Ike mengatakan, pada awalnya, Risma tidak terlalu mengkhawatirkan teror yang diterima. Ketika itu, teror yang didapat baru penusukan ban mobil hingga kempes dan juga pelemparan telur ke kaca mobil. Ike mengatakan, Risma belum khawatir karena teror tersebut hanya menyerang kendaraannya saja.
Akan tetapi, Risma mulai takut ketika teror semakin berbahaya. Tepatnya, ketika pelaku teror tersebut menyiram air keras di kap mobil Honda Freed milik keluarganya. Ike mengatakan, setelah kejadian itu, keluarga Apip langsung memasang tiga buah closed circuit television (CCTV) di halaman rumahnya. Hal itu untuk memantau aktivitas yang ada di depan rumah.
"Setelah itu, dia langsung pasang CCTV," ujar Ike.
Sebelumnya, Apip menemukan benda mencurigakan di depan rumahnya, Minggu (6/7/2015) malam. Benda tersebut dicurigai sebagai bom karena dilengkapi detonator dan diletakkan di depan pagar rumah. Akan tetapi, rangkaian detonator tersebut ternyata hanya berisi styrofoam dan tidak memiliki daya ledak.
Selain itu, Apip juga pernah menerima teror-teror lain. Pada Minggu (28/6/2015), Apip mendapati mobilnya dalam keadaan kempes dengan bekas tusukan ketika dia ingin memasukkan mobil ke garasi rumah. Selain itu, bekas pecahan telur juga terlihat di mobil Apip.
Pada teror pertama itu, Apip belum melapor kepada polisi maupun ketua RW. Keesokan harinya, dia pun membersihkan bekas lemparan telur serta mengganti bannya yang bocor. Setelah itu, barulah dia melapor kepada ketua RW. Setelah Apip pulang melapor, dia melihat kap mobilnya sudah meleleh terkena siraman air keras.