Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kepala Unit Pelaksana ERP Mengaku Pasrah bila Dipecat Ahok

Kompas.com - 16/06/2015, 21:18 WIB
Unoviana Kartika

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Kepala Unit Pelaksana (UP) Eletronic Road Pricing (ERP) Dinas Perhubungan DKI Jakarta Leo Amstrong mengaku pasrah bila dipecat dari jabatannya. Ini disebabkan ia belum mampu melakukan lelang operator ERP sesuai dengan keinginan Gubernur DKI Jakarta Basuki "Ahok" Tjahaja Purnama.

"Kalau disuruh cepat-cepat tetapi PR (pekerjaan rumah)-nya masih banyak begini, saya bisa dipecat. Tidak apa-apalah," kata dia di Jakarta, Selasa (16/6/2015).

Ia menyatakan, sistem ERP masih memiliki proses yang panjang hingga bisa diterapkan. Dia menginginkan hasilnya optimal. Karena itu, ia membutuhkan cukup waktu untuk mewujudkannya. [Baca: Ahok: Memang Kepala Dinas Perhubungannya Perlu Diganti]

Basuki, kata Leo, sempat menargetkan pada Juni ini, UP ERP sudah melaksanakan lelang untuk menentukan operator. Padahal, saat ini tahap penerapan ERP baru mencapai pemeriksaan di Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD).

Selanjutnya, UP ERP masih harus ke Biro Hukum dan kemudian membentuk BLUD (badan layanan umum daerah) sebelum melakukan lelang untuk menentukan operator.

Menurut pengamat transportasi dari Universitas Taruma Negara, Leksmono Suryo Putranto, proses perencanaan penerapan ERP memang tidak bisa cepat. Sebab, upaya pembatasan penggunaan kendaraan pribadi itu bersinggungan pula dengan kebijakan lain, misalnya transportasi umum.

"Jadi, jangan sampai ada hambatan psikologis dalam menyelesaikan perencanaan ini," kata dia.

Karena itu, ia menyarankan Basuki untuk tidak langsung memecat pejabat yang tengah berupaya menerapkan ERP. Hal ini untuk memberikan keleluasaan bekerja bagi mereka.

"Pak Ahok jangan sedikit-sedikit pecat orang. Perlu ada keseimbangan antara keleluasaan bekerja dan disiplin," ujar anggota Dewan Transportasi Kota Jakarta ini.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Kembali ke Kantor Usai Buang Jasad Korban

Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Kembali ke Kantor Usai Buang Jasad Korban

Megapolitan
Pemkot Depok Akan Bebaskan Lahan Terdampak Banjir di Cipayung

Pemkot Depok Akan Bebaskan Lahan Terdampak Banjir di Cipayung

Megapolitan
Polisi Buru Maling Kotak Amal Mushala Al-Hidayah di Sunter Jakarta Utara

Polisi Buru Maling Kotak Amal Mushala Al-Hidayah di Sunter Jakarta Utara

Megapolitan
Remaja yang Tenggelam di Kali Ciliwung Ditemukan Meninggal Dunia

Remaja yang Tenggelam di Kali Ciliwung Ditemukan Meninggal Dunia

Megapolitan
Polisi Selidiki Pelaku Tawuran yang Diduga Bawa Senjata Api di Kampung Bahari

Polisi Selidiki Pelaku Tawuran yang Diduga Bawa Senjata Api di Kampung Bahari

Megapolitan
'Update' Kasus DBD di Tamansari, 60 Persen Korbannya Anak Usia SD hingga SMP

"Update" Kasus DBD di Tamansari, 60 Persen Korbannya Anak Usia SD hingga SMP

Megapolitan
Bunuh dan Buang Mayat Dalam Koper, Ahmad Arif Tersinggung Ucapan Korban yang Minta Dinikahi

Bunuh dan Buang Mayat Dalam Koper, Ahmad Arif Tersinggung Ucapan Korban yang Minta Dinikahi

Megapolitan
Pria yang Meninggal di Gubuk Wilayah Lenteng Agung adalah Pemulung

Pria yang Meninggal di Gubuk Wilayah Lenteng Agung adalah Pemulung

Megapolitan
Mayat Pria Ditemukan di Gubuk Wilayah Lenteng Agung, Diduga Meninggal karena Sakit

Mayat Pria Ditemukan di Gubuk Wilayah Lenteng Agung, Diduga Meninggal karena Sakit

Megapolitan
Tawuran Warga Pecah di Kampung Bahari, Polisi Periksa Penggunaan Pistol dan Sajam

Tawuran Warga Pecah di Kampung Bahari, Polisi Periksa Penggunaan Pistol dan Sajam

Megapolitan
Solusi Heru Budi Hilangkan Prostitusi di RTH Tubagus Angke: Bikin 'Jogging Track'

Solusi Heru Budi Hilangkan Prostitusi di RTH Tubagus Angke: Bikin "Jogging Track"

Megapolitan
Buka Pendaftaran, KPU DKI Jakarta Butuh 801 Petugas PPS untuk Pilkada 2024

Buka Pendaftaran, KPU DKI Jakarta Butuh 801 Petugas PPS untuk Pilkada 2024

Megapolitan
KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Anggota PPS untuk Pilkada 2024

KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Anggota PPS untuk Pilkada 2024

Megapolitan
Bantu Buang Mayat Wanita Dalam Koper, Aditya Tak Bisa Tolak Permintaan Sang Kakak

Bantu Buang Mayat Wanita Dalam Koper, Aditya Tak Bisa Tolak Permintaan Sang Kakak

Megapolitan
Pemkot Depok Bakal Bangun Turap untuk Atasi Banjir Berbulan-bulan di Permukiman

Pemkot Depok Bakal Bangun Turap untuk Atasi Banjir Berbulan-bulan di Permukiman

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com