Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ahok Cerita Pernah Diancam secara Halus oleh Pejabat DKI

Kompas.com - 22/06/2015, 06:46 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com
- Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama mengakui dirinya pernah mendapat ancaman secara halus dari mantan Kepala Dinas Pekerjaan Umum Ery Basworo yang kini sudah pensiun. Hal itu terjadi pada awal tahun 2012 saat Basuki masih menjabat sebagai Wakil Gubernur DKI, ketika itu ia mengaku bingung mengapa seluruh sampah yang berada di sungai ditangani oleh Dinas PU bukanlah Dinas Kebersihan.

"DKI habis Rp 400 miliar setahun untuk mengangkat sampah yang dibayar tiap ton. Tapi itu cuma sampah yang diangkut, saya tanya sama Kepala Dinas PU nya pas itu, kenapa lumpur begitu banyak, kami sudah bayar mahal-mahal, lumpurnya tidak diangkut sekalian," kata Basuki menirukan ucapannya kepada Ery, beberapa waktu lalu dalam sebuah acara, di Balai Kota. 

Ternyata, jawabannya karena pengangkutan lumpur tidak termasuk dalam tender pengangkutan sampah. "Maaf Pak, kami hanya urusi sampah sekarang. Jadi kalau mau angkut lumpur, nanti bisa kami lelang tender lagi ke swasta," jawab Ery yang ditirukan Basuki. 

Mendengar itu, Basuki memutuskan untuk membatalkan lelang tender kepada operator swasta untuk mengangkut sampah dan lumpur. Sebab, hal ini menyebabkan pemborosan pada anggaran pendapatan belanja daerah (APBD). Selain itu, menurut dia, pengangkutan sampah dan lumpur dari sungai merupakan kegiatan penting serta tidak perlu menunggu proses lelang yang bertele-tele.

Ternyata, keputusan Basuki ini tidak dituruti oleh Ery. "Jawaban dia apa? Jawabannya ngancem tapi halus banget nadanya, 'Bapak, kalau bapak enggak teruskan lelang dan bayar swasta, nanti seluruh sungai di Jakarta dipenuhi sampah dan bisa banjir',". "Emang gue pikirin, biarin," jawab Basuki. 

Akhirnya, pada Desember 2012, lanjut dia, seluruh pemberitaan utama di Jakarta baik media cetak, elektronik, maupun online, menunjukkan sungai-sungai di ibu kota yang dipenuhi sampah. Baik itu sampah plastik, sampah rumah tangga, hingga kasur.

"Ada juga koran yang tunjukkin foto Pak Jokowi lagi merenung bengong di pinggir Pintu Air Manggarai lihatin sofa, kulkas, kasur. Saya sudah tidak mau lagi kerjasama dengan swasta, putuskan kontrak saja dan kami beli alat berat, ditaruh di sana. Kami kerjakan sendiri. Sekarang lihat, hampir seluruh sungai utama di Jakarta, enggak ada sampahnya tuh," pungkas Basuki sesumbar.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Megapolitan
Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Megapolitan
Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Megapolitan
Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Megapolitan
Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Megapolitan
Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program 'Bebenah Kampung'

Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program "Bebenah Kampung"

Megapolitan
Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Megapolitan
Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Megapolitan
Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Megapolitan
Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi 'Online' di Kembangan untuk Bayar Pinjol

2 Pria Rampok Taksi "Online" di Kembangan untuk Bayar Pinjol

Megapolitan
Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Megapolitan
Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com