"Iya, kita akan evaluasi lagi. Selain petugas kita juga akan sosialisasikan ke warga agar tertib membuang sampah dan menjaga kebersihan," ungkap Marwiyati, Rabu (22/4/2015).
Penyebabnya, kata Marwiyati, warga tidak mempunyai rasa memiliki terhadap rusun tersebut. Padahal, mereka seharusnya bertanggung jawab atas lingkungan rusun.
Pada kesempatan itu, Marwiyati mengakui bahwa pihaknya tidak memiliki sumber daya manusia (SDM) di bidang kebersihan yang memadai. Saat ini, jumlah petugas kebersihan hanya berjumlah 20 orang.
Sementara itu, Kepala seksi (Kasie) Kebersihan Kecamatan Cilincing, Sutarsa tidak bertanggungjawab dengan kebersihan di rusun tersebut. Menurutnya, pihak Sudin Kebersihan Jakut hanya menangani masalah pengangkutan sampah di 10 blok di kluster B yang mencapai enam ton perhari.
"Sudin Kebersihan Jakut, hanya sebatas membuang sampah ke Bantar Gebang," timpal Sutarsa.
Sebelumnya, Wali Kota Jakut, Rustam Effendi, mengkritik pengelola kebersihan rusun Marunda, Haposan Pangaribuan, saat inspeksi mendadak di sana, Rabu siang. Haposan dianggap tidak becus dalam menjaga kebersihan sampah di rusun percontohan tersebut.
Selain Haposan dan Sutarsa, dalam sidak tersebut, Wali Kota juga didampingi Asisten Ekonomi Toni Sukanda, Camat Cilincing, Wawan Budi Rohman, dan Lurah Marunda Ali Mudasir.
"Ternyata, masih ada sampah berserakan di parkiran, sudut-sudut rusun dan taman. Permasalahan sampah, bisa menjadi sumber penyakit bagi warga bila tidak dikelola dengan benar," demikian Rustam.