Pembangunan stasiun kereta ringan atau light rail transit (LRT) akan diintegrasikan dengan salah satu dari dua terminal tersebut. Terminal Baranangsiang terletak di Bogor Timur, sedangkan Tanah Baru terletak di Bogor Utara.
"Pemkot dan Pemprov (Jawa Barat) serta (pemerintah) pusat akan duduk bersama guna melakukan survei dan menentukan lokasi yang pas untuk stasiun LRT, apakah di Baranangsiang atau Tanah Baru," kata Bima, Selasa (9/6).
Bima mengatakan, pembangunan stasiun LRT akan memecah kepadatan pengguna kereta rel listrik di Kota Bogor. Setiap hari ada 80.000-90.000 penumpang KRL dari Stasiun Bogor.
Dia mengakui, jika stasiun LRT dibangun di Baranangsiang, hal itu kurang efektif memecah konsentrasi pengguna angkutan umum yang sudah padat di terminal di ujung Tol Jagorawi itu. Terminal yang dibangun pada tahun 1973 dan pernah dinobatkan sebagai yang terbaik di Asia Tenggara itu memang masih menjadi pusat aktivitas pengguna bus AKAP dan AKDP.
Sebaliknya, jika stasiun LRT dibangun di Tanah Baru, diyakini hal itu akan memberikan nilai tambah dan daya tarik bagi penumpang yang tinggal di Bogor Utara dan sekitarnya. "Yang jelas kami mendukung program pembangunan itu," kata Bima.
Menurut Bima, proyek pembangunan LRT akan dimulai dengan pemancangan tiang perdana pada Agustus 2015.
Sambutan positif juga dilontarkan Wali Kota Tangerang Arief R Wismansyah. LRT ada dalam rencana besar transportasi Kota Tangerang. Terminal Poris Plawad akan menjadi pusat terintegrasi antarmoda atau semua angkutan umum. Selain angkutan kota, di terminal itu juga akan menjadi pangkalan bus AKAP, BRT, LRT, KA Bandara Internasional Soekarno-Hatta, dan KA barang dan penumpang ke wilayah Kabupaten Tangerang.
"Pembangunan LRT ini merupakan bagian dari penyediaan jasa transportasi massal. Keberadaan LRT ini dapat mengatasi kemacetan di wilayah Kota Tangerang, bahkan hingga ke Jakarta," kata Arief.
Rencana pembangunan LRT dimulai dari Ciledug melewati kawasan Metland hingga Puri 11, selanjutnya menuju Green Lake dan menyambung ke Terminal Poris Plawad.
Saat ini, realisasi awal pengembangan LRT akan dimulai dari rencana koridor pertama yang akan dibangun di rute Kebayoran Lama-Kelapa Gading sepanjang 21,6 km. Selain itu, jalur yang menghubungkan Bandara Soekarno-Hatta dan Cempaka Putih juga akan diprioritaskan dibangun (Kompas, 9/6).
Mujirin, Camat Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, mendukung rencana pembangunan LRT. "Saya dengar memang akan ada pembangunan LRT. Tetapi, saya belum tahu LRT akan melintas di jalur mana saja. Saya juga tidak tahu letak stasiunnya," katanya.
Saham
Terkait rencana kepemilikan saham MRT dan LRT, Direktur Utama PT Kereta Api Indonesia (Persero) Edi Sukmoro mengatakan, pihaknya sudah bertemu Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama untuk membahas rencana ini.
"Ide awalnya adalah melibatkan PT KAI untuk ikut bersama dalam operasional LRT ataupun MRT di Jakarta. Bentuk keterlibatan ini dalam bentuk saham atau penugasan operasional ke PT KAI," kata Edi di Stasiun Palmerah, Senin malam.