Rahman tak membantah bahwa pembangunan gedung itu terhenti dan di dalamnya penuh sampah. Kalau di sana (A9 dan A11) memang kelihatan tak terurus ya. Tapi kita akan bersihkan secepatnya," kata Rahman.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.